Share

Menantuku Selalu Diam Di Kamar
Menantuku Selalu Diam Di Kamar
Author: empat2887

Bab 1

Author: empat2887
last update Last Updated: 2023-05-01 15:42:32

"Roni, kok Ibu perhatikan semenjak kalian menikah dan tinggal di sini, istrimu selalu saja diam di dalam kamar. Apa dia tidak suntuk seharian diam di kamar, keluar kalau hanya untuk ke kamar mandi dan juga makan. Piring kotor dan pakaian kotor bekas pakenya pun tidak pernah mau mencucinya. Ibu juga tidak pernah melihat dia mencuci pakaian kamu, apalagi berinisiatif membantu Ibu membereskan rumah dan juga memasak. Memangnya kenapa sih si Wati itu? Apa dia tidak suka dengan Ibu," tanyaku kepada anak pertamaku, yang sudah satu bulan ini menjadi kepala keluarga dan tinggal di rumahku.

"Ibu jangan berpikir yang tidak-tidak tentang istriku, ia hanya belum terbiasa dengan keadaan rumah tangga ini. Asal Ibu tau, kalau Wati ini dimanja orang tuanya, makanya ia tidak terbiasa dengan pekerjaan seperti itu. Selama bersama orang tuanya, Wati itu tidak pernah mencuci, apalagi mengejakan pekerjaan rumah. Makanya kerjakan saja semuanya sama Ibu, nanti juga kalau sudah terbiasa pasti Wati mau bantu-bantu Ibu kok. Lebih baik sekarang, Ibu jangan mengungkit semua ini, nanti yang ada Wati dengar dan ia bisa ngambek sama Roni. Ibu urus saja urusan Ibu, jangan pernah mencamuri urusan rumah tangga Roni dan Wati lagi. Ibu paham kan maksud Roni," sahut Roni panjang lebar.

"Tapi, Roni, Ibu tidak bermaksud mau mencampuri urusan rumah tangga kalian. Ibu hanya,"

"Sudahlah, Bu, Ibu jangan berkata apa-apa lagi. Malas juga aku meladeni Ibu, aku kira Ibu memanggil aku untuk apa? Ternyata hanya untuk membicarakan hal seperti ini, nggak berfaedah banget sih," ujar Roni, sambil berlalu pergi meninggalkanku.

Ia begitu membela istrinya, bahkan sama sekali tidak menjaga perasaanku yang merupakan Ibu kandungnya. Ibu yang selama sembilan bulan mengandungnya, serta membesarkannya seorang diri, tanpa seorang suami di sampingku.

Karena semenjak anak keduaku yang bernama Reno berumur lima tahun, suamiku meninggalkanku demi wanita lain. Sehingga mengharuskan aku merawat kedua anakku seorang diri.

Dulu Roni tidak pernah seperti itu, jangankan berkata kasar, membantah perkataanku pun tidak. Tapi semenjak Roni menikahi gadis kota yang bernama Wati, sikapnya pun berubah drastis padaku.

"Bu, kenapa Ibu malah bengong di dapur? Sendirian lagi," tanya anak keduaku yang ternyata baru pulang kerja.

"Nggak, Reno, tadi Ibu disini bersama Kakakmu. Tapi sekarang ia sudah kembali ke kamarnya," sahutku.

"Jadi Ibu sudah bertanya kepada Kak Roni, tentang sikap istrinya yang selalu diam saja di kamar? Terus bagaimana respon Kak Roni, apa dia mau mengingatkan istrinya, supaya ia mau membantu Ibu atau bagaimana?" Reno bertanya sambil menatap wajahku dengan begitu intens.

Sepertinya Reno begitu penasaran, dengan respon sang Kakak.

"Reno, Ibu sudah melakukan seperti apa yang kamu sarankan. Hanya saja Kakakmu malah meminta Ibu, supaya Ibu tidak membicarakan perihal istrinya lagi. Ia juga meminta Ibu, supaya Ibu jangan mencampuri urusan rumah tangganya,"

"Apa, Bu, jadi Mas Roni bicara seperti itu kepada Ibu? Kok kurang ajar sekali ya Mas Roni sekarang? Semenjak menikah dengan si Wati itu, ia jadi tidak menghargai Ibu lagi. Sudah jelas istrinya salah karena tidak pernah mau membantu Ibu. Bahkan pakaian dan piring bekas dia dan suaminya pake pun tidak mau mencucinya. Selama ini selalu saja Ibu yang mencuci kan? Kalau memang seperti itu terus, lebih baik Ibu suruh saja mereka pergi. Mereka ngontrak kek atau keridit rumah, supaya mereka belajar mandiri dan tidak terus menerus merepotkan Ibu. Toh Mas Roni sudah berumah tangga, sudah sepatutnya belajar mandiri kan, Bu," sungut Reno.

"Apa maksud kamu, Reno, menyuruh aku dan Mas Roni pergi dari rumah ini? Kamu mau mengusir aku dan Kakakmu dari sini ya, supaya kamu bisa menguasai rumah ini seorang diri," tuding Wati, yang ternyata sudah berada di pintu tengah. Entah sejak kapan ia ada di sana, sebab aku juga tidak ngeh dengan kehadirannya.

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 66

    "Wa ... Wati ...," lirihku."Iya, Mas, itu benar Mbak Wati. Tapi kok ia mau ngapain datang ke sini, bahkan datang sepagi ini di sini? Apa kamu memintanya supaya datang ke sini ya, Mas?" tanya Risma dengan raut wajah yang nampak curiga terhadapku."Sayang, kamu itu ngomong apaan sih? Mana mungkin, Mas meminta Wati datang ke sini! Lagian untuk apa coba, Mas menyuruhnya datang? Kamu mah ada-ada saja, Yang," sahutku berusaha memberi penjelasan kepada Risma, kalau aku tidak tahu-menahu tentang kedatangan Wati ke hotel tempat menginap kami."Lalu untuk apa dia datang ke sini dan dari mana dia tahu kalau kita ada di sini?" tanya Risma lagi, seakan tidak percaya dengan apa yang aku katakan barusan."Ya mana Mas tahu, Sayang. Mungkin dia sengaja datang ke hotel ini karena ada urusan sendiri, bukan mau menemui Mas," pungkirku lagi.Karena memang kenyataannya aku tidak ada urusan dengan Wati, apalagi sampai menyuruhnya untuk datang ke hotel tempat bulan madu aku dan Risma. Aku juga sebenarnya

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 65

    "Nggak kok, Mbak. Aku nggak kedinginan, sebab aku berdua ma suami. Mungkin Mbak kedinginan karena Mbaknya sendirian," sahut Risma, sambil tangannya menggandeng erat tanganku."Hee ... He, iya kali ya, Mbak" ujar perempuan tersebut, sambil terkekeh dan kembali mengerlingkan matanya padaku.Karena aku takut khilaf, lalu aku pun menjauh dari wanita tersebut. Kini Risma lah, yang berada di samping wanita genit itu. Karena aku tidak mau istriku salah paham nantinya, sebab wanita ini sudah berani menggodaku, padahal kami baru saja bertemu.Aku tidak mau karena wanita yang tidak jelas ini, keharmonisan rumah tanggaku yang baru saja aku bangun akan menguap begitu saja. Sementara sangat susah mencari wanita seperti Risma ini. Mungkin hanya ada beberapa saja, wanita yang nyaris sempurna seperti Risma. Risma istriku bukan hanya cantik rupa, serta postur tubuhnya yang menggoda, tetapi ia juga memiliki hati yang baik. Dan yang paling utama, ia sangat menyayangi Bapak ibuku, yang merupakan me

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 64

    Season 2"Mas, alhamdulillah ya, acara pernikahan kita berjalan dengan lancar. Semoga saja pernikahan kita ini langgeng dan bisa menjadi keluarga yang SAMAWA ya, Mas!" Risma berkata, saat aku baru saja duduk di atas kasur dan berada di sampingnya. "Iya, Sayang, semoga ya," ucapku, sambil mengusap pucuk kepala wanita, yang baru tadi siang aku jadikan dia istri. Ia membuka percakapan, setelah aku selesai bersih-bersih dan berganti pakaian dan bersiap untuk tidur. Ini adalah kali pertama aku bisa tidur bersamanya, setelah hampir satu tahun lamanya kami menjalin kasih.Walaupun aku sudah pernah menjalani pernikahan, dengan istri pertamaku yang bernama Wati. Tapi tetap saja dadaku berdegup kencang, saat akan menjalani ritual malam pertama seperti sekarang ini. Risma pun aku lihat sudah siap, bahkan ia bepenampilan seksi seakan sengaja menggodaku. Ia bahkan begitu manja padaku, membuat napasku bertambah sesak dibuatnya."Mas, apa kamu sakit? Kok kamu keluar keringat dingin begitu, bahk

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 63.

    Bab 42"Iya, Marni, ada apa lagi kamu menelponku? Bukannya sudah jelas ya, kalau kita itu sudah tidak sepaham!" Mas Romli berkata dengan nada tinggi.Rupanya yang meneleponnya barusan adalah istrinya, yang kemarin melabrak keluargaku untuk meminta apa yang sudah diberikan Mas Romli untuk Roni dan Reno. Aku dan kedua anakku yang sedang sarapan sampai berhenti, kami bertiga malah fokus mendengarkan Mas Romli, yang sedang berbicara dengan istrinya.Kami bertiga fokus melihat gerak-gerik Mas Romli, yang bicaranya dengan begitu emosi. Aku yang tadinya tidak tahu permasalahannya kini menjadi tahu. Ternyata Mas Romli saat ini sedang ada permasalahan dengan istrinya. Pantes aja pagi-pagi ia sudah ada di rumahku, padahal seharusnya saat ini ia sedang sarapan bersama keluarganya. "Pokoknya aku tidak mau, Marni! Karena apa yang telah aku berikan itu adalah hak kedua anakku. Mereka itu sudah sepantasnya mendapatkan semua itu, apalgi aku telah menelantarkan mereka demi kamj. Jadi sudah sepantasny

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 62

    "Itu lho, Mas, mereka berdua berbeda sifat dan karakternya. Mbak Risma itu orangnya baik dan juga sopan, sama Ibu juga sayang banget. Ia juga bahkan tidak segan mau membantu Ibu. Sedangkan Mbak Wati kebalikkannya," sahut Reno menjelaskan."Oh ... tentang itu, aku kira apaan? Apa yang kamu bilang memang benar, Reno. Wati dan Risma itu dua orang yang karakternya berbanding terbalik. Sayang sekali memang, aku baru bisa mengungkapkan perasaan akunya sekarang. Tapi aku masih beruntung, Ren, sebab sampai saat ini Risma-nya ternyata belum menjadi milik siapa-siapa." Roni membenarkan perkataan adiknya tersebut. Memang benar adanya, jika Neng Risma itu istimewa, sebab aku sudah merasakan sendiri bagaimana baiknya dia, serta rasa pedulinya padaku. Aku akan merasa sangat bahagia, jika memang dia bisa bersanding dengan Roni dan menjadi menantuku. "Hayo, kalian sedang ngomongin apa? Sedang ngomongin aku ya," tanya Neng Risma, yang nongol dari pintu dapur."Is, siapa yang sedang ngomongin kamu s

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 61

    "Maaf, Bu, Ibu ini siapa ya? Kok Ibu berani sekali berteriak dan berkata kasar di depan rumah kami," tanya Roni."Siapa kamu berani berkata seperti itu? Apa kamu anaknya Mas Romli, yang dari mantan istrinya? Aku ini istrinya Mas Romli, aku mau minta sama keluarga mantan istri suamiku, supaya mengembalikan semua harta benda yang diberikan olehnya. Karena itu hak aku dan juga anakku," ujarnya dengan raut muka yang penuh emosi."Maaf ya, Bu, tapi apa yang diberikan Bapak untuk kami itu hak kami! Karena selama ini beliau tidak pernah memberikan kami nafkah sedikitpun, terhitung dari semenjak Bapak menikahi Ibu." Roni menjawab ucapan perempuan, yang memang istrinya Mas Romli.Mendengar perkataan Roni, perempuan itu semakin tidak terkontrol. Ia malah berteriak-teriak tidak karuan, sehingga membuat para tetanggaku datang untuk melihat perdebatan ini. Aku pun berbisik kepada Reno, supaya ia menelepon Bapaknya dan memberitahu Mas Romli, kalau ada istrinya sedang membuat rusuh."Bu Reni, ini a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status