Share

Episode 10 (Mengenali wajah Bia)

Bia mengemudi mobil dengan cukup santai. Ia membawa teman-temannya ke tempat penahanan pak Tiar. Jalanan tampak macet, weekend kali ini nampaknya banyak orang berlibur.

Setelah 20 menit dalam perjalanan, Bia, Dafa, Sandi, dan Yoga sampai di tujuan. Mereka turun dari mobil, sementara Bia masih terdiam. Ia tidak tahu apakah harus turun atau tidak.

"Bel, ayo," teriak Sandi dari kejauhan meminta Bia untuk ikut dengan mereka. Bia pun hanya memberi kode dengan mengangkat jempol kanannya.

"Aduh, gak bawa masker," ucap Bia sambil menepuk dahinya. Ia pun terpaksa turun dari mobil dan berlari menuju rekan-rekannya.

Terik matahari semakin menyengat. Dafa, Sandi, dan Yoga berlari memasuki kantor. Dengan cepat mereka menuju sebuah ruangan dekat pintu masuk. Di dalam ruangan tersebut pak Irwan nampaknya telah menunggu.

Tanpa berlama-lama, Yoga menyampaikan bahwa ia membaca pesan masuk di ponsel pak Tiar dimana pesan itu berupa ancaman.

"Ayo, Yog. Dafa dan Sandi tunggu di depan ruangan interogasi ya," ucap pak Irwan sambil berjalan dengan sedikit berlari, disusul oleh Yoga yang membawa tab di tangan kanannya.

Baru keluar ruangan, pak Irwan berpapasan dengan Bella.

"Pak Irwan, punya masker gak?" tanya Bia.

Pak Irwan merasa heran, Yoga pun sama. "Cari aja di dalam ya, Bella," ucap pak Irwan dengan ramah lalu pergi dengan cepat meninggalkan Bia.

"Ngapain cari masker?" tanya Dafa.

"Kita mau ketemu narapidana, kan? Biar gak hafal muka aku, lah," jawab Bia santai sembari pergi memasuki ruangan yang dimaksud pak Irwan. Sementara Dafa hanya membuang nafas, keanehan Bia sudah tak begitu mengejutkan bagi Dafa.

Pak Irwan dan Yoga kini berada di ruangan interogasi bersama dengan pak Tiar. Pak Tiar tetap dengan wajah tenangnya. Namun, wajah pak Irwan kali ini tak kalah tenang.

"Barusan tim kami menemukan sebuah pesan dari nomor tidak dikenal pada telpon pak Tiar," ucap pak Irwan memulai pembicaraan.

Pak Tiar tersenyum, "apa nomor tidak dikenal itu menawarkan sebuah produk atau hadiah mobil?" tanya pak Tiar lalu tertawa.

"Yoga," pak Irwan meminta Yoga untuk menunjukkan pesan masuk di ponsel pak Tiar yang telah terhubung dengan tab di tangan Yoga.

Yoga berjalan menuju kursi pak Tiar dengan perlahan. Ia menunjukkan pesan yang dimaksud atasannya itu.

Pak Tiar bereaksi sesuai dengan keinginan. Ia nampak marah dan hendak mengamuk, namun borgol di tangannya mampu mengendalikan dirinya.

"Lepaskan saya, siapa itu? Cepat cari tau siapa yang kirim pesan ke saya. Kalian polisi, cepat tangkap orang yang mengancam saya itu, cepat," teriak pak Tiar sambil berdiri. Ia tidak bisa mengontrol emosinya kali ini.

"Pak Tiar, mohon tenang," ucap pak Irwan.

"Saya akan mengakui semuanya, tapi tolong lindungi anak saya, Kenzi, tolong cepat lindungi anak saya," kali ini pak Tiar melemas. Ia sudah pasrah dan siap menyerahkan diri pada polisi. Kekhawatirannya pada sang anak membuatnya tunduk di hadapan pak Irwan.

"Kami pasti melindungi anak pak Tiar," balas pak Irwan menenangkan tersangkanya.

Pak Irwan dan Yoga membawa pak Tiar keluar dari ruangan interogasi. Mereka bertemu dengan Dafa, Sandi, serta Bia yang sedari tadi menunggu di luar ruangan.

Dengan wajah melas, pak Tiar berjalan secara perlahan. Ia memaksakan diri untuk melangkah sedangkan tubuhnya sudah melemah. Bia yang menyaksikan keadaan pamannya merasa sedih. Air mata di pelupuk matanya pun hampir terjatuh, namun Bia mencoba menyeka air mata itu agar tidak terlihat oleh rekannya.

Pak Tiar melihat sekeliling, bola matanya bergerak menatap satu demi satu wajah orang yang berada di sekelilingnya. Apakah untuk membalas dendam suatu saat? Entahlah. Tiba saat matanya bertemu dengan wajah Bia. Meski menggunakan masker, tentu tak akan sulit untuk pak Tiar mengenali wajah ponakannya yang sering ia jumpai.

"Bia, Bia ... ." Pak Tiar hendak berlari menuju Bia. Namun pak Irwan dan Yoga menghentikannya. Sementara Dafa dan Sandi beranjak dari sofa dan ikut menahan pak Tiar. Bia nampak ketakutan, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Pikirannya pun kacau. Bagaimana jika pak Tiar memintanya membuka masker? Ia hanya bisa memalingkan wajahnya dari penglihatan pak Tiar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status