Share

15. Menemui Aliya

Diaz mengatupkan rahang. Dia paham jika aku sudah menggunakan kata lo-gue, berarti aku sedang marah dan tidak ingin dibantah.

Aku terdiam. Hingga sampai di rumah Aliya, Diaz masih mengunci mulut. Dia juga langsung masuk ke rumahnya yang berada tepat di samping rumah Aliya tanpa bicara padaku. Dan aku tidak peduli.

Kaki ini melangkah menuju kediaman Aliya. Ibu Alya atau terperanjat melihat kehadiranku. Namun, wanita seusia Mama itu langsung melempar senyum manis untuk menyambut. Dia juga langsung memanggil Aliya ketika kutanyakan keberadaan gadis itu.

Aliya keluar dari kamar dengan mata yang sembap. Aku yakin gadis itu habis menangis lama.

"Kenapa datang ke sini? Bukankah ini malam pertamamu?" tegur Aliya dengan suara serak khas seorang yang habis menangis.

"Kamu menangisi pernikahanku dengan Nafia, Al?" Aku mengalihkan pertanyaan.

Gadis itu terkekeh sumbang. "Jujur ... tadinya aku pikir, aku akan kuat memberikan ucapan selamat untukmu. Ternyata aku keliru." Aliya tersenyum getir. "Te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status