Share

19. Sisi Lain Dari Arzen

"Pakai bajumu!" Arzen menyudahi kerokan ini.

Aku menoleh. Lelaki itu bangkit dari ranjang. Sesaat mata kami bertemu pandang. Tampak jakunnya naik menatapku. Seolah tengah menelan sesuatu.

"Makasih udah mau ngerokin aku," ucapku tulus.

Arzen membuang muka. "Cepat pakai bajumu!" Setelah menyuruh dia melangkah cepat meninggalkan kamar.

Kukenakan kaos longgar ini. Lantas mataku tertuju pada minyak angin dan koin yang masih tergeletak di ranjang. Aku tersenyum.

Semoga ini awal dari segala kebaikan.

Kukembalikan dua buah benda tersebut ke wadahnya. Lalu duduk di ranjang lagi. Badan ini sudah lumayan ringan. Kubaca novel sambil menunggu Arzen masuk. Namun, sampai dua jam lamanya, lelaki itu tidak muncul juga. Akhirnya, kuputuskan terlelap tanpa menantinya.

Sampai aku terjaga di waktu subuh, bantal Arzen masih kosong. Tidur di mana dia? Badan ini sudah lumayan bugar. Tanpa membuang waktu, aku bersuci. Lalu menggelar ibadah pagi.

Usai melipat mukena, aku keluar kamar. Di bawah tangga berdiri D
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status