Jam istirahat pertama akhirnya telah tiba, bel telah dibunyikan dengan nyaring oleh salah satu guru SMK Angkasa. Para murid menyambut dengan antusias saat mendengar bel tersebut. Di kelas sebelas akuntansi tiga, Kiesha dan sahabat-sahabatnya membentuk sebuah lingkaran besar, dan memakan bekal mereka bersama.
Kepala sekolah SMK Angkasa, mewajibkan para muridnya untuk membawa bekal dari rumah. Karena di sekolah ini tidak difasilitasi kantin yang besar, dan banyak pilihan jajanan untuk para muridnya. Selain itu, SMK Angkasa juga menerapkan sistem mengurangi penggunaan sampah plastik.
Sehingga para murid dan para guru diwajibkan untuk membawa bekal sendiri dari rumah, tempat makan dan botol minum masing-masing. Lingkungan sekolah SMK Angkasa tampak selalu bersih, bebas dari sampah, dan banyak pepohonan hijau yang tertanam di pinggir-pinggirnya.
Kembali lagi kepada Kiesha dan sahabat-sahabatnya, mereka saat ini sedang menghabiskan makanan sembari berbincang-bincang santai. Mereka saling bertukar bekal dan mencicipi bekal satu sama lain. Hal itulah yang membuat persahabatan mereka semakin hari semakin erat.
"Gile, ini ayam goreng masakan Nyokap lo, Jen? Enak banget," puji Clay.
Jenifer tersenyum bangga, kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya dong, enak 'kan?"
"Enak banget," jawab Clay cepat.
Beruntung sekali jika kita bisa menjalin hubungan persahabatan seperti Kiesha dan sahabat-sahabatnya. Beberapa minggu lagi, persahabatan mereka akan genap terjalin selama satu tahun. Selama menjalin hubungan persahabatan, mereka menjalaninya tidak dengan mulus-mulus saja.
Pasti masalah akan selalu ada dalam sebuah hubungan, baik hubungan persahabatan, hubungan kekeluargaan, ataupun hubungan sepasang kekasih. Anggap saja masalah itu sebagai angin badai, datang untuk menguji apakah kita kuat menghadapinya atau tidak.
"Gaes, gue seneng deh bisa punya sahabat kayak kalian. Ya, walau kadang kalian nyebelin sih, tapi gue tetep sayang. Janji ya sama gue jangan pernah ninggalin gue?" Saskia menatap ketujuh sahabatnya bergantian.
Callista menampilkan raut wajah terharunya. "Aaaa! Gue terharu deh, gue janji bakalan merubah sikap gue supaya gak nyebelin lagi," ucap Callista.
"Gue juga, janji deh gak akan nyebelin. Tapi semoga aja inget ya, hehe ..." sambung Ratu, diakhiri dengan cengiran khasnya.
Salah satu hal yang bisa semakin memperkuat hubungan persahabatan adalah merubah sikap. Jika kita memiliki sikap yang membuat sahabat-sahabat kita merasa jengkel, seharusnya sikap jelek tersebut disingkirkan. Agar tidak terjadi perpecahan dalam hubungan persahabatan.
Persahabatan itu, bagaikan keluarga kedua. Tanpa sahabat, kita tak akan bisa melakukan sesuatu dengan sendirian. Karena pada dasarnya kita diciptakan untuk hidup berdampingan dengan orang lain, atau dengan kata lain kita ini adalah makhluk sosial.
Setelah ucapan Ratu, tidak ada lagi yang membuka suara. Mereka fokus menghabiskan makanan masing-masing, tapi aktivitas mereka harus terhenti saat mendengar sebuah pengumuman yang memerintahkan murid kelas sebelas akuntansi tiga dan murid kelas sebelas teater satu untuk berkumpul ke lapangan.
Kening Rassya berkerut saat mendengar pengumuman itu. "Ada apa, ya? Kita gak melakukan kesalahan apa-apa 'kan?" tanya Rassya memastikan.
Rey mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu. "Entah, perasaan sih enggak. Tapi coba aja kita kumpul dulu, siapa tahu emang ada pengumuman penting," jawab Rey, wajahnya juga tampak bingung.
Agar tidak penasaran lagi, Kiesha dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk segera berkumpul ke lapangan saja, sesuai dengan perintah Pak Iwan melalui speaker tadi. Ada rasa sedikit panik saat diperintahkan untuk berkumpul ke lapangan. Tapi, untuk apa panik? Karena mereka tak berbuat kesalahan apapun.
Sesampainya di lapangan, dapat mereka lihat sudah ada anak-anak dari jurusan teater sudah berkumpul di sana. Ada juga Pak Iwan, Bu Natalie, Pak Gino, dan Bu Sabrina sudah berbaris dengan rapi. Wajah keempat guru tersebut menampilkan raut keseriusan.
Para murid dari dua jurusan yang berbeda itu sudah berbaris dengan rapi. Suasana di lapangan tersebut hening, murid-murid bersiap untuk mendengar pengumuman yang akan disampaikan oleh Pak Iwan. Sebuah mick sudah berada tepat di hadapan bibir Pak Iwan.
"Selamat pagi menjelang siang anak-anak," sapa Pak Iwan.
"Siang Pak," jawab murid-murid serempak.
"Hari ini Bapak akan menyampaikan satu pengumuman sama kalian, setelah rapat yang kami lakukan tadi pagi. Para guru memutuskan untuk mengadakan kegiatan LDK. Khusus untuk kelas sebelas dari jurusan teater satu dan akuntansi tiga. Karena kalian sudah selesai melaksanakan kegiatan PKL sejak satu bulan yang lalu," jelas Pak Iwan panjang lebar.
Yesaya menatap Kiesha dan sahabat-sahabatnya tajam, tanpa sepengetahuan mereka. Tak terima jika harus melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan bersama kelompok musuh bebuyutannya itu. Hendak menolak, tapi tak bisa. Yesaya hanya bisa memendam kekesalannya saja.
Para guru memutuskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, karena ingin semua siswa mereka dari berbagai jurusan dapat hidup rukun, dan tidak ada lagi keributan yang terjadi seperti sebelum-sebelumnya. Selain itu, kegiatan LDK juga bisa membuat anak didik mereka menjadi lebih kompak lagi.
Rassya mengangkat tangannya. "Pak, saya gak mau kalau kegiatan LDK kelas saya, harus dibarengi sama kelas lain, apa lagi dari jurusan yang suka sirik sama jurusan saya," protes Rassya.
"Gak bisa! Ini sudah keputusan para guru, dan tidak bisa diganggu gugat!" tegas Bu Sabrina.
"Udahlah, Sya. Kita ikutin aja perintah guru-guru," nasihat Kiesha.
Raut wajah Rassya tampak masam, emosinya selalu saja memuncak ketika melihat Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Tapi, Rassya selalu berusaha agar emosinya tidak mudah pecah. Agar keributan tidak selalu terjadi.
"LDK akan dilaksanakan besok lusa, persiapkan barang-barang yang seperlunya harus dibawa. Kalian lusa kumpul di sekolah pukul enam pagi, sekian dan terima kasih," jelas Pak Gino.
Lalu, para guru meninggalkan area lapangan sekolah. Beberapa orang murid dari jurusan akuntansi satu dan teater tiga pun sudah kembali ke kelas. Tersisalah Saskia dan ketiga sahabat perempuannya, juga Kiara dan ketiga sahabat perempuannya. Saskia dan Kiara berdiri saling berhadapan, keduanya sama-sama melayangkan tatapan tajam.
Saskia melipat kedua tangannya di depan dada. "Lo, sama sahabat-sahabat lo emang pembawa keributan," ketus Saskia.
"Kita kayak gini, karena ada alasannya!" bentak Gaby.
Jenifer menaikkan sebelah alisnya. "Apa alasannya?" tanya Jenifer penuh dengan rasa penasaran.
Hampir saja Gaby mengucapkan satu rahasia yang dimilikinya bersama sahabat-sahabatnya. Kalau tidak, mungkin rahasia itu akan terungkap saat ini juga. Kalau semuanya sudah terbongkar, nama baik dirinya juga sahabat-sahabatnya bisa semakin jelek di mata para guru.
"Tuh kan, gak bisa jawab. Udahlah gak usah banyak bohong. Emang pada dasarnya iblis ya udah," ucap Ratu dengan santainya.
Suasana diantara para cewek sudah terasa semakin panas, hawa emosi dengan mudahnya tersulut. Tapi sebisa mungkin mereka menahan emosi tersebut, agar tidak terjadi aksi saling menjambak rambut.
"Dahlah, lama-lama gue males di sini. Yuk ke kelas," ajak Alika dan dibalas anggukan kepala oleh ketiga sahabatnya.
Hai gaes, apa kabar?
Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya
Ambil sisi positifnya dari cerita ini 💝
Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian🧡
Supaya ramai ❤
See you next part 💜
Salam literasi 💙
Kabar duka datang menyelimuti SMK ke kediaman orang tua Kiesha. Para guru mengikuti prosesi pemakaman Kiesha, suasana pemakaman terasa haru, Ira beberapa kali pingsan dan berteriak histeris. Membuat orang-orang sekitar merasa tidak tega melihatnya.Kiesha, sosok yang dikenal sebagai anak baik. Banyak orang yang merasa kehilangan Kiesha, kenapa umur Kiesha harus pendek seperti ini. Padahal, seharusnya remaja seusia Kiesha masih butuh masa depan yang panjang untuk meraih cita-cita mereka kelak.Pemakaman Kiesha telah selesai, kini geng Stranger bersama geng Alastar berkumpul di sebuah cafe. Suasana sedih masih mereka rasakan, sosok yang biasanya selalu ada untuk menengahi keributan, sosok yang selalu membuat suasana cerita. Ke depannya tidak akan mereka lihat lagi, berat rasanya kehilangan orang yang disayangi."Cepet banget ya, Kiesha pergi. Padahal gue masih butuh dia," ucap Ratu dengan intonasi bicara
Di kelas sebelas akuntansi tiga, sedang dilaksanakan ulangan harian matematika. Rumus-rumus tercoret di buku tulis masing-masing siswa, di papan tulis juga berjejeran angka demi angka yang telah ditulis oleh Bu Vani, guru matematika kelas sebelas akuntansi di SMK Angkasa.Ulangan harian di bagi menjadi dua sesi, tadi sesi pertama sudah selesai dilaksanakan. Dan sekarang giliran murid-murid yang mendapat bagian sesi kedua. Ada beberapa siswa yang belum mengerjakan soal sama sekali, padahal waktu tersisa kira-kira lima belas menit lagi. Seperti halnya Gema Valeron, lelaki bertubuh gemuk itu belum mengisi soal ulangan dari nomor satu sampai lima.Berkali-kali Gema menggaruk kepalanya yang tak gatal karena pusing mengingat rumus-rumus matematika. Tapi hasilnya nihil, tidak ada satupun rumus matematika yang diingatnya karena dirinya jarang sekali belajar. Gema belajar ketika hanya hendak ulangan saja, jika tidak ulangan? Gema membantu Ibunya yang berjualan. 
Murid-murid SMK Angkasa sudah kembali bersekolah seperti biasa di hari Senin ini. Lapangan sudah dipenuhi oleh para murid sejak pukul setengah tujuh pagi, karena hari ini mereka harus kembali melaksanakan kewajiban mereka, yaitu upacara bendera. Para murid mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas mulai berbaris membentuk barisan perkelas yang rapih.Upacara dilaksanakan selama kurang lebih satu jam pelajaran, yaitu empat puluh lima menit. Setelah upacara selesai dilaksanakan, para murid kembali dibubarkan dan diberi ijin untuk masuk ke kelas masing-masing. Karena hari ini guru akan melaksanakan rapat terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai, maka para murid diberi kebebasan.Ada yang berdiam di kelas, ada juga yang ke kantin dan menongkrong bersama teman segengnya. Seperti Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Saat ini mereka sedang berada di kantin, menunggu kedatangan seorang lelaki dan seorang perempuan yang sudah janjian dengan mereka
Hari ini adalah hari Minggu, waktunya bagi para anak sekolah sekaligus pekerja untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, yaitu beristirahat. Sama halnya seperti seorang gadis berusia enam belas tahun yang sampai pukul sembilan pagi ini tidak kunjung bangun dari tidur nyenyaknya, kedua matanya masih tertutup dengan rapat. Dan tubuhnya terbungkus dengan selimut berwarna merah muda bergambar hello kitty.Ini adalah kebiasaan Jenifer, setiap malam minggu gadis tersebut memanfaatkan waktunya untuk menonton sinetron kesayangannya yang saat ini sedang tayang di televisi. Karena sudah kurang lebih satu minggu, gadis itu tak sempat menonton sinetron kesukaannya itu. Entah karena terhalang karena ada masalah, atau karena ketiduran.Sayangnya, saat sedang tidur dengan nyenyak. Terdengar suara teriakan dari arah bawah, juga kedengaran di indera pendengarannya suara lemparan dari barang-barang berbahan kaca. Jenifer membuka kedua matanya cepat, lalu terduduk di atas kasu
Arena lokasi balapan antara Rey dan Yesaya sudah dipenuhi oleh banyak penonton. Dari laki-laki, sampai perempuan memeriahkan acara balapan tersebut. Teriakan-teriakan dari penonton terdengar begitu ramai, membuat kedua orang yang mendapat banyak dukungan itu menjadi lebih semangat ketika hendak melaksanakan balapan.Sahabat-sahabat Rey dan Yesaya sudah berkumpul di arena, mereka sengaja mengumpulkan banyak orang untuk memeriahkan aksi balapan liar tersebut. Hari sudah sangat larut, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tepat. Itu tandanya, balapan akan segera dimulai.Ini adalah kali pertama bagi para cewek dari geng Alastar dan geng Stranger menyaksikan aksi balapan liar malam-malam seperti ini. Karena aura balapan kali ini terasa berbeda. Hawanya terasa lebih panas, dua geng yang sudah bermusuhan sejak lama itu memiliki emosi yang membara.Seorang gadis berusia kira-kira sembilan belas tahun sudah berdiri di tengah-tengah motor ninja Rey
Sejak tadi siang, Saskia belum juga keluar dari kamarnya. Setelah pulang dari rumah sakit, gadis berusia tujuh belas tahun tersebut langsung memasukki kamarnya dan sampai pukul tujuh malam ini, belum juga keluar kamar. Hal itu membuat Widi merasa khawatir, apa lagi pintu kamar Saskia dikunci.Mungkin sudah selama kurang lebih setengah jam Widi tidak kunjung pergi dari tempatnya berdiri saat ini. Berulang-ulang Widi mengetuk pintu kamar Saskia, mengajak anak gadis semata wayangnya untuk melaksanakan makan malam. Tapi, berulang kali pula Saskia menolak ajakan Widi.Tidak ada selera makan sama sekali dalam diri Saskia. Sama seperti Rey, semenjak tahu bahwa Kiesha kecelakaan dan mengalami koma. Sifat Saskia benar-benar berubah, Saskia berubah menjadi gadis pendiam, jarang makan dan sering melamun.Kedengaran suara bel rumah yang menjadi tempat tinggalnya itu berbunyi, dengan terpaksa Widi harus melihat siapa orang yang bertamu ke rumahnya itu. Widi