Home / Urban / Menantu Sampah Itu Adalah Lord Tertinggi / Bab 8: Restoran Starhaven (2)

Share

Bab 8: Restoran Starhaven (2)

last update Last Updated: 2024-07-30 01:02:02

Setelah memesan semua hidangan yang mereka inginkan, sepasang pria dan wanita tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Charlie, kau telah kembali ke Kota Ashwood?" tanya pria yang bernama Alem.

"Itu benar, Alem. Aku kembali kemarin malam," balas Charlie dengan senyum hangat.

Wanita yang ada di samping Alem yang bernama Madison menatap Chelsea dengan penasaran. Ini membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Apakah wanita ini pacarmu, Charlie? Dia sangat cantik."

Chelsea ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Dia tidak ingin mereka mengambil kesimpulan bahwa dia adalah pacar Charlie. Namun, sebelum dia dapat menyela, ibunya tiba-tiba berkata, "Belum untuk saat ini, tapi segera."

"Itu benar. Chelsea akan bersama dengan Charlie segera," lanjut Eitan dengan anggukan setuju.

Ini sontak membuat Chelsea menatap keduanya dengan tajam. Apa yang mereka katakan barusan?! Aku sudah memiliki suami, dan aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan suamiku!

Pada titik ini, pasangan itu mengerti tentang situasi yang sebenarnya terjadi. Apakah Charlie ingin mendapatkan wanita dingin ini dengan cara merebut hati keluarganya? Dilihat dari penampilan keduanya, jelas bahwa mereka berasal dari keluarga miskin. Tentu saja, cara terbaik untuk memenangkan hati mereka adalah dengan menampar wajah mereka dengan uang. Seperti yang diharapkan dari Charlie, dia selalu memiliki pola pikir yang mengesankan.

Sementara itu, Dilan telah tiba di depan Restoran Starhaven. Begitu dia mengambil langkah untuk masuk, dua satpam segera menahannya.

"Apakah Anda punya kartu tamu?" tanya salah satu dari mereka.

"Tidak," balas Dilan segera.

"Enyahlah! Jangan menganggu pekerjaan kami, Bajingan!" Satpam itu menatap Dilan dengan jijik sembari mendorong tubuh Dilan dengan sebuah pentungan hitam.

Dilan sedang jatuh dalam amarah yang besar. Dia ingin melihat apa yang dilakukan Charlie kepada istrinya. Namun, satpam ini menghentikannya sehingga membuat kemarahannya memuncak.

Sebelum Dilan dapat mengatakan apa pun, R13 tiba-tiba berkata kepadanya, [Bisakah saya berbicara, Lord Tertinggi?]

"Katakan," balas Dilan segera.

[Restoran ini milik Keluarga Franklin. Anda bisa meminta Grey Franklin untuk membiarkan Anda masuk.]

Dilan memberikan anggukan mengerti sebelum akhirnya mengambil kartu nama yang diberikan oleh Grey dan memanggilnya.

"Ini aku, pria yang telah menyelamatkanmu," kata Dilan begitu panggilan tersambung.

"Oh, ada yang bisa saya bantu, Tuan Penyelamat?"

"Restoran Starhaven adalah milikmu, 'kan? Beritahu kepada satpam-satpammu untuk mengizinkan aku masuk."

Mendengar itu, Grey segera membalas, "Tunggu di sana, Tuan Penyelamat. Saya akan tiba di sana kurang dari dua menit. Tidak, kurang dari satu menit!" Kebetulan Grey juga sedang menuju ke restorannya.

Tak lama setelahnya, Grey tiba dan segera menghampiri Dilan. Grey saat ini bersama dengan seorang pria kekar dengan penampilan menyeramkan. Dia menatap Dilan dengan ekspresi mengintimidasi dan curiga.

"Biarkan saya yang mengantarkan Anda ke dalam, Tuan Penyelamat. Apakah Anda ingin makan sesuatu? Saya punya banyak rekomendasi untuk Anda," tanya Grey dengan nada hormat dan senyum hangat.

"Tidak, aku hanya ingin menemui istriku yang ada di dalam," balas Dilan dengan nada santai.

Melihat bagaimana sikap dingin yang ditunjukkan Dilan kepada Grey, pria kekar yang bernama Antonius itu seketika menunjukkan ekspresi penuh kebencian. Hanya karena telah menyelamatkan Tuan Muda Grey dia menjadi begitu sombong?! Apakah dia tahu siapa Tuan Muda Grey sebenarnya?!

Antonius yakin jika dia berada di posisi yang sama dengan Dilan saat itu, dia juga mampu mengalahkan ketiganya. Para anggota tingkat rendah Antares bisa dia kalahkan dengan mudah!

Lalu, hanya karena mengalahkan beberapa cecunguk, dia berpikir bahwa dia hebat?! Ini membuat Antonius ingin menghancurkan wajah Dilan segera.

"Baiklah, saya akan memandu Anda, Tuan Penyelamat."

Kemudian, Grey memberikan ruang untuk Dilan masuk. Sementara untuk kedua satpam yang sebelumnya mengusir Dilan, Grey menatap keduanya dengan tajam dan dingin. Ini membuat mereka secara alami meneguk ludah mereka sendiri. Mereka tahu bahwa nasib mereka selanjutnya tidak akan berakhir baik.

Begitu tiba di dalam restoran, Dilan bisa melihat Chelsea di kejauhan, duduk bersama Charlie dan yang lainnya.

"Terima kasih. Kau sekarang bisa melanjutkan pekerjaanmu," kata Dilan kepada Grey, sebelum akhirnya mengambil langkah panjang menghampiri mereka.

Grey di sisi lain hanya memberikan anggukan mengerti, tapi sejujurnya dia sangat penasaran. Bagaimana latar belakang Dilan sebenarnya? Siapa istrinya? Karenanya, dia diam-diam mengikuti Dilan untuk mendengarkan apa yang ingin mereka bicarakan.

"Apakah makan siangnya menyenangkan?" tanya Dilan dengan nada dingin begitu tiba di meja mereka.

"Dilan? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Chelsea dengan ekspresi terkejut.

"Apakah aku tidak diizinkan untuk bertemu istriku?" balas Dilan dengan nada dingin.

Chelsea seketika menunjukkan ekspresi gugup, "Bu-bukan itu maksudku, Dilan..."

"Sungguh menantu yang tidak berguna! Bukankah restoranmu akan bangkrut?! Mengapa kau tidak menyelesaikan masalah restoranmu?!" Leanne tiba-tiba menyela sembari menunjukkan ekspresi marah.

"Anjing sepertimu tidak pantas berada di sini, Dilan! Kau hanya akan membuat restoran ini menjadi bau!" lanjut Eitan dengan ekspresi merendahkan.

Alem dan Madison yang menaruh perhatian pada situasi yang sedang terjadi, seketika memberikan senyum kagum kepada Charlie. Jadi, Charlie ingin merebut istri orang lain?! Hahaha, sungguh Charlie yang bejat.

Namun, harus diakui bahwa Chelsea terlalu sempurna untuk pria dengan penampilan kumuh ini. Chelsea yang secantik dewi layak untuk mendapatkan pria yang jauh lebih baik, contohnya adalah Charlie.

Madison bahkan menatap Chelsea dengan ekspresi kasihan, menganggap bahwa hidupnya begitu sial karena memiliki suami miskin dan kotor seperti pria ini.

Tentu saja, mereka berpikir untuk ikut campur dalam masalah mereka. Karena Charlie menginginkan Chelsea, mereka seolah memiliki kewajiban untuk membantunya.

"Ini adalah Restoran Starhaven. Mengapa pria kumuh sepertimu diizinkan masuk?" Alem tiba-tiba menyela.

Pandangan dingin Dilan segera beralih kepada Alem, "Apakah itu ada urusannya denganmu?! Lakukan apa yang ingin kau lakukan dan jangan ikut campur ke dalam masalahku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantu Sampah Itu Adalah Lord Tertinggi   Bab 194: Kehidupan Yang Indah (TAMAT)

    Satu setengah tahun kemudian.Dilan menebar rumput-rumput hijau yang segar di tempat pakan ternaknya. Tak lama setelahnya, segerombolan sapi memenuhi itu, memakan rumput dengan rakus, beberapa mengeboh untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka.Saat Dilan sedang sibuk, Wenda tiba-tiba menghampirinya. Perlu diketahui bahwa Wenda tidak datang sendiri. Ada seorang bayi di pangkuan kedua lengannya. Bayi itu sangat tampan, memiliki wajah oval yang imut dan manis, lebih banyak mengambil paras ibunya."Makan siang sudah aku siapkan di meja makan, Sayang," kata Wenda dengan nada hangat begitu tiba di depan Dilan.Dilan tersenyum hangat saat dia membalas, "Baiklah, aku akan tiba lima menit lagi. Tunggu aku di meja makan."Lima menit kemudian, mereka berkumpul di sebuah meja makan. Berbagai hidangan lezat tersaji dengan rapi di atas meja. Uap dari tiap hidangan menyebar ke seluruh ruangan, memberikan kesan rumah yang hangat dan damai.Si bayi tampak sangat bersemangat melihat berbagai hidang

  • Menantu Sampah Itu Adalah Lord Tertinggi   Bab 193: Kesetiaan Yang Besar Dari Para Muridnya

    Butuh waktu selama beberapa saat untuk Ruben membalas perkataan Dilan.Tentu saja, dia tidak pernah menyangka bahwa Dilan adalah seseorang yang sangat kuat. Ruben tahu seberapa kuat ketiga kaki tangan Alvaro. Mereka bahkan dapat dengan mudah mengalahkan sepuluh sampai lima belas warga desa. Membayangkan Dilan dapat dengan mudah mengalahkan ketiganya, bahkan tanpa Ruben mengetahui apa yang terjadi, jelas Dilan punya identitas yang tidak biasa. Dilan pasti berasal dari sebuah keluarga besar.Tidak hanya baik, bersedia memberikan harga yang lebih tinggi, dia juga sangat kuat. Orang tuanya telah membesarkannya dengan sangat baik.Karenanya, ketika dia sadar dari rasa terkejutnya, dia buru-buru membalas, "Mohon ikuti saya, Tuan dan Nyonya. Saya akan membawa Anda berdua ke tanah saya."Dilan dan Wenda memberikan anggukan setuju, mengikuti Ruben dan istrinya. Mereka mengabaikan Alvaro dan ketiga kaki tangannya yang masih tergeletak tak berdaya di lantai.Di sisi lain, orang-orang yang ada

  • Menantu Sampah Itu Adalah Lord Tertinggi   Bab 192: Desa Bisoph

    Keesokan harinya, Dilan dan Wenda pergi menuju sebuah desa yang dekat dengan Kota Ashwood, hanya satu jam perjalanan dari pusat Kota Ashwood, bernama Desa Bisoph. Mengingat lingkungan di Desa Bisoph masih sangat terjaga, bersih dan indah, maka Desa Bisoph adalah lokasi sempurna untuk menjadi tempat tinggal mereka, menghabiskan hari tua bersama.Keduanya kemudian menuju kantor kepala desa, meminta rekomendasi tanah dengan luas 20x20 meter persegi untuk dibeli.Mendengar permintaan keduanya, kepala desa segera menjawab, "Kebetulan desa kami memiliki seseorang yang ingin menjual tanahnya dengan luas seperti yang Tuan dan Nyonya inginkan. Saya akan meneleponnya, mohon tunggu sebentar."Sepuluh menit kemudian, dua orang datang ke kantor kepala desa. Mereka adalah seorang pria setengah baya dengan wajah yang tampak lelah. Dilan bisa menebak bahwa pria ini telah bekerja keras selama hidupnya. Sementara satunya adalah seorang wanita setengah baya yang penampilan tidak lebih baik dari pria se

  • Menantu Sampah Itu Adalah Lord Tertinggi   Bab 191: Mimpi Akhirnya Terwujud

    Selama empat hari berikutnya, Elliott mengunjungi Dilan sebanyak dua kali. Namun, selama kunjungannya, dia sama sekali tidak menyinggung soal tawaran Benua Starfell, menunjukkan bahwa dugaan Dilan benar. Elliott melakukan segala cara agar kakeknya tidak menganggu Dilan.Dia ingin mencapai tingkat yang lebih, yaitu mencapai tingkat Nasional. Dengan begitu, dia memiliki kemampuan untuk melindungi ayahnya dan Keluarga Felipe! Lagipula, dia akan lebih loyal terhadap Benua Starfell daripada Dilan. Dia bersedia untuk mempertaruhkan hidupnya untuk Benua Starfell. Mengingat kerjasama ini memiliki potensi untuk menimbulkan permusuhan di antara kedua belah pihak, maka tidak membiarkan Dilan bekerjasama dengan Benua Starfell adalah pilihan terbaik.Dia tidak akan bingung untuk berpihak pada siapa seandainya kedua belah pihak memutuskan untuk berperang! Walaupun kemungkinan itu kecil, tapi lebih baik tidak daripada menyesal, 'kan? Karenanya, Elliott telah membulatkan tekadnya untuk tidak memb

  • Menantu Sampah Itu Adalah Lord Tertinggi   Bab 190: Tidak Peduli Apa Yang Kau Berikan, Aku Tidak Akan Tertarik

    Setelah kepergian Dilan dan Wenda, Tyler segera melakukan rapat darurat. Dia kemudian menatap Elliott dengan ekspresi penuh harapan, bertanya, "Kau tahu apa yang harus kau lakukan, 'kan, Cucuku?"Mendengar itu, Elliott menunjukkan ekspresi pahit saat dia membalas, "Aku tidak terlalu yakin bisa menyakinkan masterku, Kakek. Tapi, aku akan mencoba."Kali ini, dia tidak mencoba untuk mempermainkan Tyler. Dia memang tidak benar-benar yakin bisa meyakinkan Dilan untuk mendukung Benua Starfell. Selama ini, dia dan ayahnya tidak melakukan sesuatu yang besar untuk Dilan. Yang terjadi justru sebaliknya, Dilan-lah yang banyak membantu mereka. Sehingga, tidak ada alasan bagi Dilan untuk mendengarkan permintaannya.Namun, dia tiba-tiba mengingat bahwa ayahnya memberikan Dilan sebuah ginseng suci berusia 1000 tahun, yang mana itu merupakan titik awal di mana Dilan terus membantu mereka.Apakah masternya punya ketertarikan tertentu terhadap ginseng suci berusia 1000 tahun?! Elliott tidak tahu, tap

  • Menantu Sampah Itu Adalah Lord Tertinggi   Bab 189: Menolak Tawaran Tanpa Ragu

    "Ma-master... Ka-kau adalah Lord Tertinggi?!"Elliott adalah yang pertama kali berbicara. Walaupun dia telah mendengar secara langsung pengakuan Dilan, tapi dia masih ingin kembali bertanya untuk memastikan kebenaran dari itu. Ada kemungkinan dia salah dengar, 'kan?Dan, apa yang dikatakan Dilan selanjutnya membuat rahangnya hampir jatuh ke tanah. Tidak ada yang lebih mengejutkan dari itu! "Aku benar-benar Lord Tertinggi. Aku memegang kendali penuh atas Benua Verdentia dan Benua Pyrefall," balas Dilan segera.Setelah mendengar itu, Tyler akhirnya mengerti mengapa Dilan sekuat ini. Dia pada faktanya adalah pemimpin dari dua benua besar. Tyler mendengar bahwa Lord Tertinggi adalah seorang pria yang sangat berbakat dan kuat. Terlebih, dia masih sangat muda, belum mencapai usia tiga puluh tahun.Tentu saja, Tyler sangat penasaran dengan sosok Lord Tertinggi. Bagaimana mungkin pria semuda itu dapat mencapai ketinggian yang bahkan sembilan puluh sembilan persen manusia di dunia ini tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status