Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 16 Dibubarkan

Share

Bab 16 Dibubarkan

Author: Sarjana
Tanpa menunggu Ardika menjawab, daftar hadiah sudah mulai dibacakan.

"Wali Kota Banyuli, Ridwan Basuki, memberikan hadiah satu lukisan bersejarah ...."

"Kepala Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax dan keluarga lainnya memberikan hadiah uang tunai sebesar 10 miliar."

"Direktur Irwan, Direktur Calvin, Direktur Bella ...."

Ketika sampai di aula pesta, orang-orang yang sedang menunggu langsung terkejut.

Orang-orang dari pemerintahan dan dunia bisnis, bahkan ada orang-orang dari dunia kepolisian dan dunia bawah.

Semua orang besar di Kota Banyuli datang merayakan pesta ini serta memberikan hadiah yang mahal.

Herkules yang bertugas membacakan nama juga diam-diam menelan ludah. Meskipun Herkules sudah sering melihat banyak hal, dia juga tidak pernah melihat hadiah yang begitu mahal.

Ketika Tuan Besar Basagita mendengar daftar hadiah yang diberikan, matanya memancarkan kecemburuan, terutama si Wulan.

Kalau semua hadiah itu diberikan kepada Keluarga Basagita, mereka pasti akan sangat senang.

"Keluarga Susanto dari Asosiasi Bahan Bangunan, Tony Susanto, memberikan satu gelang emas senilai dua miliar."

Herkules yang membaca nama tiba-tiba berhenti. Setelah mengangkat kepalanya untuk melihat Tony yang sudah berwajah pucat, dia pun tersenyum dingin.

"Oh, bukankah ini Tuan Muda Tony yang membantu Nona Luna menagih utang kepadaku? Bagaimana kabarmu?"

Tony hanya bisa tersenyum getir. Awalnya, Keluarga Susanto juga menyiapkan hadiah untuk istri direktur utama, siapa sangka orang itu adalah Luna. Namun, karena perintah dari keluarga, Tony pun terpaksa memberikannya.

"Kak ... Kak Herkules, salah paham ...."

"Salah paham? Salah paham kepalamu!"

Herkules langsung mengangkat kakinya dan menendang Tony.

Tony langsung memeluk perutnya yang kesakitan. Dengan mata memerah, dia berkata dengan kesal, "Herkules, jangan kira dengan dukungan dari Grup Angkasa Sura, kamu bisa bersikap seenaknya."

"Jangan lupa, ayahku adalah Ketua Asosiasi Bahan Bangunan. Di Kota Banyuli ini, siapa yang berani melawannya?"

"Tony, kamu hebat sekali ...."

Saat ini, Ardika menatap ke arah Tony.

"Bukankah kamu menyiapkan satu cincin berlian untuk istriku? Kenapa jadi gelang emas?"

"Tuan ... Tuan Ardika ...."

Ekspresi Tony langsung berubah, dia juga buru-buru membungkuk.

Dia berani melawan Herkules, tapi bukan berarti dia juga berani melawan Ardika yang merupakan direktur utama dari Grup Angkasa Sura.

Semua orang menatap Tony dengan tatapan kasihan.

Beraninya dia menggoda istri direktur utama Grup Angkasa Sura? Cari mati!

Ardika langsung berkata, "Kamu bilang kalau aku bercerai dengan Luna, Henry baru akan memaafkanku?"

Henry segera berjalan maju, lalu berkata dengan sopan, "Tuan Ardika, Anda jangan berkata seperti itu. Saya nggak berhak memaafkan Anda."

Tidak sedikit orang yang ikut tertawa. Pada saat ini, Tony seperti seorang badut di mata semua orang.

Wajah Tony tampak merona dan juga pucat.

Sejak kecil, seorang tuan muda dari Keluarga Susanto selalu dihormati di mana pun. Sejak kapan dia pernah dihina seperti ini?

"Ardika, aku sudah mengalah, kamu jangan keterlaluan."

"Keterlaluan? Kamu berani menggoda istriku, tapi masih bisa berdiri dengan baik, kamu sudah harus bersyukur."

Tony pun menggertakkan giginya dan berkata dengan ekspresi kejam, "Ardika, aku memang nggak sanggup melawanmu! Tapi, Asosiasi Bahan Bangunan bisa melawan perusahaanmu. Sampai saat itu, kita semua akan menderita. Jangan harap kamu bisa hidup dengan tenang."

"Bagus sekali!" Ardika dibuat tertawa olehnya. Dia lalu menatap Henry dan berkata, "Kalau begitu, Asosiasi Bahan Bangunan Kota Banyuli nggak perlu ada lagi."

Apa?!

Tony mengira dirinya salah dengar.

Pada saat ini, Henry melambaikan tangannya dan berkata, "Tuan Ardika sudah berbicara, kenapa kalian diam saja?"

Seketika, beberapa orang berjalan keluar dari keramaian.

"Mulai hari ini, Toko Bahan Bangunan Ultra keluar dari Asosiasi Bahan Bangunan."

"Perusahaan Konstruksi Jumway mundur dari Asosiasi Bahan Bangunan."

"Grup Jaya Selalu mundur ...."

...

Satu per satu pernyataan ini membuat Tony kaget.

Duar!

Suasana langsung heboh kembali.

Hanya dengan satu perintah, 18 orang direktur Asosiasi Bahan Bangunan mengundurkan diri.

Tony tercengang di tempat. Di wajahnya, tidak ada lagi kesombongan seperti sebelumnya.

Tanpa Asosiasi Bahan Bangunan, pengaruh Keluarga Susanto di Kota Banyuli akan anjlok.

Tuan Muda Keluarga Susanto juga tidak ada artinya lagi.

Dalam waktu singkat, Ardika bisa merobohkan asosiasi besar yang sudah berdiri lama di Kota Banyuli. Dia benar-benar sangat menyeramkan.

Luna yang kaget pun melihat ke arah Ardika. Saat ini, Ardika tampak seperti raja yang menguasai semuanya dan membuat semua orang takut.

Desi pun berkata dengan gemetar, "Ardika, kamu benar-benar direktur utama Grup Angkasa Sura? Ibu nggak sedang bermimpi, 'kan?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Echa Cientana Agoes
sangat menarik
goodnovel comment avatar
Aris Gunawan
udah bayar kok blm dpt koin
goodnovel comment avatar
Peggy Peggy
baguss kok
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2852 Hukuman

    "Bam!"Darah spontan muncrat ke mana-mana.Jerfis mengeluarkan teriakan menyedihkan, dia merasakan kepalanya seperti sudah hampir meledak akibat benturan itu.Sosok bayangan tubuh dua orang pria ganas yang sudah hampir menerjang ke hadapan Rosa langsung berhenti, ekspresi tidak terima menghiasi wajah mereka.Namun, mereka tidak berani menyaksikan apakah Ardika akan membunuh Jerfis.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, melainkan hanya mencengkeram leher Jerfis sambil menatap Tiyur dengan ekspresi main-main.Bukankah wanita yang satu ini suka memainkan trik-trik kecil?Dia mau lihat trik apa lagi yang akan dimainkan oleh wanita itu selanjutnya.Perlahan-lahan cengkeraman Ardika pada leher Jerfis sudah kuat, Jerfis bahkan sudah tidak bisa mengeluarkan suara teriakan lagi, bola matanya juga sudah mulai berputar.Ekspresi Tiyur berubah lagi dan lagi, dia berkata dengan marah, "Minggir sana, jangan sentuh mereka lagi!"Dua orang pria ganas bersetelan jas itu melangkah mundur dengan eks

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2851 Rosa Pergi Duluan

    Melihat pemandangan itu, Jerfis tertawa terbahak-bahak dengan bangga. "Rosa, bukankah kamu bilang si Ardika ini lebih baik dibandingkan aku? Kalau begitu, kamu lihat saja sendiri dalam situasi seperti ini, apakah dia akan meninggalkanmu begitu saja demi dirinya sendiri.""Haha, aku paling suka melakukan hal yang menguji karakter manusia seperti ini!""Plak!"Ardika langsung melayangkan satu tamparan padanya. "Diam!"Kali ini, akibat tamparan keras dari Ardika, gigi geraham belakang Jerfis bahkan sudah copot, dia benar-benar nyaris tidak kelihatan seperti manusia lagi.Jufi berkata dengan marah, "Eh, Ardika, kalau kamu berani memukul Tuan Muda lagi, aku akan langsung menembak mati Rosa ....""Plak!"Tanpa menunggu anjing Jerfis itu selesai berbicara, Ardika kembali melayangkan satu tamparan pada Jerfis dengan punggung tangannya hingga membuat gigi geraham belakang sisi lain pria itu juga copot."Mulai sekarang, setiap satu kalimat omong kosong yang kamu ucapkan, aku akan melayangkan sat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2850 Kelemahan

    Mendengar ucapan ini, ekspresi Jerfis berubah menjadi sangat muram.Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Kebaikan apaan? Hubunganmu dengan Ardika juga hanya terikat oleh transaksi.""Awalnya aku mengirimmu untuk membunuhnya. Apa pun yang terjadi, aku nggak percaya hubungan kalian sedekat itu.""Dia melindungi keluargamu, juga hanya karena ingin memanfaatkanmu.""Kalau begitu, kita lakukan saja transaksi sekali lagi.""Tembak mati Ardika sekarang, berapa pun yang kamu inginkan, akan kuberikan padamu.""Dua ratus miliar, dua triliun, kamu sebutkan saja, maka akan kuberikan padamu!""Bagaimana?"Jerfis menatap Dekho dengan lekat. Dia langsung menggunakan cara jitunya, yaitu dengan menawarkan uang dalam jumlah besar.Dia berharap Dekho bisa berubah pikiran.Dengan begitu, dia bisa langsung membalikkan keadaan.Ardika berkata sambil tersenyum tipis, "Dekho, boleh dibilang Tuan Muda Jerfis sudah menunjukkan ketulusannya dengan sedemikian rupanya.""Demi kamu, dia bersedia menawarkan dua t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2849 Raja Senapan Turun Tangan

    Secara naluriah, para penembak jitu itu mengarahkan muncung senjata api mereka ke arah luar ruangan."Pffttt!""Pffttt!""Pffttt!"" ... "Tiba-tiba terdengar suara tembakan rendah beruntun.Saat itu juga, muncul lubang di bagian dahi sekelompok orang pria bersetelan jas yang sedang mengepung Ardika dan Rosa hampir pada saat bersamaan."Plak ...."Ekspresi beberapa orang pria bersetelan jas itu langsung membeku, lalu terjatuh ke lantai tanpa bisa bangkit kembali.Ekspresi tidak terima, kebingungan serta tidak percaya menghiasi wajah mereka.Hingga mati pun mereka tidak tahu mereka mati di tangan siapa.Menyaksikan pemandangan itu, Jufi, Tiyur serta beberapa orang pria bersetelan jas yang tersisa tersentak kaget. Hawa dingin langsung menjalar di sekujur tubuh mereka saat itu juga.Beberapa orang penembak jitu yang telah tertembak mati itu berdiri di posisi yang berbeda-beda, ada yang jauh, ada pula yang dekat.Namun, di mata Jufi dan yang lainnya, mereka dibunuh oleh seorang penembak ji

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2848 Apa Itu Sangat Banyak

    "Cekik mati aku saja!""Lakukanlah, dasar pengecut!"Jerfis sudah sepenuhnya menggila.Dia terus-menerus memprovokasi Ardika.Dia tahu Ardika tidak berani benar-benar membunuhnya, jadi sekarang ini adalah cara terbaik baginya untuk membebaskan dirinya.Hanya saja, dia tetap saja sudah terlalu meremehkan Ardika.Ardika menggelengkan kepalanya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, dia langsung menarik lengan kiri Jerfis dengan kuat."Krak ...."Lengan kirinya langsung patah.Rasa sakit yang luar biasa menjalar di sekujur tubuhnya, Jerfis hampir jatuh pingsan. Saat ini, wajahnya yang awalnya tampan itu sudah terlihat sangat mengerikan.Namun, boleh dibilang mental Jerfis cukup tangguh.Biarpun sudah kesakitan hingga sedemikian rupanya, dia tetap memaksakan diri untuk tidak berteriak kesakitan, melainkan mengatupkan giginya dengan rapat, lalu tersenyum ganas pada Ardika dan berkata, "Eh, Ardika, kamu menyiksaku seperti ini, pernahkan kamu berpikir konsekuensi suatu hari nanti keluargam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2847 Aku Lebih Kejam Daripada Kamu

    Melihat mereka terjebak dalam situasi sulit, Ardika baru melonggarkan cengkeramannya, membiarkan Jerfis bisa bernapas."Jadi, simpan saja besi rongsokan dalam genggaman kalian itu.""Kalau nggak, aku takut begitu emosiku tersulut, aku benar-benar akan mencekik mati majikan kalian. Kalau sampai itu terjadi, tentu saja nggak baik."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, tetapi suaranya terdengar sangat menakutkan.Para penembak jitu itu enggan meletakkan senjata api mereka begitu saja, tetapi mereka juga takut Ardika benar-benar mencekik mati Jerfis."Uhuk ... uhuk ... jangan dengarkan dia.""Dia nggak akan berani mencekik mati aku!"Tepat pada saat ini, Jerfis yang mulai bisa bernapas menunjukkan ekspresi menggila dan berkata, "Karena dia benar-benar nggak berani mati bersamaku.""Kalau aku mati, masih ada Keluarga Hinata yang bisa membalaskan dendamku. Tapi kalau dia mati, hanya tersisa seorang istri presdir yang cantik, serta ayah dan ibu mertuanya yang lemah dan nggak berkemampuan.""S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status