Share

Tetangga Julid

"Mbak, bangun! Ya, malah tidur pules," ucap Satriya sambil menyentuh pundakku.

Aku paksakan mata ini terbuka, hingga kembali kututup saat sinar lampu menyilaukan.

"Kamu baru dateng, Sat?" tanyaku.

"Baru aja, Mbak. Dimakan gih, habis itu salat. Aku juga membelikkanmu perlengkapan mandi." Satriya menunjukkan dua kantung plastik di atas nakas, di sebelahku.

Kalau Satriya baru saja datang, lalu siapa yang mencium pipi kiriku? Apa aku hanya bermimpi? Tapi kenapa seperti nyata?

Aku bertanya dengan diriku sendiri. Aku yakin itu sebuah kecupan. Apa jangan-jangan Satriya sempat ke sini lalu menciumku? Astaga, kenapa pikiranku jadi ke mana-mana begini?

"Mbak!" Satriya menepuk pundakku hingga aku terkejut. "Ngalamun muluk!" ucapnya kesal.

"Ayo, makan."

Aku mengangguk lalu makan bersama Satriya.

***

Aku kembali bekerja setelah libur selama tiga hari. Saat aku di kantor Satriya selalu datang untuk menjaga Aluna. Lelaki itu memang bisa diandalkan.

Satriya memang tulus menyayangi Aluna terl
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status