Share

Pengkhianatan

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2024-07-03 17:21:26

#3

"Apa yang kalian lakukan di sini!" teriak Nirma pada pasangan mesum yang tengah memadu kasih itu.

Hati Nirma hancur. Laki-laki tanpa busana yang ada di hadapannya saat ini adalah suaminya sendiri, yaitu Andra. Sementara, wanita yang berseng-gama dengan pria itu adalah sepupu jauh Andra, yaitu Luna.

"Breng-se-k kamu, Mas! Berani kamu bawa perempuan lain ke kamar kita?" sentak Nirma.

"Beginikah kelakuan kamu di belakangku, Mas? Kamu selingkuhin aku?"

Nirma berteriak dengan mata yang sudah basah. Andra dan Luna nampak terkejut saat melihat Nirma yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar, tapi mereka berdua justru melanjutkan kegiatan mereka.

Ya, Andra dan Luna tidak peduli sedikitpun pada kemarahan Nirma. Keduanya juga tidak menunjukkan rasa bersalah. Alih-alih memberikan penjelasan pada Nirma, Andra dan Luna justru membuat Nirma semakin geram.

Hati Nirma semakin remuk. Kepercayaan Nirma pada suaminya langsung sirna. Lima tahun sudah Nirma berusaha mempertahankan rumah tangganya bersama Andra, tapi wanita itu justru mendapatkan pengkhianatan dari suami yang paling ia cintai.

"Selama ini aku selalu setia sama kamu, tapi ini balasan kamu ke aku?"

Hari ini seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Nirma. Ia ingin memberikan kejutan besar untuk suaminya, tapi justru wanita itu yang dikejutkan oleh tingkah be-jat suaminya.

"Tega kamu, Mas! Hari ini aku bawa berita bahagia buat kamu, Mas, tapi kenapa kamu malah ngelakuin hal ini!" ucap Nirma lirih. "Aku ini masih istrimu kan, Mas? Aku bukan patung, Mas! Lihat aku sekarang, Mas! Aku lagi ngomong sama kamu!"

"Mas, ada istri kamu tuh!" bisik Luna pada Andra.

"Biarin aja!" timpal Andra tak peduli.

Andra menc*umi Luna dengan intens tepat di depan mata Nirma. Ia langsung mengamuk begitu ia melihat kelakuan be-jat sang suami di hadapannya.

"Kamu nggak punya otak ya, Mas? Ada aku di sini, Mas! Apa kamu nggak punya malu sedikitpun sama aku!" pekik Nirma, seraya melempar barang-barangnya ke arah Andra dan Luna.

Nirma mengamuk di dalam kamar dan membuat keributan, tapi Andra dan Luna tidak menggubris. Pasangan tak tahu malu itu justru menikmati sensasi ber-cinta di depan orang lain.

"Mas Andra!" Nirma Berteriak kencang. Wanita itu menangis meraung-raung di dalam kamar.

"Biada* kamu, Mas!"

Nirma mengobrak-abrik meja riasnya dan melemparkan apa pun yang bisa ia lempar pada Andra dan Luna agar pasangan gi-la itu mau berhenti. Andra dan Luna memang agak terganggu, tapi teriakan Nirma tak dapat memadamkan ga!rah pasangan itu.

"Pergi kamu, Pela-kor! Da$ar wanita murahan!" sentak Nirma pada Luna. "Apa kamu nggak bisa cari laki-laki lain? Mas Andra itu udah punya istri!"

"Mas, istrimu lempar-lempar barang ke aku tuh," rengek Luna pada Andra.

"Udah biarin aja! Aku belum beres, Sayang! Kamu nggak perlu peduliin dia!" ucap Andra kemudian melanjutkan aktivitasnya dengan sang selingkuhan tanpa sungkan.

Suara de-sah-an pasangan itu membuat Nirma semakin meng-gila. Luna terus mel*nguh dan mengg**linjang di bawah Andra, sementara Andra makin gencarmenyusuri tu*uh seling-kuhannya itu.

"Berhenti aku bilang, Mas!"

Nirma menangis histeris. Kamar Nirma saat ini sudah porak-poranda. Semua benda-benda yang ada di kamar itu sudah berserakan di lantai dan ranjang.

"Pela-kor nggak tahu malu!" pekik Nirma. "Breng-sek kalian semua! Da$ar bina-tang!" umpat Nirma tanpa henti.

Suara teriakan Nirma terdengar hingga ke telinga Bu Retno yang saat ini tengah bersantai di kamar lain. Bu Retno pun segera menuju ke kamar Nirma untuk melihat keributan yang terjadi di ruangan tersebut.

"Nirma, kenapa kamu teriak-teriak sih kayak orang kesurupan aja!" omel Bu Retno pada Nirma.

Luna langsung menarik selimutnya begitu ia melihat Bu Retno. Andra menghentikan kegiatannya sejenak dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain seadanya.

"Lihat kelakuan Mas Andra, Bu! Mas Andra udah berbuat zi-na sama perempuan ini, Bu!" ujar Nirma mengadu pada sang ibu mertua.

"Apa kamu nggak tahu kalau Mas Andra udah punya istri? Kenapa kamu masih kegatelan sama suami orang? Apa kamu semurah itu sampai-sampai kamu mau ditidurin sama laki-laki yang udah punya istri?" omel Nirma pada Luna. Nirma belum tahu kalau ternyata wanita yang ditiduri oleh suaminya adalah Luna, sepupu jauh Andra. Wanita itu belum bisa melihat wajah Luna dengan jelas.

"Kamu juga, Mas! Apa kamu nggak mikirin perasaan aku sama sekali? Berani kamu tidur sama perempuan lain di depan mataku?" sentak Nirma pada sang suami.

Bu Retno memandangi putranya yang saat ini berada di atas ran-jang bersama dengan Luna tanpa mengenakan busana. Nirma berharap, Bu Retno bisa memberikan pelajaran pada Andra. Hal yang dilakukan oleh Andra dan Luna jelas-jelas salah dan sudah melanggar norma masyarakat.

"Jadi kamu teriak-teriak dari tadi gara-gara ini?" tanya Bu Retno.

"Gimana aku nggak teriak-teriak, Bu? Lihat aja kelakuan Mas Andra! Mas Andra tidur sama perempuan lain di depan mataku, Bu. Mas Andra udah ngelakuin hal nggak senonoh sama perempuan lain," cetus Nirma.

Bu Retno menatap sinis ke arah Nirma. "Terus kenapa?" tanya Bu Retno dengan santainya.

Bak tersambar petir di siang bolong, Nirma benar-benar terkejut melihat respon santai yang ditunjukkan oleh ibu mertuanya. Seharusnya Bu Retno menegur Andra dan Luna yang sudah melakukan hal tidak senonoh di dalam rumah. Namun, wanita paruh baya itu sama sekali tidak mempermasalahkan kegiatan mesum yang dilakukan oleh putranya dengan wanita lain.

"Maksud Ibu apa?" tanya Nirma dengan mata membulat lebar.

"Apa maksud kamu? Ibu nanya kenapa kamu teriak-teriak dan berisik dari tadi? Ternyata cuma karena ini? Kamu heboh cuma gara-gara ini?" sinis Bu Retno.

Nirma tercengang. Wanita itu merasa sudah dibodohi oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Apa yang dilakukan sama Mas Andra jelas-jelas salah, Bu! Apa Ibu nggak mau ngomelin Mas Andra?" protes Nirma.

"Ngomelin? Kenapa Ibu harus ngomelin anak ibu?"

Nirma mengepalkan tangan kuat-kuat. Tidak ada satu orang pun yang berdiri di samping Nirma untuk membela Nirma. Meskipun wanita itu berada di sisi yang benar, tapi semua orang justru berpihak pada orang yang salah.

"Mas Andra udah nikah sama aku, tapi dia tidur sama perempuan lain, Bu! Apa yang dilakuin sama Mas Andra udah jelas salah!"

"Nirma, sebelum nyalahin orang, harusnya kamu ngaca!" seru Bu Retno. "Di sini yang salah itu kamu! Kamu yang nggak bisa hamil, makanya Ibu biarin Andra tidur sama perempuan lain!"

Nirma terkesiap. Jawaban dari ibu mertuanya hanya membuat luka di hati Nirma semakin terasa perih.

"Da-sar perempuan man-dul! Kalau Andra nggak nikah sama kamu, Andra pasti udah punya anak sekarang!"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantu Terhina Ternyata Nona Pewaris   Takdir yang Berubah

    #41Keesokan harinya, Nirma izin tidak masuk kerja. Dia mencari tahu hotel mana yang menjadi tempat tinggal Fathir selama di Indonesia. Berkat informan gratis, yaitu David, dia bisa mendapatkannya pagi itu juga. Begitu juga dengan waktu keberangkatan pesawat Fathir. Karena dia sudah terlanjur telat mengambil keputusan, jadi tujuannya sekarang adalah bandara.Masih pukul tujuh pagi, tetapi jalanan sudah macet parah. Nirma membawa mobilnya sendiri tanpa sopir jadi dia bisa leluasa pergi ke mana saja dengan kecepatan yang dibilang sedikit terburu-buru. “Keberangkatan pesawatnya lima belas menit lagi,” gerutunya dengan wajah kesal. Dia melirik jam tangan dan waktu berlalu lima menit semenjak terjebak macet. Dia merutuki kebodohannya sendiri karena terlalu banyak berpikir. Nirma sudah sadar berkat ucapan kakaknya. Mungkin ini kebiasaan yang harus dibuang Nirma mulai sekarang karena dia tidak boleh terus menerus bergantung pada kakaknya, bukan? Nirma keluar dari mobil dan mencari tukang o

  • Menantu Terhina Ternyata Nona Pewaris   Galau

    #40Hari demi hari mereka lewati dengan sering bertemu. Fathir lebih sering datang ke kantor Nirma dan mengajaknya makan siang bersama. Orang-orang kantor jadi mulai terbiasa dengan kehadiran lelaki itu, bahkan ada yang bergosip bahwa Fathir adalah kekasih Nirma. Nirma sendiri tidak terlalu memusingkan gosip itu dan melakukan pekerjaannya seperti biasa. Lalu, saat akhir pekan, Fathir bahkan berkunjung ke rumahnya dan mengajak jalan. Terkadang pria itu datang tiba-tiba, karena setiap menelepon Nirma atau mengirim pesan, pasti tidak dijawab. Nirma hanya masih belum terbiasa, makanya lebih sering menghindar. Lalu, satu Minggu setelahnya mereka kembali berjalan bersama. Hanya jalan sambil melihat-lihat taman karena Nirma tidak terlalu menyukai mal atau tempat belanja lain. “Apa yang kamu mau? Aku akan belikan semuanya.”“Nirma, nanti kalau hubungan kita lanjut, apa yang ingin kamu lakukan?”“Nirma, aku mau main itu.”“Aku mau makan permen kapas, kamu mau nggak?”“Ayo kita jajan sepuasn

  • Menantu Terhina Ternyata Nona Pewaris   Kencan Pertama

    #39Bukan tanpa alasan Nirma bertanya begitu dan suasana hatinya menjadi sedikit buruk. Dia tidak bisa benar-benar menerima orang yang menyukainya saat ini. Bagi Nirma, masa lalu bukan sekadar sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Karena masa lalu juga membentuk dirinya yang sekarang. Nirma saja masih sering kesulitan menangani rasa insecure setiap kali mengingat masa-masa kelamnya saat masih menjadi istri Andra.“Tau, kok.” Fathir menjawabnya dengan santai dan seulas senyum terpatri di wajahnya. “Makanya aku datang ke sini.”“Kamu nggak merasa keberatan sama sekali? Aku seorang janda dan dulu pernah sangat buruk rupa.” Sekali lagi Nirma menegaskan ucapannya. “Nggak ada yang buruk rupa, Nirma. Kalau yang kamu maksud adalah kamu yang gendut dan kurang perawatan? Itu bukan buruk rupa, ya, minimal bagiku. Karena buruk rupa yang sesungguhnya itu sikap yang buruk dan toksik.”“Jadi maksudmu adalah cantik dari hati?” tanya Nirma skeptis. “Itu cuma omong kosong yang bertahan selama abad

  • Menantu Terhina Ternyata Nona Pewaris   Pujian Fathir

    #38Bu Retno tidak pernah berpikir bahwa masalah ini akan merenggut harta yang telah dia miliki. Bukan hanya itu, sekarang dia harus dihadapkan dengan denda sejumlah uang yang tidak bisa dia perkirakan nominalnya. Karena denda itulah dia terpaksa harus menjual semua yang dia miliki, perhiasan dan kendaraan yang dia miliki. Namun, jelas itu tidak bisa menutupi uang denda yang seharusnya. “Apa aku harus mengambil pinjaman di bank? Tapi, aku rasa itu nggak mungkin karena aku sendiri belum punya kerjaan. Pihak bank juga nggak akan mungkin memberiku izin untuk itu.”Sudah beberapa hari ini dia uring-uringan pinjam ke rentenir, tetapi karena jumlah uang yang fantastis, dia mengalami kesulitan. Ada jaminan yang mereka minta dan itu adalah rumahnya. “Cuma itu yang ibu punya, ‘kan? Kalau begitu jual saja rumahnya, itu juga kayaknya masih kurang nominal uangnya.” Begitu kata rentenir di mana Retno ingin berhutang.Jelas saja Retno tidak mau. Dia sudah tidak memiliki apa pun lagi. Perhiasan, t

  • Menantu Terhina Ternyata Nona Pewaris   Calon Suami

    #37Rumah orang tua Luna selama dua hari belakangan menjadi destinasi dua pria yang berbeda pekerjaan. Yang satu adalah pengacara, satunya lagi adalah jaksa penuntut. Alih-alih polisi, dua orang itu terus menanyakan keberadaan Luna. Tentu saja alamat orang tua wanita itu mudah untuk didapat.  “Apa yang harus kami lakukan, Pak? Luna nggak mau keluar dari kamarnya,” jelas sang ibu kepada dua tamunya.“Lagi?” jawab si pengacara. “Apa nggak bisa dibujuk, Bu?”“Kami udah melakukan semua sebisa kami, tapi dia memang keras kepala.” Wajah wanita paruh baya itu tampak pucat. Sepertinya kasus yang menimpa menantunya membuat dia terguncang. Terlebih ini juga menyeret nama Luna. “Kalau seperti ini terus, polisi mungkin akan turun tangan, Bu. Coba pikirkan baik-baik efeknya untuk putri Anda.”Perbincangan itu tampaknya sampai ke telinga Luna yang mengintip di area pintu dapur, dekat den

  • Menantu Terhina Ternyata Nona Pewaris   Frustrasi

    #36 Di kantor, kini Nirma sedang berkutat dengan pekerjaannya. Di atas meja terdapat laporan tentang perkembangan kasus korupsi yang menyeret mantan suaminya dan Luna. Hubungan kedua orang itu sudah menyebar seantero perusahaan sehingga saat ini dan mungkin sampai beberapa waktu ke depan akan menjadi buah bibir yang panas untuk dibicarakan. Nirma selaku pemimpin perusahaan tentunya mengambil tindakan selain melaporkannya ke polisi. Dia sudah memecat dua orang itu sehingga tidak ada lagi jejak keberadaan mereka, kecuali nama buruk. Seseorang mengetuk pintu dan Nirma mempersilakan masuk. Aleena menyapa sang adik dengan hangat seperti biasanya. “Aku dengar Bu Retno udah bebas dari penjara,” katanya seraya duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja Nirma.“Iya, Kak. Kemarin juga kantor polisi sempat kerepotan karena Mas Andra membuat keributan.” Dia menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan kelakuan mantan suaminya yang meski sudah jelas salah, tetapi masih membuat drama berkepa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status