"Hahaha, ah suamiku penakut nih. Padahal kakek mah bisa menunggu kali, sampai kita selesai iya-iya hehehe. Ya udah sana. Aku tunggu ya, Sayang? Cepetan jangan lama-lama. Dosa loh bikin kangen istri." Sinta mengedipkan matanya genit.
Sinta hari ini hanya memakai celana hot pants setengah paha warna pink tipis dan kaos u can see hitam dengan panjangnya yang juga pendek sekali. Sesekali akan kelihatan pusarnya, yang indah, saat dia memanjangkan badan, membersihkan tempat yang lebih tinggi. Hal itu membuat Wisnu jadi makin pusing, rasanya ingin menerkam saja. Wisnu segera keluar kamar, lalu berjalan cepat menuju kamar kakek. Kalau lama-lama di hadapan bidadarinya, dia makin ga kuat meninggalkan keindahan yang menggodaWah sempat ya Wisnu Sinta bermesraan di sela kesibukan. Gimana ya sifat mama Sinta dulu?
"Konsisten, kerja keras dan daya tahan dalam kamus hidup manusia itu memang benar adanya dan harus dijaga demi kesuksesan." by Wisnu. "Baiklah kalau itu maumu. Kau memang keras kepala kayak mamamu almarhumah, Sin. Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja ya?" "Makasih, Papa Sayang!" "Oh iya, dulu mama Sinta seperti apa sih, Pa?" Sinta memandangi papanya dengan penuh sayang. "Mamanya Sinta dan Bari, mama Anggi, wanita yang sangat baik. Dia cinta sejati papa. Dia sabar, ramah, penuh welas asih tapi juga kalau punya mau harus dia lakukan persis kamu. Beda jauh sama mama Joyce yang santai hehe." "Semoga Mama Anggi damai di sisi Allah Swt ya, Pa?" "Aamiin, Nak." *** Mungkin memang benar bahwa Wisnu tidaklah bodoh, dan dia terus berusaha mengupgrade diri sehingga bisa setidaknya mendekati sesosok menantu ideal keluarga
"Tugas adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan, dan itu tak hanya sekedar dilakukan begitu saja tapi juga semestinya dihayati." by Hendra. Hendra diam-diam mengamati kinerja dan sikap Wisnu selama di rumahnya maupun di kantor. Dia masih merasa belum puas, banyak sekali kekurangan seorang menantu bernama Wisnu. Tetapi Hendra juga sedikit demi sedikit mulai menyukainya. Itu bisa dijelaskan sebagai berikut, karena Hendra melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa bapaknya, Pak Darmanto bisa sampai lepas tertawa lebar karena omongan dan tingkah Wisnu. Bagi Hendra, itu membuat hatinya bahagia, dia sudah begitu lama sangat merindukan sesosok bapak dengan sikap hangat yang dulu ditemuinya saat masih kecil. Berkat Wisnu, bapaknya kini bisa kelihatan ceria, manusiawi dan lebih sehat, tidak murung lagi. Ba
"Gagal sekali tidak akan membuatmu jatuh, tapi tetap terus meratapi nasib saat jatuh itulah kegagalanmu sesungguhnya." by Hendra."Please jangan batalkan, Mister Gregh. Saya memang tak berpengalaman dan ini pertama kalinya saya pergi menemui klien. Mohon pertimbangkan lagi.""Tidak. Maaf keputusan saya sudah bulat. Bye!"Tinggal Wisnu yang hanya lemas tak berdaya. Tender pertamanya gagal total! Sungguh ini adalah bencana terdahsyat dalam kehidupannya sebagai menantu terpilih keluarga Wiguna.Wisnu rasanya tak berani membayangkan. Bagaimana dia bisa menghadapi kemarahan papanya juga keluarga lain nanti? Dengan pikiran kacau balau Wisnu pulang. Dia tak tahu lagi mesti bersikap bagaimana. Batinnya terus merutuki diri sendiri. Menyalahkan dan terus menyalahkan tanpa ampun lagi. 'Wisnu kamu oon! Kam
"Tua itu bukan lebih pada masalah pertambahan usia, tetapi pengalaman hidup yang banyak guna." by DarmantoWisnu yang akhir-akhir ini banyak cobaan, dari mulai kerjaan kantor yang masih salah. Kedua dia dijebak oleh kasus minuman jahe beracun. Ketiga beberapa hari yang lalu juga telah menggagalkan tender besar dari pengusaha Amrik. Dan itu semua membuatnya lemas dan hilang kepercayaan diri. Meskipun kegagalan itu dimaafkan oleh papa Hendra dan dimaklumi oleh kakek Darmanto, hanya dimaki oleh Bari saja, Wisnu merasa down sekali. Dia merasa tiga bulan jadi menantu tak juga menghasilkan apapun. Kenapa? Apa salahnya? Apakah memang trah dan darah keluarga miskin sungguh merasuki dirinya dan enggak mau lepas? Sinta sedih melihat suaminya. Dia memperhatikan Wisnu seperti bunga layu kekurangan air. Semangat dan senyumnya memudar. Gairahny
"Keberhasilan pertama, setelah sekian kali kegagalan akan terasa begitu manis. Bagai buah kehidupan yang paling berharga." by Wisnu.Setelah 'puas' dengan liburan hotnya, selama tepat seminggu atau tujuh hari, Wisnu dan Sinta balik ke Jakarta dengan semangat hidup Wisnu yang terbarukan. Wisnu kini memandang dunia dengan indah lagi. Setruman kemesraan Sinta dan kata-kata dukungannya terngiang di telinganya."Sayang ... Ga usah dimasukkan ke hati omelan Kak Bari. Buang aja kelaut. Dia memarahimu karena iri, tauk! Papa dan kakek aja ga marah kok. Padahal mereka kan lebih berpengalaman?""Iya kamu benar, Sayang." Wisnu menelan salivanya saat melirik tengkuk putih istrinya yang menantang. Karena rambut panjangnya digelung keatas membentuk cepol lucu."Tentu saja, Sinta gitu loh. Kegagalan itu sukses yang tertunda, oke kan, jadul banget kalima
"Kegagalan itu hal yang biasa, yang luar biasa adalah bisa menerima kegagalan itu dengan baik." by Darmanto."Iya, Kek. Insyaallah.""Oiya bagaimana dengan keuangan keluarga kita trus hobi kamu gimana perkembangannya? Jadi gak ngeband di The Blast Cafe?""Insyaallah Wisnu sih lancar aja Kek, menangani keuangan keluarga Wiguna, dengan banyak tanya ke Sinta dan papa awalnya tapi hehe. Sekarang sudah mulai familiar melihat angka fantastis begitu.""Ya ga pa pa lah, Wis. Kamu biar bisa praktek menangani keuangan dari pencatatan sederhana pemasukan, pengeluaran, perencanaan atau budgeting, membuat laporan cash flow dan sebagainya. Hahay syukurin, pusing kan Lo? Hahahaha happy bener kakek membuat dirimu kelimpungan. Maksudnya biar kamu makin sibuk dan bisa lebih atur waktu.""Iya hahaha pusing sih aslinya, Kek, tapi makasih
"Sebuah nasehat kadang tidak sebegitu berartinya bagi si pemberi, tapi ajaibnya bisa membukakan jalan lebar bagi si penerimanya."by Wisnu."Maafkan Wisnu, Pa. Wisnu gagal lagi. Kali ini klien benar-benar tidak tertarik dari awal untuk bekerja sama."Wisnu nampak down banget dan itu membuat Hendra jadi gemas. Bukan soal gagalnya, karena toh itu biasa dalam dunia keras bisnis. Tetapi mental Wisnu yang ups down tidak stabil. Itu tidak sehat sama sekali. Itu harus diperbaiki kalau mau sukses ke depannya lagi."Wisnu, hal seperti ini sudah biasa dalam bisnis. Kenapa sih kamu galauan? Bukan sepenuhnya salahmu, Nak. Bayangkan saja satu analogi ya, misal kita jualan lombok di pasar, ada pembeli yang suka pedas, dia pasti mau beli lombok kan, itu juga kalau lombok di rumahnya habis. Trus ada pembeli yang ga suka pedas.
"Rejeki tak kemana. Jikalau pun dia kemana-mana, sebenarnya tak susah mengejarnya, asal mengetahui ilmunya." by Wisnu."Nah, Sinta sudah kasih masukan dan sedikit nasehat. Bagaimana dengan Mas Wisnu, bagaimana sudah lega kan? Kalau sudah lega, mari bercinta!" ujar Sinta tersenyum langsung duduk di pangkuan suaminya yang lalu nyengir kuda. "Kangen ya, Sayang? Maafkan suamimu yang terlupa, egois memikirkan diri sendiri dan soal bisnis ya?" Wisnu menciumi lengan harum istrinya."Tidak apa-apa, dimaklumin kok. Sinta akan siap mengingatkanmu terus, Sayang." Sinta menarik rambut suaminya mendekatkan bibir penuh candu suaminya itu ke arah bulatan kecil kembar di dadanya, dengan baju kaos mini dan dalaman yang sudah disibaknya ke atas. Wisnu langsung melotot senang dan langsung beraksi. Dijilatinya bergantian kiri kanan. Sementara jemari