Share

Bab 44

Hening. Tak ada yang menyahut, baik mentari ataupun yang lain. Entah semua itu telah direncanakan atau tidak. Malam ini mereka seperti bersatu untuk saling memojokkan Cakra. 

"Jawab, Mbak! Kenapa cuma diam?" 

Wanita itu terlihat melirik sekilas ke arah Cakra, dari sorot matanya mulai menampakan keraguan. Cakra berhembus lirih, penuh kelegaan. Setelah ini ia akan melanjutkan kalimatnya untuk membantai Bima yang sombong itu. 

Bima tersenyum sinis, ia kembali berkata, "bapak lihat sendiri, kan? Siapa sebenarnya yang memutar balikkan fakta?" Tanyanya diarahkan pada pak moko yang masih bingung menentukan sikap itu. 

Cakra sekali lagi mendengus kesal. Tak menyangka, sepintar itu Bima memainkan ucapan. Pantas saja jika selama ini dialah yang menjadi menantu kesayangan di rumah sebesar ini. Pantas saja, orang macam Cakra, yang lugu dan apa adanya itu selalu dipandang sebelah mata. 

"Sudah, sudah!" Pak moko melerai.&nb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
kasihan tokoh cakra dan mega dibuat bodoh....pola pikir sempit padahal berpendidikan......
goodnovel comment avatar
Ando
awalnya menarik tapi semakin kesini kok seperti hal yang sama diulang terus... bosan
goodnovel comment avatar
Basmar Perianto Amron
terlalu lebay, ...gak ada orang yg setolol itu, membosankan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status