Apa yang terjadi dengan mama Joyce ya, apa kesalahan Wisnu kali Ini?
"Kadangkala alam juga bisa mengetahui apa dan bagaimana kebenaran itu, meski tanpa ada saksi mata manusia." by Wisnu. "Awww!" "Aduh! Apa-apaan sih si Wisnu ini! Kurangajar! Tolong ... Tolong!" Suara mama Joyce cetar membahana di pagi yang dingin itu. Wisnu yang sedang fokus belajar untuk persiapan kuliah beberapa hari lagi jadi kaget. Ada apa ya? Dia berlari menuju kamar mama Joyce. Ada Om Adi yang juga berada di depan pintu kamar, dari nyonya kaya ratu rumah keluarga Wiguna ini. Dia nampak cemas juga dan mengetuk pintu kamar yang tertutup. "Mbak ... Mbak Joyce, kenapa? Ada apa?" tanyanya gugup. "Aduhhh, tolong dik Adi! Aku terpeleset di kamar mandi. Licin sekali deh. Wisnu nih gara-garanya! Aduh badanku sakit semua. Remuk nih badan bagusku, sialan bener nih menantu baru keluarga Wiguna itu!"
"Kedalaman sikap baik seseorang pun bisa berantakan karena rasa iri dan merasa tersisihkan." by Wisnu. Lain Adi lain lagi dengan Bari, kakak Sinta. Meski tak tergabung di koalisi mama dan tantenya, untuk mencelakakan Wisnu, dirinya menyimpan rasa tak suka dengan adik ipar barunya itu. Iri hati. Ya pada dasarnya Bari iri dengan Wisnu yang hanya new comer di rumah Wiguna tetapi berhasil secara aneh 'ngehits' dengan tiba-tiba, begitu mencolok pula. 'Apa sih kelebihan anak itu sampai-sampai pembantu kesayanganku seperti mbok Tirta saja memujanya?' gerutu Bari tak terima. Apa hak dia mengambil alih pusat duniaku? Sialan! Ga bisa didiamkan ini! Ancaman ternyata datang dari sisi tak terduga. Sesosok Wisnu yang tampak polos malah membuat orang tertarik kepadanya. Mbok Tirta, ART senior itu, sedari Bari baru lahir ke dunia, m
"Sifat asli seseorang tampak dari reaksi pertama yang dilakukannya, saat terdesak oleh keadaan tak terduga." by Bari. Terakhir saat main ke tempat hiburan malam ketiga yaitu karaoke, Wisnu malah bisa menyanyi walau suaranya pas-pasan. Si pembetot bass di Sixth ini memang kadang jadi backing vokal sesekali. Bari jadi bertepuk tangan sedikit kagum. Saat mau pulang, bencana terjadi enggak disangka-sangka. Mobilnya menyerempet sekelompok motor anak jalanan yang kebut-kebutan. Bari jadi kebingungan dan menghentikan mobilnya. Beberapa anak jalanan itu marah, mereka menghentikan mobil Bari dan menghadang kedua lelaki keluarga Wiguna itu dengan brutal. "Saya minta maaf, sungguh tadi kakak saya gak sengaja menabrak. Tadi beliau agak mabuk. Nanti biaya perbaikan semua motor yang rusak akan kami cover semua kok. Mas-mas kalau ada yang luka juga akan di
"Kesetiaan adalah nafas yang menghidupkan pernikahan. Setialah, maka pernikahan insyaallah akan tetap terjaga kelangsungannya." by Wisnu Wisnu menggelengkan kepala tanda tidak terlalu paham. Tapi ada rasa damai di hatinya. Kak Bari sudah lebih ramah! Alhamdulillah. Lalu dimana Sinta malam ini? Apakah pertemuan dengan teman SMA-nya berjalan lancar? Sejak habis magrib, Sinta sudah pergi. Bersama teman-teman genknya di SMA dulu. Ada Ati, Dina, Doni dan Syara. Mereka berkumpul di sebuah restourant mewah di tengah kota. Tentu saja Sinta yang mengadakan dan membiayai acara nalam ini. Setelah sekitar 7 tahun kuliah di Jogjakarta, Sinta memang hanya pulang satu atau dua kali dalam setahun, saat lebaran dan liburan mahasiswa. Makanya bisa dibayangkan betapa rindunya Sinta dan teman-teman akrabnya tersebut.
"Persahabatan bagai cahaya yang akan menerangi kegelapan dalam hubungan antar manusia. Dia akan bercahaya terang ke gelap sesuai kemurnian nilai persahabatan itu sendiri." by Wisnu. Kalau Sinta mempunyai sahabat waktu kuliah bernama Didi, dan empat teman akrab SMA Syara, Ati, Dina dan Doni. Wisnu suaminya tentu akan mengajukan satu teman akrab semasa kuliah. Mereka bahkan sering duduk sebangku, di Fakultas Sastra Inggris. Nama sahabat Wisnu itu Willy tapi lebih tenar dipanggil Kriwil. Si Kriwil ini pernah ditaksir Sinta tetapi dia sudah lebih dulu memilih Didi. Dan Sinta berjodoh dengan Wisnu teman Kriwil. Wew jalan hidup ini kadang kelihatan begitu luar biasa dan tak terduga. Selain Kriwil, teman seband 'Sixth' Wisnu lainnya ada Antok, Teten, Randy, dan Tegar. Mereka semua baik, kompak dan saling menyayangi.
"Mandiri bukan berarti tidak memerlukan bantuan orang lain, tapi bergantung pada diri sendiri maksimal sampai tak mampu lagi." by Wisnu. Hari ini adalah hari ketiga Wisnu berangkat kuliah sehabis magrib. Sinta menemani suaminya dan berakhir pulangnya mereka makan sate kambing dahulu. Setelah menunggu beberapa lama, apa yang mereka pesan datang juga. Mereka langsung menyerbu tanpa ampun dan basa-basi. Yeah sate kambing, dimakan di malam berudara dingin seperti ini? Untuk sepasang muda mudi yang sudah sah nikah? Apa ya efek manisnya? Saat pulang, Wisnu yang kekenyangan plus capek jadinya mencoba berselonjor memanjangkan badan dan kakinya. Walau tentu saja, susah, karena sangat terbatasnya ruangan dalam mobil. Tetapi dia abai karena dirinya sungguh dalam kondisi sangat capek dan mengantuk. Sedangkan di sisi pengemudi, Sinta yang sudah cukup
"Mertua juga adalah bak orang tua kita, yang wajib kita patuhi, mendengarkan apa katanya dan perintahnya." by Wisnu. Soal 'juragan' atau bos, Wisnu mempunyai Hendra Wiguna sebagai bosnya. Mengesampingkannya sebagai bos di pekerjaan, hubungan mereka di rumah sebagai menantu dan mertua masih terus mencari cara untuk menjaga 'klik' keharmonisannya. Seperti hari ini, saat pulang kantor sore hari, Wisnu mendapat tumpangan untuk pulang ke rumah oleh papa Hendra. Ojolnya dibatalkan, dan hanya mengantar Wisnu sampai ke tempat yang posisinya agak jauh dari kantor, untuk kemudian bergabung dengan mobil Hendra. "Masuk, Wisnu!" perintah Hendra kepada menantunya ini untuk masuk ke dalam mobil. "Baiklah, Pa." Wisnu menuruti apa kata papa mertuanya. "Ada apa, Papa Hendra ... ga biasanya pulang mengajak saya? Ada yang perlu dibantu, Pa?"
"Pekerja keras dan cerdas tanpa kompromi, kurangi istirahat, perbanyak usaha dan doa. Maka keberhasilan niscaya menghampirimu." by Darmanto. Saat itu sore menjelang magrib dan Wisnu sedang diajak makan mertuanya. Mereka makin akrab, meski Hendra masih sedikit menjaga jarak. "Iya, selain pakar ilmu attitude, dia juga menerapkan itu ke bisnisnya dan berhasil! Dia Pak Arto itu sahabat karib bapakku." Hendra menjelaskan. "Oiya Pa? Keren banget deh. Mereka berdua sama hebatnya dengan cara unik masing-masing ya, Pa?" "Ya mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Soal bisnis, bapakku Pak Darmanto tentu juaranya. Dan tentang akhlak, attitude, Pak Arto tentu yang jauh lebih okey!" Wajah Hendra sangat ceria saat menceritakan tentang bapaknya. "Papa sangat bangga sama Kakek Darmanto ya?" Wisnu merasa terpes