Share

58. Kemarahan Nafia

"Naf." Aku menyapa lirih.

Wanita itu menoleh. Begitu melihat wajahku, Nafia langsung buang muka.

"Naf, aku--"

"Pergi!" Dia memerintah dingin.

"Tapi, Naf, aku mau--"

"Aku mau kamu pergi, Zen!" titah Nafia tersedu lagi, "pergiiii!"

"Naaaf." AKu tubruk wanita yang lengannya masih terdapat selang infus itu. "Tolong maafkan aku," pintaku sambil menggenggam jemarinya.

"Lepas! Tolong jangan sentuh aku!" maki Nafia sambil meronta.

"Naf, aku tahu aku salah, tapi aku gak ada maksud menyakiti kamu," terangku terus menggenggam tangan mungil itu. "Aku gak tahu kalo kamu hamil."

"Kamu jahat, Zen!" Nafia berseru ketus. Panggilan Mas tidak lagi ia gunakan.

"Dasar pembunuh! Aku gak mau lihat wajah kamu. Aku benci kamu, Zen!" maki Nafia dengan pandangan jijik. Mungkin di matanya aku laksana hewan yang tidak berharga. "Aku bilang pergiiii!"

Kali ini Nafia menjerit histeris. Hal itu membuat seorang perawat dan sekuriti tergopoh-gopoh masuk.

"Tolong bawa dia pergi!" perintah Nafia pada satpam rumah saki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status