Share

SAUDARA IPAR BERMUKA DUA

Mas, Aleeza minta tolong bentar dong! " Ucap Aleeza yang berhasil membuat lamunannya buyar.

"Ada apa sayang? " Tanya Reyhan sambil mendekati sang istri.

" Tolong pasangkan galon itu mas, Aleeza tidak kuat mengangkat nya" Pinta sang istri.

" Loh dek, siapa tadi yang beli galon? " Tanya Reyhan.

" Ooo itu, tadi Aleeza chat penjual nya, kan ada kontak nya di HP mas rey" Jawab Aleeza.

" O... Iya dek, terima kasih" Jawab reyhan.

" Sama sama mas" Jawab Aleeza.

Reyhan bergegas menuruti permintaan Sang istri untuk membantu nya memasang galon pada dispenser di sudut ruangan. Sementara itu, Aleeza tengah sibuk menyiapkan masakan nya di meja makan.

Lima belas menit kemudian, meja makan yang rumayan panjang itu sudah terisi penuh dengan berbagai hidangan yang lezat.

Dari Paling ujung sana, ada oseng kentang dengan telur puyuh, lalu ada tumis kubis, wortel, dan telur. Selain itu, ada juga semur ayam dan sayur sop. Meja makan itu juga di lengkapi dengan aneka buah-buahan, sambal terasi, kerupuk, air putih dan jus jeruk.

" Alhamdulillah.... Finally... " Ucap Aleeza sambil menyeka keringat nya.

" Capek yang?? " Tanya Reyhan.

Belum sempat Aleeza menjawab pertanyaan imam hidup nya itu, sebuah suara yang sangat di kenalnya menyahut ucapan nya.

" Apa apaan... Cuma menata makanan gitu aja capek" Sahut bu khoir.

"Coba dong jadi ibu, dari bangun tidur udah menyapu, mengepel, dan semua pekerjaan rumah lain nya ibu yang kerjakan" Sombong sang ibu mertua.

Aleeza ingin menyela ucapan itu, karena sejak tadi, Aleeza lah yang membereskan semua nya. Namun, sang ibu mertua malah mengakui bahwa semua itu pekerjaan nya.

" Sudah bu, sekarang ibu istirahat saja " Ucap Reyhan.

Aleeza pun menghembuskan nafasnya perlahan untuk mengurangi emosi yang membuncah di dada nya.

" Eh, Rey... Kamu sipain beberapa kursi, karena mbak dan mas mu udah ibu telpon untuk makan disini" Titah sang ibu.

" Iya bu" Jawab Reyhan patuh.

" Aleeza!! ... Kamu juga siapkan beberapa piring lagi, karena kita akan makan bersama " Titah sang ibu mertua lagi dan lagi.

Dan lagi lagi, Aleeza hanya bisa menuruti perintah itu tanpa melawan sedikitpun. Sebenarnya, aleeza sangat bisa menjawab ucapan sang ibu mertua, tapi ia tahu diri dan tahu sopan santun, sehingga ia memilih diam dan mengerjakan perintah nya.

Tak lama kemudian, terdengar suara mobil yang memasuki pekarangan rumah itu. Dan dari dalam nya keluarlah sepasang suami-istri beserta tiga anaknya. Dan diobil berikutnya, turunlah sepasang suami-istri dengan puteri cantik nya yang masih kecil.

" Assalamu'alaikum.... " Ucap mbak najwa dan mas kamal hampir bersamaan.

" WA alaikum salam..., eh, ayok ayok... Masuk dulu" Jawab bu khoir dengan gembira. Pasalnya, putera Puteri nya itu adalah orang-orang yang sudah sukses, dan tentu saja mereka tak datang dengan tangan kosong.

Setelah meletakkan barang bawaan mereka, mereka semua berkumpul di meja makan untuk menikmati hidangan yang sudah Aleeza siapkan.

" Eh, ayo dek Aleeza, sini  makan " Seru mbak najwa.

" Ayo dek... Makan yang banyak " Ucap mas ulum menambahi perintah istri nya.

Aleeza hanya bisa tersenyum mendengar ucapan itu. Gegas, Aleeza mengambil piring suami nya dan mengisinya dengan nasi dan berbagai lauk.

" Ini mas... " Ucap Aleeza sambil menyodorkan piring itu pada Reyhan.

" Ayo dek, kamu makan juga " Ucap mbak najwa entah untuk yang ke berapa kali nya. Dan dengan cekatan, tangan mbak najwa meraih piring Aleeza dan mengisinya dengan berbagai makanan.

" Sudah mbak, cukup.... Jangan banyak banyak " Ucap Aleeza.

" Halah nduk, makan aja yang banyak " Tiba-tiba, ibu mertua ikut menambahkan beberapa sayuran ke atas piring Aleeza sambil mata nya sedikit melotot, seolah berkata.... Awas kalau nggak kamu habiskan!!!.

Aleeza hanya bisa pasrah melihat perlakuan mereka. Aleeza adalah wanita jebolan pesantren yang sangat tertata adab dan sopan santun nya. Ia menerima apapun yang kakak ipar nya itu berikan. Sebenarnya, ia bisa saja menolak semua itu, namun dalam kitab yang pernah di pelajari nya, hal itu tidak boleh di lakukan.

" Terima kasih mbak, buk... " Ucap Aleeza sambil menyunggingkan senyuman manis nya.

Mereka semua tampak mencoba memposisikan diri dan mulai membuat Aleeza nyaman. Mereka mengobrol sambil menikmati makanan hasil masakan dari Aleeza.

" Masakan nya kali ini enak banget, yang masak Aleeza ya?? " Tanya mbak Nurul, istri dari mas kamal.

" Iya mbak, Aleeza yang masak " Jawab Reyhan.

" Enak dek, top deh!! " Seru mbak najwa.

" Alhamdulillah, kalau kalian suka " Ucap Aleeza.

Smentara itu, bu khoir tersenyum masam mendengar Aleeza yang mendapatkan pujian dari anak mantu nya.

Dalam hati, Aleeza tersenyum puas melihat ibu mertua nya yang tampak kecut.

" Najwa, kamu ngajar nya gimana? Lancar nak.. " Tanya bu khoir.

" Alhamdulillah, do'akan najwa ya buk, sekarang jadwal ngajar najwa tambah lagi. Ini juga ada murid-murid dari luar negeri yang ikut belajar sama najwa" Jawab  najwa.

" Aih, kamu itu emang anak ibu yang paling top deh WA!! Kamu sangat cerdas, menguasai semua fan ilmu pelajaran, hafal Al Quran, bisa lagu lagu Qur an, hebat kamu nduk!!" Seru bu khoir memamerkan kesuksesan najwa sang Puteri tercinta nya.

" Alhamdulillah.... Semoga apa yang ibu ucapkan menjadi doa sakti buat najwa" Jawab Najwa.

" Kalau kamu Mal, bagaimana dengan usaha properti mu?? " Tanya bu khoir yang kini beralih pada kamal. Putera ke dua nya.

" Alhamdulillah lancar buk, sekarang kamal juga mengajak kerja sama berbagai investor dari beberapa kota" Jawab kamal dengan bangga.

" Aduh kamal Putera ku, kamu itu benar-benar sukses nak!! .... Kamu hebat, iya kan WA??  Kamal ini Putera ibu yang sukses, harta benda nya banyak dan sangat ahli bersedekah. Kamu keren nak!! " Seru bu khoir lagi dan lagi.

" Ah, ibu... Kenapa kesan nya jadi pamer begini??" Ucap ulum.

" Bukan pamer, menantu ku sayang... Ibu hanya ingin memberi tahu Reyhan, bahwa semua Putera Puteri dan menantu ibu harus sukses,  setidaknya... Ber otak cerdas , cepat tanggap, dan memiliki dedikasi yang tinggi untuk masyarakat " Ucap bu khoir sambil melirik ke arah Reyhan dan Aleeza.

" Pasti dong bu, bukankah semua Putera dan menantu mu orang sukses?? " Ucap mbak Nurul.

" Iya Rul, semua nya sukses, tapi... Lihatlah adek mu yang baru menikah itu, dia sangat miskin jika di bandingkan dengan kalian semua " Ucap bu khoir.

" Bu, ukuran kesuksesan seseorang bukan di lihat dari harta kekayaan yang di miliki nya, bukankah abah dan simbah selalu mengajarkan pada kita semua untuk tidak mengejar dunia?? Bukankah kehidupan yang nyata adalah kehidupan di akhirat?? " Ucap Reyhan yang membuat hampir semua saudara dan ipar nya menganga.

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status