LOGINCasie menatap Luna sambil tersenyum tipis, menunggu Luna untuk menjawab.Awalnya Luna juga tidak berniat untuk memiliki saham tersebut. Namun setelahnya, Keluarga Hinata terus menghubunginya lagi dan lagi, mengancamnya secara langsung maupun tidak langsung, hal ini malah menyulut jiwa kompetitif Luna.Dia juga sudah pernah mengalami banyak hal, sudah berpengalaman. Jadi, tentu saja dia tidak akan ketakutan hanya karena beberapa patah kata dari Casie.Saat ini, dia menjawab dengan datar, "Nona Casie, saham Jerfis ini dialihkan ke perusahaanku sesuai dengan prosedur yang ada.""Berhubung proses pengalihan ini sesuai aturan dan legal, maka wajar saja aku mengambil alih saham tersebut.""Apa hari ini Nona Casie datang mencariku hanya demi mengambil kembali saham ini?""Kalau memang benar itu tujuan kedatangan Nona Casie, Nona Casie bisa membeli kembali saham ini sesuai dengan harga pasar.""Tentu saja, dengan mempertimbangkan ketulusan yang ditunjukkan oleh Keluarga Hinata, yaitu telah men
Sambil membantu Ardika masuk ke dalam mobil, Levin memberitahunya jadwal kedatangan Luna.Hari ini Luna akan kembali ke ibu kota provinsi dari Kota Banyuli. Namun, karena ada yang perlu dibicarakannya dengan petinggi tim inspeksi Distrik Stavis yang baru kembali di kereta api, jadi dia kembali dengan naik kereta api.Ardika duduk di kursi penumpang belakang. Saat ini dia baru menyadari ada sebuket bunga mawar yang terletak di sampingnya. "Apa ini?""Kak Ardika dan Kak Luna sudah nggak bertemu selama beberapa waktu, sudah seharusnya kamu mengekspresikan dirimu pada Kak Luna."Levin tersenyum dan berkata, "Aku yakin setelah Kak Luna menerima bunga dari Kak Ardika, dia pasti akan sangat senang.""Kamu ini. Kemampuanmu dalam hal lain mungkin biasa-biasa saja, tapi sepertinya soal wanita kamu ahlinya."Ardika menegur Levin sambil tersenyum. Namun, dia tetap mengangguk, bersiap untuk memberikan bunga mawar ini pada istrinya nanti.Walaupun mereka sudah menjadi pasangan suami istri selama ber
"Oke, oke, kelak aku akan lebih berhati-hati."Ardika mengangguk, lalu berkata untuk meredakan situasi canggung ini, "Bagaimana pihak manajemen Herveste ini bekerja? Bagaimana mereka bisa membiarkan sembarang orang masuk?""Pantas saja tadi saat aku menyebutkan namamu, staf manajemen vila langsung membiarkanku masuk tanpa melakukan pemeriksaan.""Aku sempat heran mengapa kompleks vila elite seperti ini, pihak manajemennya begitu nggak profesional."Jesika berkata dengan pelan, "Ternyata di mata mereka, aku juga sama seperti si Minako itu.""Pak Ardika, sepertinya pihak manajemen kompleks juga merasa wanita seperti kami bisa dipanggil datang dan diusir keluar sesuka hati."Ardika berkata dengan terkejut, "Masalah ini sudah berlalu, jangan dibahas lagi, oke?"Awalnya dia memang berniat untuk mengakhiri topik pembicaraan ini, alhasil Jesika malah membicarakannya lagi secara tidak langsung. Hal ini membuatnya tidak tahu harus berkata apa.Terutama sorot mata Jesika yang sedikit diliputi ke
Tanpa menunggu lama, panggilan telepon sudah terhubung. Jesika langsung berkata dengan serius, "Ini dengan Presdir TikTok, 'kan? Aku Jesika, Presdir Grup Susanto Raya. Ya, benar. Dulu aku adalah asistennya Pak Ardika.""Aku tahu Pak Ardika adalah pemegang saham terbesar perusahaan kalian. Sekarang ada seorang penyiar bernama Minako dari perusahaan kalian sedang mengganggu Pak Ardika, bahkan mencoba untuk menggodanya. Pak Ardika sangat nggak puas atas hal ini.""Kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan, 'kan?"Melihat Jesika yang sedang memberi perintah pada orang di ujung telepon tersebut, Ardika membelalak kaget.Apa ini adalah Jesika yang sebelumnya sangat penurut padanya itu?Gila! Sekarang wanita itu langsung berbohong tepat di hadapannya, meminjam namanya untuk memberikan perintah!"Eh, wanita sialan! Apa kamu sudah puas bersandiwara?"Minako mencibir dan berkata, "Memangnya kamu pikir Presdir TikTok itu sembarang orang? Beliau adalah tokoh yang luar biasa hebat di industri int
"Aku harap Tuan Ardika bisa memaafkanku, juga jangan memboikotku.""Sekarang aku percaya kamu benar-benar punya kemampuan untuk memboikotku!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Aku benar-benar sudah memaafkanku. Aku juga nggak perlu membalas orang lain hanya karena dikatai beberapa patah kata saja.""Ya, ya, aku tahu Kak Ardika adalah orang yang berbesar hati."Minako memeluk lengannya dengan ketakutan, mendekati Ardika, lalu berkata dengan sorot mata menggoda, "Tapi kalau aku nggak melakukan sedikit pengorbanan, aku benar-benar nggak bisa tenang.""Kak Ardika, malam ini aku adalah milikmu.""Apa pun yang ingin kamu lakukan, aku terima.""Bahkan sponsor terbesarku di siaran langsung membuat janji temu denganku, aku bahkan nggak pergi menemuinya ...."Tubuh indah Minako langsung menempel pada Ardika. Harus diakui, sensasi sentuhan ini benar-benar luar biasa.Namun, Ardika segera melangkah mundur dan berkata, "Sudah kubilang aku sudah memaafkanmu, maka aku sudah memaafkanmu.""Kak Ard
Pemimpin sekelompok staf itu lebih tua dibandingkan Ardika, tetapi dia bersikap sangat merendah.Bagaimanapun juga, yang berdiri di hadapannya adalah pemilik sebuah vila bernilai ratusan miliar.Terlepas dari apakah Ardika mengeluarkan uang untuk membelinya sendiri, atau vila itu adalah pemberian orang lain, tidak akan terjadi hal-hal seperti dirinya dicegat di depan pintu dan diremehkan."Aku dengar dari orang yang menghadiahkan vila ini padaku, peralatan di dalam vila sudah lengkap, bisa langsung ditempati?"Staf tersebut berkata dengan penuh hormat, "Ya, benar. Setiap hari kami mengatur orang khusus untuk membersihkannya, memastikannya tetap bersih. Kalau Tuan Ardika belum makan, kami bisa mengatur juru masak menyediakan makanan untuk Tuan.""Nggak perlu, aku masuk lihat-lihat dulu saja."Ardika melambaikan tangannya, lalu melangkah masuk ke dalam vila, tidak menyadari ekspresi kagum dan ambigu yang menghiasi wajah sekelompok staf tersebut.Setelah memasuki vila, Ardika mulai melaku







