Share

Langkah Baru 2

Mentari menyapa, hangat sinarnya tak mampu mengalahkan rasa dingin yang sedari tadi terasa. Maklum saja ini di pedesaan, ditambah semalam hujan deras. Tepat setelah Mas Tara meninggalkan rumah ini. Aku yakin dia pasti berhenti di suatu tempat karena hujan disertai angin tiba-tiba datang menyapa.

"Melamun wae to, Lin."

Ibu datang membawakan secangkir teh dan pisang goreng.

"Dimakan dulu mumpung masih anget." Ibu menjatuhkan bobot tepat di sampingku.

Kami terdiam, sama-sama menatap lurus ke depan. Aku tahu ada sesuatu yang hendak ia tanyakan tapi bingung harus memulai dari mana.

Cangkir yang masih mengeluarkan kepulan itu melambai,memintaku segera menikmati aroma teh melati yang dipadukan dengan gula batu.

Aku mengambil cangkir bening itu, meniup lalu menyeruputnya perlahan.

"Apa yang ingin ibu bicarakan?" ucapku memecah keheningan yang sedari tadi tercipta.

"Kamu yakin akan bercerai dengan Tara?" Ibu masih menatap lurus ke depan. Beliau seolah menatap masa depan yang abstrak saa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Supriatno
"ibu menjatuhkan bobot..." artinya apa ya? banyak penulis suka menulis bobot kalau bahasa indonesia artinya berat atau mungkin maksudnya bokong ya (maaf kasar heheee)
goodnovel comment avatar
Isabella
huuuuu Tara pede amat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status