Bastian sangat merasa khawatir dengan keselamatan Alexa. Kejadian ketika Alexa diculik oleh seseorang sudah cukup membuatnya hampir gila. Dan kejadian itu tidak ingin terulang lagi."Jadi kamu duga kalau Marcio akan menyuruh anak buahnya untuk menculik atau bahkan melukai Alexa?" tanya Bastian."Kemungkinan besar dia akan lakukan itu karena berdasarkan informasi yang aku ketahui, dia selalu melakukan itu kepada musuhnya," jawab Charlie.Lalu yang mendengar percakapan itu ikut merasa cemas dan panik walaupun dia tidak mengerti dengan jelas apa yang sedang terjadi. Dia namun perasaannya berkata kalau sesuatu yang buruk akan terjadi."Bagaimana ini? Apa nggak sebaiknya Bapak sembunyikan bu Alexa? Lebih baik mencegah daripada Bapak menyesal nantinya," kata Laura, memberikan saran.Bastian menganggukkan kepalanya setuju dengan saran yang diberikan oleh Laura."Benar sekali! Aku harus menyelamatkan Alexa terlebih dahulu baru setelah itu aku akan mencari jalan untuk mengalahkan Marcio dan pa
Marcio sungguh sangat geram dengan cerita Satria yang menyebut kalau Charlie menantangnya.Sebagai seorang pria, tidak perlu menjadi seorang Master ilmu beladiri, jika ditantang untuk bertarung, sudah pasti akan berapi-api untuk menerima tantangan itu. Tentu saja harga diri yang menjadi pertaruhannya jika dia sampai mengabaikan tantangan itu.Tentu jika Marcio benar-benar ingin menyerang markas Charlie, tidak ada yang diperbuat lagi selain kabur sejauh mungkin dari jangkauan Marcio. Sebab jika tidak begitu, nyawa yang akan melayang. Kemampuan bertarung Marcio sangat luar biasa. Bahkan kekuatannya setara dengan 100 orang biasa, atau mungkin lebih. Bahkan sosok Bastian saat ini masih belum bisa menandingi kekuatan dari putra sulung Keluarga Amoroso itu. Setidaknya butuh 3 orang seperti Bastian barulah bisa mengimbangi kekuatan dari Marcio."Kamu tahu dimana markas besar Charlie berada?" tanya Marcio sembari menatap wajah Satria dan Fajar secara bergantian."Aku sangat takut sekali di m
Kini mulut Marcio terbungkam dan tiada lagi penolakan seiring dengan penuhnya mulut sang wanita dengan senjata biologisnya.Sungguh permainan mulut dari wanita itu membuat Marcio terbang melayang.Seketika permasalahan yang ada di dalam pikirannya selama beberapa jam ini langsung terlupakan.Kini Marcio mengambil alih permainan. Dia mengangkat wanita itu dan melemparkannya ke kasur. Dan dengan mulut dan juga lidah, dia menyapu seluruh bagian sensitif yang ada di tubuh si wanita.Dia sudah pernah membayar wanita itu dua kali untuk melakukan hubungan badan. Cukup bagi Marcio untuk mengetahui daerah sensitif sang wanita.Saat ini Mercio lebih banyak bermain di area dada wanita itu karena di sana sang wanita merasa kenikmatan yang hebat.Tentu saja dengan dengan terus-menerus di eksplor bagian dada serta tangannya yang mengelus bagian bibir goa, wanita itu hanya bertahan 5 menit saja sampai pada akhirnya melenguh kencang."Kamu memang sangat jago sekali! Sangat beruntung aku bisa merasaka
Satria mencoba menghubungi Marcio namun panggilan suaranya tidak terhubung karena Marcio sedang berada di panggilan lain.Sudah lebih dari 5 kali mencoba dalam beberapa rentang waktu selama 10 menit tetapi Marcio masih saja berada di panggilan lain."Masih nggak bisa dihubungi?" tanya Fajar.Satria menganggukkan kepalanya seraya berkata, "Kayaknya dia lagi banyak pekerjaan, deh. Maklumlah dengan seorang konglomerat yang memiliki banyak bidang usaha. Jadi jam segini dia pasti sedang sibuk-sibuknya."Fajar mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh Satria."Tenang saja saat dia sudah bisa dihubungi, aku akan langsung hubungi nya untuk menceritakan permasalahan ini," lanjut Satria."Ya. Kamu harus melakukannya karena kita nggak boleh melewatkan kesempatan ini!" ucap Fajar.***Bastian masih berada di kamar Lewis dan memperhatikan apa yang dilakukan oleh bocah remaja itu.Walaupun sudah lebih dari 1 jam dia menemani Lewis tetapi tidak ada satupun dari pekerjaannya yang dimengerti ol
Lewis menoleh ke arah Bastian salah bertanya kenapa Mama nya belum mengetahui tentang dirinya yang izin pulang sekolah terlebih dahulu.Bastian pun mengerti langsung berdiri menghampiri Rini yang berjalan mendekati anaknya dengan perasaan yang marah."Mohon maaf Rini, sebenarnya aku ingin mengatakan tentang hal ini kepadamu tadi, tapi Lewis udah keburu datang," kata Bastian.Rini menurut arah Bastian dan bertanya, "Apa maksudmu?""Jadi sebenarnya tadi Lewis yang meminta kepadaku untuk izin pulang lebih cepat karena dia melihat ada sesuatu yang tidak beres dari hasil kerjanya kemarin dan itu sedikit berbahaya kalau dibiarkan," jelas Bastian.Rini langsung memasang wajah yang lemas seraya berkata, "Duh … yang aku khawatirkan akhirnya kejadian.""Mama tenang aja aku akan menyelesaikan masalah ini dengan sebaik mungkin. Jadi lebih baik daripada Mama mengomel, sekarang Mama bantu aku untuk berdoa," kata Lewis dengan suara yang sedikit meninggi."Bastian kamu nggak boleh ngomong seperti itu
Ternyata Lukman telah bertindak dengan curang. Dia melihat kesempatan ketika Zacky sedang tidak siap dan lengah, pria itu pun langsung menendang perut Zacky dengan sangat keras.Radit yang melihat kejadian itu tidak menerima apa yang dilakukan untuk Lukman. Menurutnya itu adalah sebuah kecurangan."Wah, kotor banget kamu! Curang itu namanya!" geram Radit.Ketika Radit akan memberi pelajaran kepada Luqman, Zacky menahannya. "Jangan Radit! Ini adalah pertarungan antara aku dengan dia jadi kamu nggak usah ikut campur. Kamu diam dan nikmati saja pertarungannya!"Radit menahan diri. Dia menghargai apa yang dikatakan oleh Zacky. Selain memang Zacky adalah seniornya, ini juga ada wilayah kekuasaannya. Jadi Radit mengalah dan melangkah mundur kembali.Kekuatan Lukman cukup kuat, di luar dugaan Zacky sebelumnya. Oleh sebab itu dia pun menjadi lebih berhati-hati dan tidak sembrono. Jika tidak, dia akan dihukum dengan menyakitkan oleh Lukman.Kemudian Zacky berjalan mendekati Lukman seraya berka