Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2217 Berutang Memanggilku Kakek

Share

Bab 2217 Berutang Memanggilku Kakek

Author: Sarjana
"Adik perempuan nenekku?"

Untuk sesaat, Kalris tidak sempat bereaksi. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, apa maksudmu?!"

Dia sendiri bahkan tidak tahu kapan neneknya punya seorang adik perempuan.

"Oh, ya itu artinya."

Sambil tersenyum tipis, Ardika berkata, "Adik iparku yang membawaku masuk."

"Hingga sekarang kamu masih berutang memanggilku Kakek. Karena kamu adalah cucuku, bukankah secara otomatis adik iparku adalah adik perempuan nenekmu?"

"Kapan aku berutang memanggilmu kakek?!"

Emosi Kalris langsung meluap. Dia mengulurkan tangannya, hendak meraih leher Ardika. "Katakan dengan jelas. Kalau nggak, hari ini kamu sudah pasti akan mati!"

"Plak ...."

Ardika langsung memukul tangan Kalris, lalu berkata dengan datar, "Tuan Muda Kalris, berani berbuat, nggak berani bertanggung jawab, ya. Kamu yang berlagak hebat di siaran langsung Jeslin. Begitu kalah, kamu langsung menghapus akunmu dan kabur begitu saja. Kamu juga nggak menepati janjimu untuk memanggil Kakek."

"Jujur saja, itu benar-
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Stefanus Eko Prasetio
cara melihat daftar bab gimana?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2427 Membeli Rumah

    Adapun mengenai Ardika, dia hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Menyajikan teh, ya?Masih belum tentu siapa yang menyajikan teh untuk siapa.Dengan level Ardika, tentu saja dia tidak akan mempermasalahkan hal sepele seperti itu dengan Kario sekeluarga.Namun, sikapnya yang tidak membantah ini seakan-akan menjadi pengakuan di mata orang lain.Kario sekeluarga tentu saja sangat bangga, bersikap sangat arogan.Sementara itu, Leane dan Jeslin memutar matanya pada Ardika.Bukankah biasanya bocah ini sangat pandai membual?Mengapa sekarang dia malah tidak membual?Pasti dia sudah ketakutan mendengar ucapan Winona, takut kehilangan pekerjaannya, jadi dia berpura-pura saja di sana.Kelihatannya dia juga tipe orang pecundang!"Sudah, sudah, lupakan saja. Nggak perlu membicarakan hal ini lagi."Sudah puas mengolok-olok, Kario berpura-pura baik. Saat ini, dia bertanya, "Sutandi, kalian pilih rumah yang mana?""Yang lantai delapan di gedung satu ini."Sutandi menunjuk gedung satu d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2426 Menyajikan Teh

    Mereka benar-benar tidak bisa menemukan keunggulan Ardika.Terutama setelah dibandingkan dengan pacar kaya putri mereka, pemuda di hadapan mereka ini benar-benar terlihat sangat biasa. Namun, mereka tetap memaksakan diri untuk melontarkan satu kalimat pujian."Bukan ...."Secara naluriah, Jeslin ingin membantah pernyataan itu. Akan tetapi, Sutandi malah sudah buka suara sambil terkekeh. "Ini adalah Ardika, seorang muridku. Dia masih bukan pasangan kekasih dengan Jeslin. Tapi aku bermaksud untuk menjadikannya sebagai menantuku.""Hehe, tapi kami juga nggak terburu-buru, biarkan dua anak muda ini mencoba untuk berinteraksi terlebih dahulu.""Oh? Benar-benar menantu, ya?"Sontak saja ucapan Sutandi itu membuat Kario sekeluarga makin serius dalam mengamati Ardika.Alita melirik Leane sekilas, dia mendapati wanita itu tampaknya tidak terlalu senang.Berdasarkan pemahamannya terhadap Leane, pasti ada sesuatu dalam diri calon menantu mereka ini yang membuat Leane tidak puas.Wanita ini pun se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2425 Calon Menantu

    Saat ini, beberapa orang yang tadinya agak meremehkan Ardika merasakan wajah mereka mulai panas. Mereka pun segera pergi.Namun, begitu mendengar ucapan Sutandi, Leane malah kesal setengah mati."Sutandi, apa otakmu itu kemasukan air?!""Ardika bisa menjabat sebagai manajer departemen bisnis juga berkat Jeslin!""Bisa-bisanya kamu ingin membeli rumah untuknya?!"Leane langsung beranjak dari tempat duduknya dan mulai memarahi suaminya.Sambil menepuk-nepuk pundak Ardika, Sutandi berkata dengan ekspresi bangga, "Aku nggak percaya Ardika bisa menjabat sebagai manajer berkat Jeslin. Dia benar-benar berkemampuan. Jangan lupa, dia pernah menjabat sebagai presdir di Kota Banyuli.""Presdir apaan?!"Leane mendengus dan berkata, "Semua orang tahu dia bisa menjabat sebagai presdir karena mengandalkan wanita, bahkan sudah tersingkirkan.""Huh!"Ekspresi Sutandi tiba-tiba berubah menjadi muram. "Intinya, karena aku sudah bilang akan membelikan rumah untuknya, maka aku akan menepati janjiku. Aku bu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2424 Tidak Tahu Malu

    Sejak awal hingga sekarang, Leane tetap memandang rendah Ardika. Biarpun Ardika telah menjabat sebagai manajer Grup Goldis, pandangannya tetap pria tersebut tetap sama saja.Jeslin melirik ponselnya sekilas, lalu mengangguk dan berkata, "Barusan sudah kutanyakan, dia sudah hampir sampai. Ibu juga tahu dia adalah orang miskin. Walau dia sudah menjabat sebagai manajer, bulan depan dia baru bisa menerima gajinya. Mungkin saja dia datang ke sini dengan naik MRT.""Tapi, Ibu, untuk apa Ibu membawa Ayah kemari? Rumah di sini cukup mahal.""Biarpun ingin membelikan rumah untuk Ardika, beli saja sebuah rumah sembarang untuknya."Jeslin sangat kebingungan.Karena Leane yang mengajukan untuk melihat-lihat rumah di Herveste.Leane mendengus dingin dan berkata, "Membeli sebuah rumah dengan sembarang nggak butuh uang, begitu?""Alasan mengapa aku membawa ayahmu ke sini adalah untuk menunjukkan pada Ardika harga rumah di sini mahal, ditambah lagi orang-orang yang membeli rumah di sini levelnya lebih

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2423 Membeli Rumah Untukmu

    "Siapa?"Mendengar ponselnya terus berdering tanpa henti, Ardika menjawabnya dengan agak kesal."Oh, ya ampun. Baru beberapa hari nggak bertemu saja, kamu sudah mulai emosional ya, Ardika!"Di ujung telepon, terdengar suara sedingin es Jeslin yang diliputi dengan ketidakpuasan. "Di usiamu sekarang ini, bagaimana kamu masih bisa tidur dengan tenang?""Ibarat tong kosong nyaring bunyinya, kamu baru meraih sedikit pencapaian saja sudah sombong.""Eh, bisakah kamu sedikit lebih termotivasi?""Kalau nggak, dengan situasimu sekarang ini, biarpun aku memberimu 100 tahun lagi, kamu juga belum tentu bisa memenuhi persyaratanku!"Mendengar Jeslin yang begitu membuka mulut saja sudah mengguruinya, Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.Dia buru-buru menyela wanita arogan itu, "Ada urusan apa, Jeslin? Apa Pak Sutandi juga ingin mentraktirku makan?""Hei, apa hanya ada makan, makan dan makan saja di pikiranmu itu?!"Jeslin berkata dengan sangat marah, "Cepat bangun, beres-beres dan keluar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2422 Seorang Separuh

    Sudah pernah menyaksikan keterampilan mengemudi Ardika dengan mata kepalanya sendiri, kali ini Rosa langsung membiarkan Ardika yang mengemudi.Namun, setelah mendengar ucapan Ardika, dia tetap tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ardika, 4 triliun itu kamu peroleh dengan menjual Pedang Ular Gelap. Aku nggak melakukan apa pun, bagaimana aku bisa menerima uangmu?""Sebenarnya, ada ucapan ayahku yang cukup tepat. Empat triliun ini bisa menjadi modal untukmu. Kelak mungkin saja kamu juga bisa membangun sebuah keluarga kaya sendiri dan membersihkan namamu dari julukan pria yang hanya bisa mengandalkan wanita."Saat ini, Rosa menganggap Ardika sudah seperti keluarganya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya juga demi kebaikan Ardika.Dia tahu, dengan kemampuan Ardika, tidak terlalu memungkinkan pria ini kekurangan uang. Contohnya saja sebelumnya sebagai bentuk ucapan terima kasih untuknya, Jace langsung memberinya sebuah vila di Gunung Halfi dengan murah hati.Namun, ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status