Bastian merasa kalau ini sangat tidak pantas. Dia tahu Rey adalah pemimpin baru yang menggantikan pemimpin sebelumnya, Danny. Tetapi dia tidak sadar kalau Rey tidak mewarisi harta kekayaan Danny yang menyebabkan pada saat awal kepemimpinan, Rey mengalami kesulitan yang cukup banyak.Yang terjadi saat ini membuat Bastian merasa sedih karena dia tidak cukup memperhatikan anak buahnya.Bastian menunjuk ke arah Radit seraya menggerakkan jarinya itu tanda kalau dia memanggilnya untuk mendekat.Radit dengan cepat berjalan mendekati Bastian. "Ada yang bisa aku bantu, Tuan Dominic?""Besok pagi kamu pergi ke material, beli perlengkapan untuk renovasi markas. Dan cari orang-orang yang bisa merenovasi, siapa saja. Aku mau markas ini menjadi markas yang nyaman bagi kalian semua. Nanti aku akan memberikan uangnya untuk biaya renovasi sampai tuntas," kata Bastian.Radit berkata dengan cepat, "Baik, siap laksanakan, Tuan!"Bastian menganggukkan kepalanya. Lalu dia pun duduk di sofa single untuk men
Dinasehati oleh anaknya dengan suara yang tinggi, membuat Amy tidak menerimanya. Dia pun malah berbalik marah pada Sintia.Wajah Amy pun memerah karena sangat kesal dengan anak bungsunya itu."Aku bukannya membela, Kak Bastian, tapi aku hanya memperingatkan Mama saja. Kehidupan ini bagaikan roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Jadi, sebelum Mama menyesal, lebih baik Mama menutup mulut mama dan menjaganya agar tidak terlalu jahat sama orang. Mulut itu lebih tajam dibanding pisau. Mulut dapat membuat luka yang tidak bisa disembuhkan," kata Sintia, dingin.Setelah mengatakan itu, Sintia pun meletakkan garpu dan sendoknya di samping piring dan kemudian beranjak dari meja makan itu, menuju ke kamarnya.Amy pun sudah tidak lagi berselera untuk menghabiskan makanannya. Dia pun menaruh sendok dan garpunya di atas piring dengan sedikit membantingnya."Salah apa aku punya anak seperti dia. Tukang melawan sama orang tua!" geram Amy.Setelahnya, wanita paruh baya itu pun langsu
Sebagai seorang suami sudah sepatutnya Bastian cemburu dengan apa yang dilakukan oleh Sang Pelindung. Jika sampai tidak cemburu dan marah, patut diragukan kecintaannya kepada sang istri.Tentu saja Alexa bertanya-tanya kenapa Bastian bisa tidak cemburu dan tidak marah. Dan dia pun menjadi ragu akan perasaan yang dimiliki oleh Bastian. Dalam benaknya, saat ini, dia menjadi merasa kalau Bastian tidak benar-benar mencintainya. Apa yang dikatakannya selama ini hanyalah sebuah gombalan belaka."Sebenarnya kamu itu benar-benar cinta sama aku atau hanya main-main saja? Atau jangan-jangan …""Jangan-jangan apa?""Ya … jangan-jangan kamu hanya memanfaatkan aku saja, seperti yang dikira oleh orang-orang."Deg!Perkataan itu sungguh membuat Bastian sakit hati. Jika biasanya dia tidak peduli dengan omongan omongan seperti itu karena datangnya dari orang lain, tetapi, saat ini, yang mengatakan itu adalah istrinya sendiri.Bagaimana mungkin ada orang yang tidak sakit hati?"Ternyata kamu juga mengi
Sangat wajar jika Bastian merasa sakit hati dengan apa yang dikatakan oleh mertuanya itu. Dia pun sangat dimaklumi jika marah kepada wanita itu.Namun saat ini, Bastian memilih untuk bersabar dan mencoba untuk memaklumi ibu mertuanya itu."Heh, kalau ditanya tuh dijawab, dong! Nggak punya kuping sama mulut?" omel Amy.Wanita paruh baya itu sangat penasaran dengan mobil super mewah yang dikendarai oleh menantunya itu. Dan tentu saja jawaban yang akan didapatkan olehnya akan menjadi penentu bagaimana dia bersikap kepada Bastian."Kalau aku ngomong ini mobilku, Mama juga nggak akan percaya, 'kan? Jadi sekarang terserah Mama aja, mau nganggap mobil ini punya siapa," kata Bastian.Setelah mengatakan itu, Bastian pun berjalan menuju pintu masuk ke dalam rumah.Amy dengan kesal karena tidak mendapatkan jawaban yang pasti, membuatnya mengejar dan mengomel sekali lagi, "Kamu itu bener-bener, ya! Kamu pikir sekarang kita sedang main tebak-tebakan? Cepat katakan mobil itu punya siapa!"Sintia ya
Charlie tidak mau menjawab dengan hanya berdasarkan dugaan saja. Sebab dia tahu kalau permasalahan ini sangat sensitif karena menyangkut urusan suami dan istri.Bastian mengangguk setuju dengan apa yang disarankan oleh Charlie dan dia pun kemudian menjawab panggilan suara itu."Halo, Sayang. Ada apa nelpon? Tumben banget. Kangen, ya, sama aku?" goda Bastian setelah dia menjawab panggilan suara itu."Ish .. pede banget, sih! Aku nelpon kamu karena aku mau kasih tahu sesuatu, bukan karena aku kangen!" ucap Alexa dengan suara yang sedikit tinggi.Alexa mengatakan hal seperti itu untuk menutupi perasaan sesungguhnya kepada Bastian. Menurutnya, sebagai seorang wanita tidak boleh mengungkapkan perasaan sepenuhnya. Harus ada jaim-jaimnya, kalau kata orang dulu. Dan itu yang dipegang oleh Alexa sampai setidaknya, detik ini.Bastian mengerutkan keningnya mendengar perkataan dari Alexa. Dia menduga kalau istrinya itu akan membicarakan perihal kalung yang diberikan oleh Sang Pelindung. Lalu dia
Walau bagaimanapun dia berusaha untuk menjaga diri dan hati dari pria lain setelah mendengar dan melihat keseriusan dari Bastian kepadanya, namun sebagai wanita biasa, tentu saja Alexa terpukau dengan pemberian yang diberikan oleh Sang Pelindung kepadanya.Tidak mungkin ada seorang wanita di dunia ini yang tidak suka dan tidak menginginkan hadiah mewah nan indah dari Sang Pelindung itu.Tetapi walaupun Alexa terpukau, namun dia tetap memikirkan tentang rencana apa yang telah dibuat oleh Sang Pelindung dengan memberikan hadiah seperti itu kepadanya."Kamu masih mikirin rencana dia apa? Ya jelaslah, dia ingin memilikimu. Masa kayak gitu aja kamu nggak tahu, sih. Makanya kamu cepat-cepat deh ceraikan Bastian, laki-laki nggak berguna begitu untuk apa kamu masih pertahankan! Sudah jelas-jelas ada Sang Pelindung yang kaya-raya dan bisa membahagiakanmu," kata Amy dengar ada suara yang sinis."Tapi Ma, aku ketemu sama Sang Pelindung aja nggak pernah, bagaimana mungkin aku bisa memilihnya. Lag