Share

Part 4

Author: Sriayu23
last update Last Updated: 2022-06-15 18:51:37

"Tenang, Mbak. Jangan ngamuk sekarang. Lebih baik kita pulang, dan persiapkan kado terindah untuk pernikahan mereka," lirih Aish.

"Ayok, kita keluar dari sini. Mbak butuh waktu menenangkan diri." Aish menarikku menuju kasir, dan mengajakku pergi.

"Ah! tega sekali Mas Wisnu menghianatiku. Apa kurangku selama ini, hah? tega sekali kamu, Mas!" teriakku.

Aish sengaja mengajakku ke sebuah taman. Dia bilang, aku bebas mengekspresikan segala rasa sakit yang ada di hati pada tempat ini. Taman ini cukup luas, dengan pepohonan yang rindang. Cukup memberi ketenangan kepadaku. Untung saja, suasana tidak terlalu ramai, sehingga bebas berteriak. Meskipun, sesekali, ada beberapa orang yang menatap heran. Mungkin, dia pikir aku gila.

"Udah ngamuknya, Mbak?" tanya Aish enteng sambil duduk minum es teh.

"Ih, Aish, kamu kenapa tenang banget sih? harusnya ikut kesel dong. Mbakmu ini dikhianati, bahkan mau dipoligami. Edan, kamu malah setenang itu."

"Hahaha, terus aku harus apa, Mbak? ngamuk-ngamuk di sini, atau di depan Mas Wisnu? apa itu akan merubah keadaan?"

"Ya sudah, lebih baik, aku temui mereka. Kemudian, mencekik dua manusia pengkhianat itu," ucapku geram.

"Silahkan, setelah itu, Mbak akan dipenjara. Ditambah lagi, Allah akan membenci dan melaknat Mbak. Belum tentu juga mereka mati.  Yang ada, mereka malah hidup bahagia, sedangkan Mbak merana," jawab Aish sambil menyunggingkan senyum.

"Terus, Mbak harus apa?" 

Aku duduk di samping Aish. Hati ini sangat hancur. Separuh hidupku seakan pergi. Rasanya seperti hidup tapi mati.

"Harus bermain cantik."

"Maksudnya?"

"Buat mereka kapok dan jera, tentu dengan cara-cara gila tapi tidak di luar batas."

"Gimana caranya?" 

"Kita gagalkan saja pernikahan mereka."

"Tidak bisa." Suara bariton tiba-tiba mengagetkan kami.

"Pak Arka, kenapa ada di sini?"

"Dek Aish, yang menyuruhku datang ke sini, dan meminta bantuan."

Aku tatap Aish meminta jawaban. Kenapa dia suka sekali melibatkan Arka dalam masalah pribadiku. Apalagi, dia hanya orang asing. Aku masih tidak percaya.

"Iya Mbak, Aish nyuruh Mas Arka ke sini, takutnya Mbak nekat bunuh diri. Ngeri dong, Aish sendirian nenangin Mbak."

Sontoloyo, Adikku ini memang minus akhl*q. Bisa-bisanya menyangka aku akan bunuh diri. Padahal, anti bagiku melakukan jalan pintas yang dimurkai pencipta. Seberat apapun hidup, harus dihadapi.  Kesempatan tinggal di dunia hanya sekali, jadi jangan diakhiri karena alasan konyol.

"Apa maksudnya tidak bisa? aku yakin, jika datang kesana di waktu yang tepat, pernikahan mereka akan gagal."

"Info yang baru aku tahu, ternyata Aida dan Wijaya sudah menikah beberapa bulan lalu secara siri.  Besok, hanya akan melangsungkan resepsi."

Kaki lemas, badan seakan tidak bertulang. Fakta baru ini, cukup dahsyat mengguncang jiwaku.

"Apa? Mas Wisnu benar-benar edan." Aish menggelengkan kepala dengan raut murka.

"Tenang, kita bisa buat rencana untuk mengacaukan pernikahan mereka."

"Aish setuju, kita susun rencana secantik mungkin. Kehadiran Mas Arka dipihak kita, akan lebih memudahkan rencana ini."

Aish dan Arka saling melempar senyum. Sedangkan aku, tidak tahu harus berbuat apa. Mungkin, lebih baik mengikuti ide gila mereka. Aku percaya, apapun rencananya, pasti menguntungkan diriku.

******

Mentari menyambut resepsi pernikahan Mas Wisnu dengan ceria. Tidak ada tanda-tanda hujan akan datang. Namun, hujan buatan akan aku ciptakan. Anggap saja, lambang air mataku yang menangisi mereka. 

Arka sudah siap dengan mobil pemadam kebakaran yang telah disewa.Ada sekitar  dua unit mobil pemadam kebakaran sudah siap dikerahkan. Beruntung, Arka punya orang dalam di bagian petugas pemadam. Dia mau membantu kami, setelah aktingku yang sangat menyakinkan sebagai istri yang teraniaya. 

Aish, sudah siap di parkiran dengan pasukan preman yang kami sewa. Sekitar sepuluh orang preman, siap mengobrak-abrik acara hari ini.

Sedangkan aku, sudah ada di dalam kotak besar, yang dihias seperti kado pernikahan. Pihak Wedding organizer Kusumadewi akan memberitahukan bahwa kotak ini, merupakan hadiah dari orang yang tidak di kenal. Kemudian, akan di buka di panggung oleh pembawa acara yang sudah kami briefing.

Dari semalam, semuanya sudah dipersiapkan sebaik mungkin. Mas Wisnu dan Aida tidak akan melupakan momen ini dalam hidupnya.

"Mbak Elina, siap-siap, kotak besar beserta Anda di dalamnya, akan di bawa ke tempat resepsi." 

"Baik," jawabku melalui panggilan W******p.

"Nah ini dia, hadiah spesial dari seseorang di resepsi pernikahan Aa Wijaya dan teh Aida."

Suara tepuk tangan terdengar sangat meriah. Sayang, aku tidak bisa melihat ekspresi heran bercampur penasaran pada wajah Mas Wisnu dan Aida.

"Oke, silahkan, kedua mempelai pengantin untuk membuka pita kado ini. Yuh, kita panggil pengantinnya biar naik ke panggung. Ayok kita panggil."

"Pengantin ... sini dong ...."

"Pengantin ... sini dong ...," riuh para tamu undangan.

"Baik tamu undangan sekalian, pengantin kita, sudah ada di panggung. Mari kita hitung mundur, sebelum mereka membuka kadonya. Ayok bareng-bareng."

"Tiga."

"Dua."

"Satu. Silahkan dibuka!"

Brugh!

Saat pita ditarik, keempat sisi kotak tersebut terbuka. Bagian atas berupa kain langsung jatuh ke bawah menutupiku.

"Happy wedding, Mas Wisnu Hardana Wijaya dan Aida Anandita," ucapku sambil menampakan diri di depan mereka.

Mas Wisnu menggunakan jas putih yang sangat elegan. Aida mengenakan gaun putih dengan Payet mewah dan cantik. Rambutnya di sanggul, diberi mahkota yang menambah kecantikannya. 

Saat melihatku, tidak ada ekspresi bahagia seperti semula. Mereka hanya mematung. Bunga di tangan Aida terjatuh begitu saja. Bahkan,  Wajah Mas Wisnu mendadak pucat seperti mayat.

"Ko, bengong? oh iya, aku harus kenalan dulu. sore para tamu undangan, perkenalkan saya Elina Ayu karisma. Istri pertama dari Wisnu hardana Wijaya. Sekaligus sahabat Aida Annadita. Mereka berdua sudah mengkhianati saya. Menikah diam-diam, dan tanpa rasa malu, malah mengadakan resepsi pernikahan."

Bulir bening mengalir begitu saja. Aku hapus dengan kasar. Mereka harus lihat, bahwa aku kuat.

Sosok ibu mertua, ikut menatapku di kursi pelaminan. Ternyata Mas Wisnu dan Ibunya sudah sekongkol membohongiku. Entah setan mana yang merasuki mereka, sampai tega menghancurkan hati ini.

"Ih, Aida ternyata pelakor, gak nyangka," ujar tamu undangan.

"Gila, cantik-cantik jadi perebut suami orang."

"Mas tolong hentikan semua ini, aku malu," rengek Aida.

"Masih punya urat malu?"  tanyaku mengejek.

Mas Wisnu hanya membisu. Sorot matanya memancarkan kesedihan. Ah, dia masih bisa berakting seperti itu. Aku tidak akan luluh.

"Elina, tolong ikhlaskan pernikahanku dengan Mas Wisnu. Ini takdir, Elin," dalih Aida.

"Hahaha, kamu sudah tidak waras. Tenang, aku tidak akan lama di sini. Tidak Sudi melihat kalian. Silahkan saksikan pertunjukan yang sudah aku persiapkan sebagai kado pernikahan spesial dariku."

"Apa maksud kamu, Elin?" Aku hanya tersenyum jahat melihat wajah cemas Aida.

"Sekarang," intruksiku.

Aish langsung datang bersama gerombolan preman. Disusul tim pemadam membawa selang hydrant. Semua mata menatap tanpa berkedip. Pertunjukan spesial, akan dimulai.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Lismy Hayati Dicky
Kereennn... lanjut thor
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
hahahahaha kreeeennnnssss
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Tamat

    POV AishApa kira-kira tugas terkahir Jex sebagai mafia? sepanjang perjalanan Jakarta - Bandung aku terus berpikir keras. "Sayang, apa sebenernya yang harus diselesaikan? kamu tidak berniat membunuh seseorang 'kan?""Tidak, istriku. Ada wasiat dari Ayah. Setelah itu, hidupku akan bebas.""Apa?""Nanti aku beritahu, lebih baik kamu tidur. Kamu pasti lelah.""Baiklah."Jex bukan orang yang bisa dipaksa untuk bicara. Maka aku ikuti saja keinginannya. Yang terpenting, dia sudah tidak terobsesi lagi oleh dendam. Aku hanya ingin kami bisa hidup bahagia tanpa di bayang-bayangi kecemasan. Ternyata hidup menjadi bagian dari seorang mafia sangat tidak nyaman. Meskipun uang berserakan di mana-mana. ****Satu bulan berlalu, Perlahan Jex menyelesaikan tugas terakhirnya. Dia menyerahkan semua saham perusahaan Sagar Buana pada Denis. Dengan rasa tak percaya, Denis mau menerimanya. Jex hanya akan mengambil sedikit harta untuk membeli tanah dan modal untuk memulai hidup baru di desa emak dan bapakku

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 61

    POV JexMataku membeliak kaget. Kamar berantakan. Baju-baju Aish sudah berkurang dari lemari. Aku pikir dia hanya marah biasa. Ternyata, Aish nekat pergi dari rumah ini. Hampir 5 jam aku melupakannya setelah pertengkaran yang terjadi di antara kami. Aku terlalu sibuk dengan dunia kesedihanku. Sampai tidak sadar Aish meninggalkanku."Ke mana istriku pergi?" tanyaku penuh amarah kepada penjaga."Ta-tadi nyonya naik taksi online sambil membawa koper, Tuan. Saya pikir sudah izin sama Tuan.""Bodoh!"Bugh. Aku pukuli para penjaga satu persatu. Dasar manusia berotot yang tidak bisa diandalkan. Mana mungkin aku membiarkan Aish keluar sendirian tanpa penjagaan anak buahku. Kenapa mereka begitu bodoh, sampai tidak bisa melarang kepergian istriku? Amarah aku luapakan secara brutal. Semua anak buahku menjadi pelampiasan emosi. Mereka semua babak belur. Darah mengucur di bagian bibir. Aku berubah seperti Jex yang dulu. Menjadi brutal dan ganas. Bagaikan singa hitam. Aku segera menuju rumah Mb

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 60

    POV Aish "Ayah!" teriak suamiku diiringi isak tangis.Persendian lemas. Aku tersungkur di lantai. Menunduk sambil mengeluarkan air mata. Tak sanggup memandang wajah ayah yang sudah penuh darah. Sedangkan suamiku terus meraung mengeluarkan kesedihan. Dia memeluk dan mencoba membangunkan ayahnya. Namun, semua itu percuma. Ayah sudah kembali ke alam keabadian. Dia meninggal karena memilih menyelamatkanku dan cucunya. Tak gentar menghadapi ajal. Pengorbanannya untukku dan Jex begitu luar biasa. Namamu akan tersimpan baik di hatiku ayah.Maafkan aku tak bisa menyelamatkanmu. Terima kasih telah mengorbankan nyawa demi aku. Kau bagai malaikat penolongku. Jujur, sesak di dada begitu menghimpit. Oksigen seakan tak mau masuk ke rongga paru-paruku. Rumah yang penuh canda tawa dan ketenangan ini, mendadak gelap. Seiring dengan kepergianmu. "Ayah ... maafkan aku. Ayah ... bangunlah, Arrgh!"Jex mencengkram pundak ayah. Menggoyangkan tubuhnya. Mengaggap ayah hanya sedang tertidur pulas. Suamiku

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 59

    POV AraavSialan. Pria tua seperti Sagara bisa memporak porandakan bisnisku dalam hitungan hari. Di tambah lagi kecerobohan Arka dan anak buahnya. Mereka memang tidak bisa diandalkan. Lengah meninggalkan jejak ketika membakar ruko. Arka juga dituduh melakukan penculikan karena bertingkah gegabah. Aku sudah bilang, jangan bertindak sembarangan. Rusak sudah rencanaku. Jex dan Sagara bersekongkol menghancurkanku. Dia membuatku masuk penjara. Semua karena penghianatan manusia busuk seperti Arka. Dia dijebloskan terlebih dahulu ke penjara, dan sengaja menyeret namaku ikut dengannya. Dasar manusia sialan. "Aku sudah bilang, kau ini bodoh. Kau pintar bercuap-cuap, tapi selalu salah bertindak," hardik Gisel.Adik sialan yang merasa paling hebat. Beruntung aku berhutang pertolongan kepadanya. Kalau bukan karena dia aku masih mendekam di penjara. Ruangan yang mirip tempat pembuangan sampah. Mimpi buruk berada di sana. Hanya dalam hitungan hari saja, membuatku trauma. Aku bersumpah akan mengh

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 58

    POV Tuan Sagara"Tu-tuan, jangan emosi dong. 'Kan bukan aku yang seperti iblis."Perempuan bodoh kesayangan Jex ketakutan. Dia tak setangguh yang aku pikir. Awalnya, aku mengira dia perempuan tangguh, karena berani melawanku pada waktu itu. Namun, tetap saja seorang perempuan sesuai kodratnya. Hatinya lembut. Lebih tepatnya dinamakan lemah."Jangan cengeng. Baru seperti itu saja ketakutan. Kamu sedang mendengar aku bercerita, bukan menonton arena gulat.""Hihihi, Tuan tetep serem walaupun sedang curhat."Anak ingusan ini malah mengejekku. Kalau bukan istri dari putra angkatku, sudah aku tampar dia. Tak sopan bersikap demikian di hadapanku. Berani meledek mafia paling hebat se-Asia. Sebenernya, dia orang kedua. Maria sudah terlebih dahulu bersikap konyol begitu ketika bersamaku. "Cepat bereskan dapur ini. Jangan sampai ada debu sedikit pun. Kau terlalu lancang menyuruhku banyak bicara.""Maaf, Tuan. Aku tidak menyuruh. Hanya saja, Tuan yang bercerita duluan. Tapi, tak apa. Sebagai me

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 57

    "Buburnya sudah siap, Ayah.""Hahaha, aku suka panggilan itu, Lion.""Ternyata kau membawa pujaan hatimu, hahaha. Kita tidak sedarah, tapi tingkahmu mirip denganku," sambungnya ketika menyadari kehadiranku.Sungguh aneh. Tuan Sagara yang ada di hadapanku saat ini, sangat berbeda dengan sosok Tuan Sagara saat kami pertama berjumpa. Dia kelihatan seperti orang tua pada umumnya. Dengan rambut yang beruban, dan kesehatan yang mulai memburuk. Apa memang begini kehidupan seorang mafia? mereka bisa menyesuaikan diri dengan sesuka hati. Tergantung tempat dan kepentingan. "Aish sudah membuat bubur. Silakan di makan, Ayah. Setelah itu, minumlah obat.""Berikan buburnya, jika tidak enak, istri cantikmu ini tak akan selamat, hahaha.""Ih, serem, Jex," bisikku panik. Baru saja pria tua ini aku puji, karena bersikap normal. Sekarang dia malah berani mengancamku. Padahal aku tidak melakukan kesalahan ."Tak usah takut, hanya bercanda.""Bercanda dari Hongkong. Orang mukanya serem gitu," bisikku kes

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status