Beranda / Urban / Menantu Tak Ternilai / Waktu Pembalasan Dimulai

Share

Waktu Pembalasan Dimulai

Penulis: Falisha Ashia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-04 17:01:45

Rencana yang sudah dibuat oleh Anders itu mengejutkan Bastian. Walau dia sudah tahu kalau Sang Dewa Perang akan melakukan itu, namun tetap saja jantungnya berdetak dengan keras.

"Kamu ingin lakukan itu hari ini?" tanya Bastian.

"Sebenarnya aku sudah merencanakannya dari 3 hari setelah meninggalnya bu Farah. Tapi ketika aku mendengar kondisi mulus sedang turun jadi aku menundanya. Barulah ketika aku mendengar kalau kamu sudah mulai membaik, aku berencana untuk menghukum kedua orang itu," terang Dewa Perang.

"Jadi seperti itu ya, maafkan aku yang merepotkanmu," ucap Bastian seraya tersenyum.

Anders menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Sama sekali nggak merepotkan, kok. Jadi bagaimana, apakah aku bisa melakukannya sekarang?"

"Tentu saja. Kamu adalah Dewa Perang dan kenapa kamu malah minta izin kepada aku? Kupikir apapun yang kamu rencanakan sudah seharusnya terlaksana," ucap Bastian.

"Memang tanggapannya sederhana tapi sebenarnya tidak sesederhana itu. Mungkin jika kasus ini melibatk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Tak Ternilai   Amarah Joe

    Tentu saja mendengar ucapan itu membuat Robby merasa kesal dan cemburu yang berlebihan. Robby menghela napas panjang. Lalu dia berkata, "Apa kamu menyukai Rini? Dia cantik alami, baik hati dan keibuan. Sudah pasti kamu menyukainya, 'kan?""Hahaha … kalau kamu tahu jawabannya kenapa kamu masih bertanya? Aneh sekali!" ucap Bastian seraya menggelengkan kepalanya.Lagi-lagi Bastian memancing rasa cemburu di dalam hati Robby. Dia sengaja melakukan itu karena sambutan dari Robby ketika bertemu tidak mengenakan baginya.Robby menggelengkan kepalanya dengan wajah yang keheranan. Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran pria kaya raya di hadapannya itu."Kenapa kamu menyukainya? Aku rasa dari kalanganmu, orang-orang yang ada di sekitarmu jauh lebih cantik dan lebih menggoda dibanding dengan Rini, bukan? Jika aku jadimu aku juga tidak akan mencari seseorang dari … kampung. Aku akan mencari orang yang selevel denganku, mereka sudah pasti cantik, pintar, menggoda dan pastinya sangat m

  • Menantu Tak Ternilai   Rasa Cemburu

    Charlie terkejut mendengar perintah dari Bastian. Dia sadar dengan surat yang akan dikirimkan oleh Bastian itu membuat keadaan dari kedua belah pihak semakin memanas.Apakah pertarungan akan segera dimulai?"Apa Tuan Dominic yakin? Soalnya dengan begitu kita harus siap untuk menerima serangan dari mereka," tanya Charlie.Bastian mengerutkan keningnya. Lalu dia berkata, "Bukankah aku memang ingin melenyapkan mereka? Kenapa kamu masih bertanya?"Charlie melakukan kepalanya seraya berkata, "Maafkan aku Tuan Dominic.""Kamu jalankan saja perintah dariku, jika mereka tersinggung dan menantangku, aku akan langsung ke sana untuk melenyapkan mereka semua!" ucap Bastian."Baik Tuan!" ucap Charlie seraya membungkuk.Sebenarnya Charlie tidak setuju dengan apa yang direncanakan oleh Bastian. Namun dia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah yang diberikan oleh Bastian.Setelah itu Bastian melanjutkan langkahnya keluar hotel bersama dengan Alexa untuk berangkat ke perusahaan masing-masin

  • Menantu Tak Ternilai   Surat Untuk Keluarga Falcon

    Cukup dengan satu pukulan cara membuat pria itu tak berdaya. Ya, tentu saja. Kekuatan dari pukulan Hans, bahkan jika hanya 25% kekuatan, setara dengan pukulan 50 orang sekaligus dalam satu waktu. Jika pukulannya dengan kekuatan penuh, siapa yang bisa menahan pukulan itu? Mungkin hanya mereka yang memiliki telah sampai pada kekuatan Dewa yang bisa menahannya. Bastian? Entahlah! "Aku sudah katakan padamu untuk diam dan pura-pura tidak tahu. Jadi ini adalah akibat daripada menantangku!" ucap Hans dengan suara yang tertahan. Sang petugas keamanan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dia terlalu sibuk dengan rasa sakit yang dia rasakan pada perutnya dan juga sesak napas yang membuatnya kesulitan untuk bernapas. Setelah mengatakan itu, Hans mengeret sang petugas keamanan ke area samping hotel. Lalu di sana Hans melempar pria itu ke dinding. Brruukk! "Jika kamu mengatakan ini adalah ulahku, kamu akan mati! Kamu sudah bisa merasakan sendiri bagaimana kekuatanku. Dan jika kamu mau t

  • Menantu Tak Ternilai   Lebih Baik Jangan Ikut Campur!

    Bastian entah kenapa menjadi tersinggung ketika mendengar kalau Hans dicurigai oleh Charlie. Mungkin salah satu alasannya karena Hans sudah membantu Bastian untuk menolong Farah. "Mohon maaf Tuan Dominic, aku hanya ingin semuanya tetap terjaga dan terkendali dengan baik terutama privasi dari Tuan Dominic," ucap Charlie.Alexa memegang tangan Bastian, mencoba untuk menenangkan suaminya itu.Kemudian Alexa menatap Charlie dan berkata, "Aku paham niatmu baik. Tapi mungkin lebih baik kamu tunda dulu pekerjaan ini. Setelah suamiku menyetujuinya, barulah kalian mulai mencari lagi.""Baik Nona Alexa, aku akan memerintahkan kepada yang lain untuk menghentikan pencarian. Permisi!" ucap Charlie.Setelah itu Charlie pergi meninggalkan kamar tuan Dominic untuk memerintahkan kepada Samuel dan karyawannya untuk menghentikan pencarian.Kemudian menoleh ke arah Bastian dan menatap wajah pria itu."Kamu kenapa tiba-tiba jadi marah sama Charlie? Bukankah dia sedang memikirkan tentang kebaikan kita?" t

  • Menantu Tak Ternilai   Kekhawatiran Alexa

    Sebelumnya Hans merasa ragu karena dia begitu kagum kepada Bastian atas jiwa kepemimpinan dan juga kebaikan hati anak kandungnya Sectio Dominic.Kini dia harus menambah keraguan karena kemampuan ilmu bela diri yang dimiliki oleh Bastian sangat besar. Apalagi dia didukung oleh Dewa Perang dan Master Lee."Luar biasa sekali! Aku sangat mengapresiasi kehebatan dari Tuan Dominic. Dia sangat kuat sekali!" ucap Hans dengan suara yang bersemangat dan bersungguh-sungguh.Charlie menjawab dengan cepat, "Tentu. Aku nggak mungkin salah dalam menentukan di mana aku harus mengabdi."Hans tersenyum dengan lebar.Setelah itu mereka kembali berbincang-bincang dengan obrolan yang campur aduk. Ada yang jenaka dan ada pula yang serius.Ketika Hans mau kembali pulang, dia menyampaikan satu peringatan untuk Bastian lewat Charlie."Oh iya, aku rasa seorang wanita yang saat ini sedang akrab dengannya Bastian, lebih baik untuk menjaga jarak. Aku menyarankan kepada Bastian untuk tidak percaya dengan wanita da

  • Menantu Tak Ternilai   Godaan Amber

    Amber sadar jika dia sudah tidak bisa lagi menunda-nunda waktu. Oleh sebab itu dia ingin melancarkan aksinya saat ini juga.Setelah mengakhiri panggilan suara dengan kakaknya, Amber langsung bergegas menghampiri Bastian yang sedang duduk di sofa lobby."Pak Dominic! Apa kamu baik-baik saja? Aku dapat kabar kalau kamu baru saja berseteru dengan para pemimpin Asosiasi Master Beladiri Indonesia," tanya Amber dengan wajah yang dibuat panik.Bastian menoleh ke arah Amber dan berkata, "Aku baik-baik saja. Kamu bisa lihat sendiri kondisiku saat ini."Amber memperhatikan Bastian dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Dia tidak melihat satu pun tanda jika dia terluka parah. Hanya ada beberapa luka gores saja yang terlihat di tangan dan pipinya."Syukur kalau begitu. Dari tadi aku khawatir dengan keselamatanmu," ucap Amber seraya mengembuskan napas panjang.Bastian mengerutkan keningnya mendengar jika Amber khawatir kepadanya. Tentunya itu cukup membuat Bastian heran.Amber sangat cepat dalam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status