Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2539 Batu Loncatan

Share

Bab 2539 Batu Loncatan

Penulis: Sarjana
"Sebaiknya kamu memang nggak punya rencana itu."

Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika langsung keluar.

"Bam!"

Desi menjatuhkan mangkuk di hadapannya, menerjang ke ruang tamu dan menjatuhkan dirinya sendiri ke sofa, lalu berseru sambil terisak pada Jacky, "Sialan! Sialan! Bahkan seorang menantu benalu juga sudah bisa menindasku! Aku nggak bisa hidup lagi!"

"Jacky, kalau kamu nggak meminta putrimu untuk bercerai dengan Ardika si sialan itu, aku akan mati di hadapanmu ...."

Tentu saja Ardika tidak tahu Desi sudah memutuskan untuk meminta Luna bercerai dengan dirinya.

Setelah jam kemudian, dia sudah tiba di Rumah Sakit Marim.

Sesuai dugaannya, ada cukup banyak orang di depan pintu, tetapi tidak kelihatan Felisha dan yang lainnya, tentu saja lebih tidak memungkinkan lagi kalau ada orang yang berlutut di sana.

"Ckckck, benar-benar nggak mau menyerah sebelum kena batunya."

Ardika mencibir, lalu berjalan ke arah rumah sakit.

Tepat pada saat ini, beberapa orang wanita tiba-tiba keluar d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2541 Penjualan Saham Pendek

    "Berpura-pura, terus berpura-pura saja kamu!""Aku pernah bertemu dengan orang yang berlagak hebat, tapi nggak pernah melihat orang yang berlagak hebat dengan mempertaruhkan nyawa sendiri!"Winona dan yang lainnya tertawa dingin.Felisha menatap Ardika dengan tatapan dingin, menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Kemudian, dia berkata pada seorang bawahannya tanpa menoleh, "Sebarkan informasi ini, katakan mulai sekarang, aku akan membalas Ardika dan keluarganya.""Berbagai kekuatan besar di ibu kota provinsi sudah boleh mulai beraksi hari ini.""Baik orang-orang yang berhubungan dengan Ardika maupun bisnis-bisnis yang berkaitan dengannya, sudah boleh diserang. Setelah berhasil, temui aku untuk mendapatkan imbalan.""Ardika, berlagak hebat di hadapanku, 'kan?""Akan kutunjukkan padamu bagaimana sensasi putus asa ...."Felisha melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat.Orang kepercayaan di belakangnya itu segera mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya, hendak melaku

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2540 Sesuai Keinginanmu

    "Percaya atau nggak, setelah Nyonya Felisha datang nanti, dia akan menampar wajahmu hingga rusak!"Winona dan yang lainnya marah besar.Kalau bukan karena kemarin mereka sudah dihajar oleh Ardika dan takut pada kekuatan pria itu, mereka pasti sudah menerjang ke arahnya dan menampar wajahnya hingga rusak.Sekelompok wanita mengerumuni Ardika dan memarahinya, tentu saja pemandangan ini menarik perhatian orang-orang di sekeliling. Mereka mengira ada semacam pria bajingan yang ketahuan berselingkuh."Kalau nggak ingin kupukul, minggir sana!"Ardika langsung menarik Winona dan menyingkirkan wanita itu dari hadapannya. Kemudian, dia melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit dengan cepat. Dia tidak ingin menjadi bahan tontonan orang lain."Ardika, akhirnya kamu datang juga!"Begitu memasuki Rumah Sakit Marim, dia langsung bertemu dengan Felisha yang berjalan menghampirinya dari arah berlawanan.Di bawah pengawalan Keiko dan yang lainnya, wanita ini berjalan menghampiri Ardika dengan arogan. S

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2539 Batu Loncatan

    "Sebaiknya kamu memang nggak punya rencana itu."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika langsung keluar."Bam!"Desi menjatuhkan mangkuk di hadapannya, menerjang ke ruang tamu dan menjatuhkan dirinya sendiri ke sofa, lalu berseru sambil terisak pada Jacky, "Sialan! Sialan! Bahkan seorang menantu benalu juga sudah bisa menindasku! Aku nggak bisa hidup lagi!""Jacky, kalau kamu nggak meminta putrimu untuk bercerai dengan Ardika si sialan itu, aku akan mati di hadapanmu ...."Tentu saja Ardika tidak tahu Desi sudah memutuskan untuk meminta Luna bercerai dengan dirinya.Setelah jam kemudian, dia sudah tiba di Rumah Sakit Marim.Sesuai dugaannya, ada cukup banyak orang di depan pintu, tetapi tidak kelihatan Felisha dan yang lainnya, tentu saja lebih tidak memungkinkan lagi kalau ada orang yang berlutut di sana."Ckckck, benar-benar nggak mau menyerah sebelum kena batunya."Ardika mencibir, lalu berjalan ke arah rumah sakit.Tepat pada saat ini, beberapa orang wanita tiba-tiba keluar d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2538 Setidaknya Lenyap Sebesar Miliaran

    Melihat ekspresi Ardika tetap sedingin itu, Desi berteriak dengan histeris. Pada akhirnya, dia memilih untuk tunduk."Aku minta maaf! Aku minta maaf, oke?!"Desi melangkah maju satu langkah, lalu berkata dengan lemas, "Asnah, tadi itu salahku. Aku minta maaf padamu, maafkan aku ...."Menerima dua tamparan dan dipaksa untuk meminta maaf.Setelah menerima pembelajaran ini, malam hari itu Desi sudah tidak berulah lagi.Walaupun karena diliputi perasaan kesal dia masih melontarkan kata-kata sindiran seperti dulu, tetapi paling tidak dia tidak berani menunjuk Ardika sambil memakinya lagi, juga tidak mencari masalah dengan Asnah lagi.Perubahan positif ini membuat Ardika tidur dengan nyenyak sepanjang malam.Dia tertidur pulas sepanjang malam, baru bangun pagi-pagi keesokan harinya.Saat dia bangun, Asnah sudah menyiapkan sarapan yang sangat menggugah selera.Ketika dia sedang makan, ponselnya berdering.Dia mendekatkan ponselnya ke telinganya dengan santai. Di ujung telepon, terdengar suara

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2537 Harus Meminta Maaf

    Ardika langsung melemparkan setumpuk dokumen itu ke hadapan Desi."Jangan coba-coba mengelabuiku dengan setumpuk kertas rongsokan ini!"Desi tetap bergeming, hanya seulas senyum dingin yang menghiasi wajahnya.Secara naluriah, Luna mengambil setumpuk dokumen tersebut dan melihatnya. Detik berikutnya, dia langsung menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya dan berkata, "Ini ... vila ini adalah pemberian dari orang lain untukmu? Orang yang memberikan vila ini padamu adalah Jace ....""Luna, kamu jangan sampai dibohongi oleh si sialan ini!"Desi berkata dengan ekspresi meremehkan, "Dia hanyalah seorang menantu benalu! Siapa yang akan menghadiahkan vila padanya?! Pasti dia sengaja mencari orang untuk membuat dokumen-dokumen palsu ini!""Ibu, Jace adalah Wali Kota Ibu Kota Provinsi."Luna berkata dengan kesal, "Siapa yang berani berpura-pura menjadi Wali Kota Ibu Kota Provinsi?""Apa?"Desi berdiri mematung di sana."Ardika, mengapa Pak Jace menghadiahkan vila padamu?" tanya Luna dengan pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2536 Vila Adalah Milik Ardika

    Detik berikutnya, ekspresi Desi langsung berubah menjadi ganas saking emosinya!Melihat situasi sudah mulai memanas, Luna buru-buru berdiri di antara Desi dan Ardika. Dia berkata, "Ibu, Bibi Asnah sudah bekerja sangat keras. Gajinya memang nggak tinggi, dia bahkan mengeluarkan uang sendiri untuk membeli daging dan sayuran, lalu membuatkan hidangan-hidangan yang lezat untuk kita.""Ibu malah memperlakukannya seperti ini, apa Ibu sudah nggak punya hati nurani?""Siapa pun yang datang hari ini, pasti akan memuji tindakan Ardika!""Minggir sana!"Desi yang sedang diliputi oleh emosi, bagaimana mungkin akan mendengarkan ucapan putrinya lagi? Dia langsung memukuli putrinya untuk menjauh darinya, lalu meneriaki Ardika dengan suara melengking, "Dasar bocah sialan! Berani-beraninya kamu memukulku?! Aku akan melawanmu!"Dia menerjang ke arah Ardika seperti orang gila, langsung mengangkat lengannya, ingin melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.Namun, sebelum dia bisa memukuli Ardika, pergelan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status