Share

Bab 2509 Clara

Author: Sarjana
"Aku ... aku bukan wanita penggoda. Nama ... namaku Clara."

Gadis ini menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Winona. Namun, dipertanyakan oleh Winona seperti ini, dia tidak berani tidak menjawab. Karena itulah, dia menjawab dengan suara sekecil suara serangga.

Raut wajah Winona tampak dingin. Mendengar ucapan lawan bicaranya, dia mendengus dan berkata, "Bisa-bisanya kamu bilang kamu ini bukan wanita penggoda!"

"Pacarku hanya datang untuk berobat dan berinteraksi sebentar saja denganmu, tapi dia malah sudah terhipnotis olehmu! Nggak tahu kamu menggodanya dengan cara apa!"

...

Mendengar ucapan ini, Clara buru-buru menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk membela diri. "Bukan, bukan begitu, aku nggak menggoda pacarmu."

"Dia yang berinisiatif untuk bicara denganku. Dia juga bilang ... juga bilang kelak dia akan menemaniku menginap di rumah sakit ...."

"Tapi, aku benar-benar nggak menggodanya ...."

Biarpun dia sedang mencoba untuk membela dirinya, suara Clara terdengar seperti orang k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2509 Clara

    "Aku ... aku bukan wanita penggoda. Nama ... namaku Clara."Gadis ini menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Winona. Namun, dipertanyakan oleh Winona seperti ini, dia tidak berani tidak menjawab. Karena itulah, dia menjawab dengan suara sekecil suara serangga.Raut wajah Winona tampak dingin. Mendengar ucapan lawan bicaranya, dia mendengus dan berkata, "Bisa-bisanya kamu bilang kamu ini bukan wanita penggoda!""Pacarku hanya datang untuk berobat dan berinteraksi sebentar saja denganmu, tapi dia malah sudah terhipnotis olehmu! Nggak tahu kamu menggodanya dengan cara apa!"...Mendengar ucapan ini, Clara buru-buru menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk membela diri. "Bukan, bukan begitu, aku nggak menggoda pacarmu.""Dia yang berinisiatif untuk bicara denganku. Dia juga bilang ... juga bilang kelak dia akan menemaniku menginap di rumah sakit ....""Tapi, aku benar-benar nggak menggodanya ...."Biarpun dia sedang mencoba untuk membela dirinya, suara Clara terdengar seperti orang k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2508 Bertemu Winona Lagi

    Gifrando Tandio.Orang Nusantara di Negara Minos, seorang ahli bela diri.Gifrando sangat terkenal di Negara Minos. Saat dia masih muda, dia bahkan memerankan banyak film yang mempromosikan seni bela diri Negara Nusantara, membalikkan citra negatif kancah internasional terhadap Negara Nusantara.Jadi, Gifrando bukan hanya memiliki popularitas yang sangat besar di Negara Minos, dia juga sangat terkenal di Negara Nusantara dan sangat dikagumi oleh penduduk Negara Nusantara.Bahkan saat Ardika sedang senggang dan kurang kerjaan, dia juga pernah menonton film Gifrando untuk menghabiskan waktunya.Jadi, setelah mengetahui Kavano adalah putra Gifrando, Ardika berencana untuk tidak mempermasalahkan sikap lancang bocah itu terhadap dirinya dengan mempertimbangkan ayahnya."Kenapa? Eh, Ardika, apa kamu takut?"Melihat Ardika tidak berbicara, Kavano menjadi makin bangga. "Karena kamu sudah takut, mulai sekarang perhatikan sikapmu, jangan menyentuh Nona Jesika dengan sembarangan lagi, juga jangan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2507 Mempertimbangkan Dewa Perang

    "Apalagi, belum ada hubungan apa pun yang terjalin antara kalian berdua.""Nggak ada wanita mana pun yang akan menyukai pria seperti ini ...."Mendengar ucapan Ardika ini, Kavano sangat marah saking malunya. Dia langsung melangkah maju dan mendekat."Eh, bocah, apa kamu sedang mengguruiku?"Tinjunya berderak, sorot mata Kavano sangat berbahaya, seakan-akan sudah tidak bisa menahan diri ingin menyerang."Kavano, sudah cukup!"Jesika benar-benar emosi sampai-sampai sekujur tubuhnya gemetaran. "Apa yang ingin kamu lakukan? Menyerang Pak Ardika?""Tahukah kamu dia yang meminta Levin mengundangmu untuk melindungiku!"Ardika juga berkata dengan nada bicara main-main, "Kavano, kamu ingin menyerang bosmu? Ini yang kamu maksud dengan harus menjalankan tugas dengan baik?"Kavano melirik Ardika dengan sorot mata agak terkejut. Namun, tak lama kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika, jangan bicara sembarangan. Memangnya kamu pantas untuk mengundangku?""Oh? Aku yang membayar nggak pa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2506 Kecemburuan Membuat Orang Menggila

    Saat berbicara, Kavano mengangkat lengannya dan menunjuk Ardika. "Aku peringatkan kamu, aku nggak peduli kamu adalah Pak Ardika atau Pak Andika, kalau kamu berani menyentuh Nona Jesika dengan sembarangan lagi, aku akan melumpuhkanmu, membuatmu nggak bisa menjadi seorang pria lagi!"Kavano menatap Ardika dengan sorot mata sedingin es, intensitas permusuhan terlihat jelas di matanya.Sementara itu, Jelisa yang baru muncul di depan pintu dan mendengar ucapan ini mengerutkan keningnya, lalu melemparkan sorot mata tidak puas pada Jesika.Dia tahu begitu Kavano tiba di rumah sakit, kakak seperguruan yang dikaguminya ini sudah terpikat oleh kecantikan dan aura tidak biasa Jesika.Tadi, begitu mendapati sikap Jesika terhadap Ardika berbeda dari sikapnya terhadap orang lain, dia langsung menemui Kavano dan memberi tahu kakak seperguruannya hal ini. Dia bahkan mengatakan Jesika pasti menyukai Ardika, tentu saja tujuan adalah agar Kavano menghilangkan pemikirannya itu terhadap Jesika.Namun, siap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2505 Tangan Kotor

    Ardika tersenyum dan berkata, "Untuk apa kamu sungkan padaku? Kalau mereka benar-benar sudah keterlaluan, kamu sudah nggak bisa tahan lagi, kamu langsung usir mereka saja. Aku akan mencarikan orang lagi untukmu.""Tapi juga bisa dimaklumi. Namanya orang yang berkemampuan, wajar saja kalau sedikit arogan."Sambil berbicara, Ardika berjalan memasuki bangsal di dalam ruangan tersebut, melihat-lihat Muktar yang berbaring di tempat tidur dan sedang tertidur itu sejenak.Jesika berkata, "Pak Muktar sudah menjalani operasi, peluru sudah dikeluarkan dari tubuhnya, dia sudah baik-baik saja. Tapi, bagaimanapun juga dia sudah lanjut usia, kecepatan pemulihannya pasti sudah nggak secepat anak muda. Selanjutnya, dia perlu beristirahat untuk pemulihannya dalam kurun waktu yang panjang.""Baguslah kalau begitu. Pak Muktar sangat setia padamu dan Bibi Rivani. Selanjutnya, kamu tetap di sini untuk merawatnya saja. Kulihat lingkungan tempat ini cukup bagus, nggak ada bedanya dengan tinggal di hotel."Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2504 Kemampuan Lumayan

    Tentu saja wanita cantik ini tidak lain adalah Jelisa, adik seperguruan Kavano. Bukan hanya nada bicaranya saja yang tidak bersahabat, dia juga mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.Hanya melirik Ardika sekilas saja, dia sudah kehilangan minat terhadap pria di hadapannya ini.Dibandingkan dengan kakak seperguruannya yang selalu menjadi pusat perhatian ke mana pun dirinya pergi, pria yang satu ini benar-benar terlalu biasa. Jelisa merasa Ardika sama sekali tidak pantas dilirik olehnya.Ardika menyadari sorot mata meremehkan di mata wanita itu, tetapi dia tidak peduli. Dia hanya berkata dengan acuh tak acuh, "Aku ingin bertemu Jesika.""Memangnya kamu pikir Nona Jesika bisa kamu temui sesuka hatimu? Kamu pikir kamu siapa?!"Jelisa tetap menghalangi pintu, dia berkata dengan tidak senang, "Cepat pergi! Sekarang aku dan kakak seperguruanku yang berjaga di sini. Orang-orang yang nggak jelas asal-usulnya dilarang untuk mendekat ... apa yang kamu lakukan?!"Sebelum dia meny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status