/ Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2779 Hanya Aku Seorang

공유

Bab 2779 Hanya Aku Seorang

작가: Sarjana
Merasakan ketidakpuasan Jikri terhadap Ardika, beberapa orang pria dan wanita di sekeliling tempat itu menunjukkan ekspresi senang.

Sementara itu, Jefandro dan Irvy sendiri juga merasa sangat senang dan puas.

Tanpa perlu menyebutkan identitas Jikri, hanya dengan postur tubuh dan auranya saja, sudah sangat mengintimidasi.

Walaupun Ardika sendiri juga memiliki tinggi badan 185 cm, tetapi saat berhadapan dengan Jikri, dia tetap terlihat lemah seperti anak kecil.

Jangan lihat ekspresi Ardika tampak tenang, mungkin saat ini hatinya sudah diliputi perasaan ketakutan.

"Ardika, Kak Jikri sedang bertanya padamu, bicaralah."

Irvy menunjukkan ekspresi main-main.

Ardika melirik Jikri sekilas, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Ya, aku yakin. Sebelum datang ke Owdier hari ini, aku memang nggak pernah mendengar nama Pak Binsar."

Begitu mendengar ucapan Ardika, suara orang-orang tersentak kaget langsung memenuhi ruangan tersebut.

Mereka semua tidak menyangka saat dipertanyakan oleh Jikri seperti itu
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2780 Siapa Pun Datang Juga Tidak Akan Minum

    Saat berbicara, Jikri melangkah maju satu langkah, lalu langsung mengambil sebotol bir di atas meja.Bagi orang biasa, mungkin sebotol bir itu akan terlihat besar, tetapi di tangannya malah terlihat sekecil senter."Pfffttt ...."Seiring dengan Jikri menjentikkan jarinya, tutup botol bir tersebut langsung terbang.Jikri menyodorkan bir tersebut ke hadapan Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Habisi semua minuman keras yang ada di meja ini, maka kamu sudah boleh pergi!"Mendengar ucapan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika langsung tersentak kaget.Sejauh mata memandang, di atas meja panjang tersebut terdapat berbagai jenis minuman keras yang sebelumnya dipesan oleh Jefandro dan yang lainnya. Hanya bir saja paling sedikit ada sekitar lima puluh botol!Ya, ini masih belum dihitung dengan berbagai jenis minuman keras lainnya.Walaupun Futari pernah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri seberapa kuat daya minum kakak iparnya ini, jauh lebih kuat dibandingkan orang biasa, tetapi k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2779 Hanya Aku Seorang

    Merasakan ketidakpuasan Jikri terhadap Ardika, beberapa orang pria dan wanita di sekeliling tempat itu menunjukkan ekspresi senang.Sementara itu, Jefandro dan Irvy sendiri juga merasa sangat senang dan puas.Tanpa perlu menyebutkan identitas Jikri, hanya dengan postur tubuh dan auranya saja, sudah sangat mengintimidasi.Walaupun Ardika sendiri juga memiliki tinggi badan 185 cm, tetapi saat berhadapan dengan Jikri, dia tetap terlihat lemah seperti anak kecil.Jangan lihat ekspresi Ardika tampak tenang, mungkin saat ini hatinya sudah diliputi perasaan ketakutan."Ardika, Kak Jikri sedang bertanya padamu, bicaralah."Irvy menunjukkan ekspresi main-main.Ardika melirik Jikri sekilas, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Ya, aku yakin. Sebelum datang ke Owdier hari ini, aku memang nggak pernah mendengar nama Pak Binsar."Begitu mendengar ucapan Ardika, suara orang-orang tersentak kaget langsung memenuhi ruangan tersebut.Mereka semua tidak menyangka saat dipertanyakan oleh Jikri seperti itu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2778 Menambah-Nambah Bumbu

    Irvy menatap Futari dengan tatapan seperti menatap anak kecil, lalu berkata dengan nada bicara main-main, "Eh? Kenapa kami bisa disebut dengan nggak berinteraksi dengan harmonis, nggak bersatu padu?""Hanya saja si Ardika itu selalu berlagak hebat, nggak menganggap serius Keluarga Liwanto.""Jadi kami memutuskan sebelum berinteraksi dengan harmonis dan bersatu padu dengannya, kami perlu meredam api arogannya terlebih dulu, membantunya mengubah temperamennya.""Apa ada masalah?"Melihat Irvy berbicara seolah-olah dirinya benar, raut wajah Futari sampai memerah saking emosinya, bahkan dadanya sampai naik turun."Tuan Jikri sudah datang!"Tepat pada saat ini, ada seseorang yang berseru dengan volume suara keras.Kemudian, sekelompok orang tampak melenggang memasuki ruangan.Yang berdiri di tengah sekelompok orang itu adalah seorang pria dengan tinggi badan dua meter. Postur tubuhnya kekar, kulitnya berwarna kehitaman, berkepala botak kilat, tampak seperti sebuah menara besi yang berwarna

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2777 Jikri

    "Nggak boleh pergi!""Apa kalian nggak dengar?! Kak Irvy menyuruh kalian berhenti!"Melihat Irvy sudah marah besar, beberapa orang pria dan wanita yang sedang duduk di barisan tempat duduk tersebut segera menerjang keluar, mengepung Ardika dan Futari.Futari berkata dengan kesal, "Apa yang ingin kalian lakukan? Apa kalian ini sekelompok preman? Bisa-bisanya kalian nggak membiarkan kami pergi!""Belum meminta maaf pada Kak Irvy malah ingin pergi? Itu mustahil!""Tampar dulu diri sendiri dan akui kesalahan sendiri!"Beberapa orang pria dan wanita itu menyilangkan tangan di depan dada mereka, mengepung Ardika dan Futari sembari mencibir.Ardika hanya menatap beberapa orang itu dengan tatapan acuh tak acuh. Kemudian, sorot matanya tertuju pada Jefandro dan Irvy, lalu berkata dengan nada bicara main-main, "Apa kalian merasa hanya dengan beberapa orang pecundang ini saja sudah bisa menghalangi jalanku?"Tentu saja Jefandro dan Irvy sudah pernah melihat dengan mata kepala mereka sendiri seber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2776 Pak Binsar Owdier

    "Eh, Ardika, berani-beraninya kamu memaki Irvy?!"Jefandro menatap Ardika dengan sorot mata penuh amarah dan ekspresi muram. "Apa kamu sedang cari mati?! Apa kamu tahu Owdier ini wilayah kekuasaan siapa?!""Oh? Memangnya wilayah kekuasaan siapa?"Ardika mengangkat alisnya, berbicara dengan nada bicara main-main."Dia bahkan nggak mengenal bos Owdier, tampaknya dia hanyalah orang kampungan."Saat ini, seorang wanita yang duduk di barisan kursi tersebut dengan riasan wajah mencolok itu bangkit dari tempat duduknya dengan perlahan sembari memegang gelas anggur. Dia menatap Ardika dengan ekspresi meremehkan dan berkata, "Bos Owdier adalah Pak Binsar, salah satu dari empat tokoh besar dunia preman ibu kota provinsi!""Kamu pernah dengar Timnu, manajer umum Hainiken, 'kan? Kalau bahkan belum pernah mendengar nama Trinu, yang sangat menonjolkan diri itu, kamu benar-benar kampungan.""Timnu?"Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Bukankah Timnu sudah mati?""Hehe, sepertinya kamu nggak sekampun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2775 Langsung Melontarkan Makian

    Saat Futari dan Ardika berjalan ke sana, mereka melihat barisan tempat duduk ini sudah ditempati oleh banyak orang.Di antaranya ada Irvy dan Jefandro yang dikenal oleh Ardika, sedangkan yang lainnya adalah pria dan wanita muda yang asing baginya.Baik pria maupun wanita ini, sangat memperhatikan penampilan mereka. Hanya dengan melihat sekilas saja, sudah tahu mereka adalah orang-orang yang kaya dan berkuasa.Namun, saat berhadapan dengan Jefandro dan Irvy, mereka tampak agak merendah dan berhati-hati. Sepertinya Jefandro dan Irvy memiliki kedudukan paling tinggi di sini."Kak Irvy, Kak Jefandro."Setelah menyapa pasangan itu, Futari bertanya dengan penasaran, "Di mana Kak Sandiro? Kenapa aku nggak melihatnya?"Di antara sekian banyaknya generasi muda Keluarga Liwanto, Futari paling dekat dengan Sandiro."Oh, Kak Sandiro ada tugas latihan malam di Pasukan Naga Terbang. Tadi dia sempat datang sebentar, lalu tiba-tiba dipanggil untuk kembali. Gustar pergi untuk mengantar kepergiannya."S

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status