Share

20. Disentuh Tanpa Cinta

Aku belum selesai mandinya," ujarnya mengusir.

Aku sendiri mengangguk cepat. Malu juga karena sudah melihat tubuh Arzen. Aku bergerak cepat keluar. Begitu di luar, aku menghembus napas.

Sudut bibirku berkedut. Inilah sisi lain dari Arzen. Kini aku berinisiatif memilihkan baju kerjanya.

Ketika aku tengah memilah-milah kemeja, Arzen sudah selesai mandi. Badannya terbalut kaos dalam putih dan bokser.

"Aku pilihkan kemeja ini." Kutunjukan kemeja polos berwarna hitam.

Arzen tidak menyahut. Dia hanya meraih kemeja itu dari tanganku. Memakainya tanpa suara. Begitu juga dengan celana jeans hitam yang kusodorkan.

"Aku sudah buatkan omelette buat sarapan kamu," ujarku saat Arzen sedang menyisir rambut.

Arzen berhenti sejenak. "Bekelin aja. Ntar aku makan di kedai." Setelah menyambar ponselnya, dia beranjak.

Aku mengikuti langkahnya. Arzen langsung menuju garasi. Aku sendiri tergesa mengambil sebuah kotak makan. Lalu mengisinya dengan telur dadar buatan.

Kutarik kaki ini agar gegas menemui Arzen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status