Home / Urban / Menantu Tak Ternilai / Alexa Yang Posesif

Share

Alexa Yang Posesif

Author: Falisha Ashia
last update Last Updated: 2025-05-28 22:33:17
Tidak hanya Bastian yang terlihat cemas, harga dua wanita yang ada di sana juga ikut cemas.

Alexa memegang keningnya dengan tangan kanan dan tangan kiri yang ditaruh di pinggang.

"Aku sama sekali nggak nyangka Arman bisa melakukan ini. Aku tahu dia anak yang nakal dan angkuh, tapi aku nggak pernah berpikir kalau dia bisa seberani dan senekat ini." Alexa berkata sambil menatap lantai.

Kemudian Bastian mengembalikan pandangannya kepada dokter. Lalu dia bertanya, "Seberapa besar kemungkinan dia sembuh, Dok?"

Dokter itu tampak ragu untuk mengatakannya. Beberapa kali dia tampak berpikir.

"Aku rasa kesempatan hidupnya kurang dari 30%. Tapi semua kembali kepada Tuhan. Kita berdoa saja agar Anastasia bisa sembuh," ucap dokter.

Ketika mendengar itu, sekretaris pribadi Anastasia langsung menangis tersedu-sedu. Mungkin dia adalah satu-satunya orang yang bisa kehilangan jika Anastasia meninggal. Sebab selama ini hanya dialah yang dekat dengan Anastasia.

Alexa kemudian memeluk wanita itu unt
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Tak Ternilai   Energi Alam Bisa Dikendalikan

    Tentu saja kekuatan yang dimiliki oleh polisi itu tidak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki oleh Hans. Hambatan seorang petarung level S pun tidak akan sanggup jika harus melawan Hans.Apa yang terjadi membuat polisi itu gemetaran. Dia pun kemudian melepaskan tangannya dari bahu Hans dan melangkah mundur, pergi meninggalkan Hans.Setelah itu, Hans berjongkok dan mencolek darah yang menggenang di lantai. Kemudian dia mengepalkan tangan kanannya dengan sangat keras hingga membuat darah yang dia genggam menyebar di telapak tangannya.Bau amis darah tidak pernah mengganggunya. Sebab dia sudah sangat sering menghirup bau darah selama hidupnya ini.Bahkan lebih banyak dirinya yang menjadi penyebab darah-darah kita bercucuran di sekelilingnya.Namun tentu saja, kasus kali ini berbeda. Darah-darah itu adalah darah keluarganya yang sangat dia cintai."Maafkan aku karena sudah lambat dalam bertindak untuk menyelamatkan kalian hingga akhirnya Bernard dan Patrick lebih dahulu bertindak dan pa

  • Menantu Tak Ternilai   Amarah Terbendung

    Amarah di dalam dirinya sudah tidak bisa lagi dibendung dan siap untuk dilepaskan dengan dahsyatKetika dia turun, sambutan yang hangat diberikan oleh Patrick. Pria itu bagaikan tidak memiliki dosa sama sekali terhadap Hans.“Akhirnya kamu kembali lagi, Saudaraku, Hans!” ucap Patrick dengan senyuman indah.Pipi Hans memerah. Dia sangat marah dan akan meledak sesaat lagi.“Bajingan! Jangan kamu menganggap aku sebagai saudaramu. Haram bagiku memiliki saudara sepertimu. Kamu itu lebih pantas bersaudara dengan iblis!” ucap Hans dengan suara yang serak dan bergetar.Hans tersenyum seraya menunjukkan gestur yang hangat.Sikapnya ini benar-benar sangat menjijikan!“Jangan seperti itu, Hans. Walau bagaimanapun kita itu sudah saling kenal dalam waktu yang lama sekali. Tentu aku sangat bahagia saat bertemu denganmu lagi,” kata Patrick.Hams mengepalkan kedua telapak tangannya dengan sangat keras. Dia sudah tidak bisa menahan amarah yang ada di dalam dirinya.Aura membunuh keluar dari dalam diri

  • Menantu Tak Ternilai   Sandiwara Untuk Menjebak Hans

    Lalu anak buah Patrick datang menghampiri Hans yang sedang berjalan menuju ke luar area bandara untuk mencari taksi.Dia memasang wajah yang bersedih dan bersiap untuk bersandiwara agar Hans bisa lebih lama berada di bandara."Hans! Kamu sudah datang. Keluargamu … keluargamu Hans …" ucap berbadan besar dengan tato tribal di tangan kanannya.Sontak saja ketika Hans melihat salah satu anak buah Patrick berada di hadapannya, emosi di dalam dirinya meluap."Bajingan! Berani sekali kamu menampakkan wajahmu di hadapanku! Apakah kamu mau mati!" geram Hans dengan suara tertahan namun urat-urat yang keluar di lehernya tampak begitu jelas.Ingin sekali rasanya Hans menghabisi nyawa seorang pria bernama Timo. Namun keinginan itu diurungkan karena dia masih memikirkan tentang tempat di mana mereka berada.Tentunya jika dia menghabisi Timo di sana dengan dilihat oleh banyak orang serta banyaknya CCTV, itu akan menambah masalah yang berat baginya.Timo langsung bersimpuh di hadapan Hans sambil memi

  • Menantu Tak Ternilai   Cara Mengorek Informasi

    Sintia menghela napas panjang. Dia pun merasa sangat syok dengan kenyataan yang sesungguhnya."Aku sangat yakin jika informasi yang aku berikan itu adalah informasi sebenarnya. Soalnya Davis yang mengatakannya langsung kepadaku. Jadi, apakah mungkin dia berani mengatakan informasi palsu?" Sintia berkata dengan sangat percaya diri.Amy merasa lemas kakinya. Dia pun kemudian duduk di tepi kasur dengan pandangan kosong.Sintia pun duduk di tepi kasur di sebelahnya. Sambil memandang ke arah langit-langit kamar, dia berkata, "Aku pun sangat tidak menyangka dengan kenyataan ini. Siapa yang tidak terkejut ketika mendapatkan informasi tentang latar belakang seorang pria yang selama ini dianggap sampah ternyata adalah orang yang sangat luar biasa? Aku pun sama.""Walaupun aku sudah menyangka sebelumnya jika Bastian bukanlah orang sembarangan, tapi aku nggak pernah menyangka jika dia adalah seorang pewaris tunggal perusahaan Big Dom corporation," lanjutnya.Amy menarik napas dalam-dalam. Lalu d

  • Menantu Tak Ternilai   Identitas Bastian Dibongkar Sintia

    Rasa sakit di kepalanya begitu menyiksa Bastian hingga dia tidak bisa mendengar kata-kata yang diucapkan oleh istri dan juga para pengikutnya.Selain itu, Bastian langsung merasa dunianya berputar tidak karuan. Dia tidak bisa mengontrol tubuhnya hingga terjatuh ke lantai.Brruukk"Bastian! Kamu kenapa?" Alexa berkata sambil menepuk pipi sang suami. Dia begitu khawatir dengan kondisi Bastian.Charlie langsung menoleh ke arah Davis dan berkata, "Cepat panggil dokter!"Davis langsung berlari ke samping ranjang dan menelan tombol merah yang ada di sana untuk memanggil perawat dan juga dokter.Tanpa membuang waktu, perawat yang sedang bertugas langsung berlarian. Satu perawat langsung memanggil dokter yang saat ini sedang berada di ruangannya dan dua perawat lain langsung berlari menuju ke ruangan VVIP.Master Lee dan Master Daniel yang masih berbincang-bincang di luar ruangan, terkejut tatkala melihat dua orang perawat berlari menuju ke ruangan rawat inap Bastian."Master Lee, ada apa?" t

  • Menantu Tak Ternilai   Amarah Bastian

    Charlie sejujurnya pun tidak mengetahui dengan apa yang akan dibahas oleh Master Lee dan Master Daniel, karena memang keduanya tidak pernah berbicara apa-apa dengannya.Sambil menggelengkan kepalanya, Charlie berkata, "Aku kurang tahu, Tuan. Mungkin mereka akan membicarakan tentang Asosiasi Master Beladiri Indonesia. Soalnya mereka nggak pernah berbicara apa-apa denganku."Bastian mengangguk dan menggerakkan kembali kepalanya untuk membuat wajahnya menghadap plafon."Semoga saja. Tapi aku mengkhawatirkan jika ada sesuatu yang sangat genting sedang terjadi. Soalnya aku melihat raut wajah di antara keduanya seperti sedang menutupi sesuatu dariku," kata Bastian dengan suara yang pelan.Namun sebelum Charlie merespon, Bastian kembali berkata, "Atau ini ada hubungannya dengan masalahku? Masalah dengan pamanku?"Charlie menghela napas panjang. Pertanyaan itu sangat berat sekali untuk dijawab, walau hanya dengan kata "tidak tahu".Jelas, informasi yang diberikan oleh Hans mengenai kekuatan B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status