Home / Romansa / Mencintai Kekasih Saudari Kembarku / Episode 9 (Sesuai Rencana)

Share

Episode 9 (Sesuai Rencana)

Author: Kindi.da
last update Last Updated: 2022-04-18 11:35:06

Wajah Bia tampak pucat. Badannya lemas seketika. Matanya masih melotot mendengar Yoga membacakan nama yang muncul di layar monitor adalah namanya.

"Bianca siapa?" tanya Sandi nampak asing dengan nama yang diucapkan temannya.

Bia semakin ketakutan. Sepertinya ia telah salah mengambil kartu memori. Bagaimana jika kartu memori tersebut dapat membongkar rahasia Bia?

"Eh, kok mati sih," ucap Yoga panik ketika melihat monitornya berubah menjadi hitam gelap.

Berbeda dengan Yoga, Bia justru tampak lega. Ia begitu tenang ketika layar monitor itu mulai mati. Ia tak lagi ketakutan rahasianya terbongkar, terlebih rencananya bersama Andi berjalan seperti yang diinginkan.

"Kenapa, Yog?" tanya Dafa yang melihat Yoga panik.

"Komputer gue mati tiba-tiba," jawab Yoga yang masih mengotak-atik komputernya agar menyala.

"Kok bisa?" tanya Sandi yang kini menghentikan pekerjaannya dan mengalihkan fokusnya pada Yoga.

"Jangan-jangan karena memorinya, ya, Yog?" tanya Bia pura-pura tidak tahu.

"Kayanya sih," jawab Yoga. Setelah sekitar 4 menit berlalu, akhirnya komputer Yoga pun menyala.

"Udah bisa?" tanya Sandi yang sedari tadi tak berkedip melihat Yoga.

Yoga bernafas lega, "udah," jawabnya. Ia pun kembali untuk melihat kartu memori yang diserahkan Bia padanya. Kali ini, Bia kembali panik. Ia berharap Yoga tak menemukan apapun di dalam kartu memori miliknya.

Bia menarik nafas perlahan, "gimana Yog?" tanyanya.

"Bentar ya, Bel, aku cek dulu," balas Yoga. "Eh, bentar ... ."

Jantung Bia semakin bergetar hebat. Pikirannya kacau, ia tidak menemukan ide untuk menghentikan Yoga. Ia hanya berharap kepada Tuhan agar rahasianya tak terbongkar sebelum Bia dapat menemukan kebenaran dalam hidupnya.

"Kenapa lagi, Yog?" tanya Sandi.

"Eh, ini ada pesan masuk dari nomor baru ke nomor pak Tiar dari 5 menit yang lalu," ucap Yoga. Lagi dan lagi Bia merasa terselamatkan.

Mendengar ucapan temannya, Dafa dan Sandi beranjak dari kursi masing-masing lalu menghampiri Yoga. Mereka berdua melihat ke arah komputer Yoga. Pesan tersebut berisi ancaman kepada pak Tiar.

'Saya tunggu 1 kali 24 jam, jika uang itu belum masuk di rekening saya sesuai kesepakatan, saya yang akan menjemput anak kamu, Kenzi, di sekolah.'

Isi pesan tersebut dibaca dengan lantang oleh Sandi. Tentu saja pengirimnya adalah Andi.

"Kenzi siapa?" tanya Sandi.

"Mungkin keluarganya," jawab Bia yang kali ini coba membaur membahas pekerjaan.

"Lacak sekarang," pinta Dafa.

Yoga mengangguk, ia menggerakkan jari jemarinya dengan cepat. Ia coba melacak nomor telepon yang baru saja menghubungi pak Tiar.

Setelah cukup lama, Yoga mulai cemas, "gak bisa," jawab Yoga lalu menghentikan pekerjaannya. Ia tak mencobanya lagi lantaran yakin bahwa nomor tersebut sudah tidak dapat terlacak. Sandi dan Dafa pun tak memaksa Yoga untuk mencoba kembali. Mereka paham betul dengan kemampuan Yoga. Jika memang tak bisa, dicoba kedua kali juga tidak akan bisa.

"Artinya pemilik nomor ini juga bukan orang sembarangan," ucap Sandi.

Yoga mengangguk setuju. "Kita harus gimana sekarang?" tanyanya.

"Berangkat," ucap Dafa tiba-tiba lalu berjalan dengan cepat keluar kantor. Sandi dan Yoga pun bergegas mengikuti Dafa. Tak lupa, Yoga membawa sebuah tab yang berada di atas mejanya. Sementara itu Bia masih terdiam tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Ayo, Bel," ajak Sandi yang melihat Bia tak bergerak sedikit pun.

"Ha? Oke," jawab Bia lalu menyusul temannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 20 (Rasa apakah ini?)

    Bia terdiam mendengar ucapan Dafa. Ia teringat bahwa besok adalah hari Jum'at, hari dimana Dafa akan berlibur dan menemani kekasihnya."Nemenin Selly?" Meski telah mengetahuinya, Bia tetap ingin memastikan bahwa pria di dekatnya itu akan meninggalkannya sendirian dirumah untuk bersama sang kekasih.Dafa mengangkat tubuhnya. Kini ia duduk berhadapan dengan Bia. "Gak takut sendirian?""Kan udah pernah," jawab Bia ketus, nampak tidak rela jika Dafa harus meninggalkannya sendirian.Dafa mengangguk pelan, "apa mau ikut?" tanyanya."Gila! Ngapain ngikutin orang yang mau pacaran. Mau jadi nyamuk? Ogah." Dafa berhasil memancing emosi Bia. Namun, hanya beberapa saat, Bia kembali berbicara pelan. Kali ini, nampak begitu serius. "Tapi kenapa sih, harus nemenin Selly tiap hari Jum'at? Emang dia tinggal dimana? Orang tuanya kemana?" tanya Bia mencaritahu lebih dalam tentang Selly.Dafa terdiam. Ia menyenderkan bahunya pada sofa. Seakan begitu berat untuk menjawab pertanyaan Bia. "Rumit." Satu kata

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 19 (Kini rumah terasa hangat)

    Bia membuat semua orang terkejut. Emosinya tak mampu lagi ia redam. Walau Bia memiliki pemikiran yang sama dengan Sandi, namun hatinya tetap sakit. Ia tak mampu menerima jika orang yang paling menyayanginya adalah sosok wanita tua yang jahat."Kenapa bukan?" tanya Dafa sambil memutar kursi mengarahkannya pada meja Bia. Bia memandang Dafa dengan mata yang sedikit memerah."Kayanya kita jangan berprasangka dulu deh," ucap Yoga menengahi.Sandi mengangguk, "ya, semoga aja bukan."Bia perlahan mengontrol emosinya. Matanya pun jernih kembali. Menarik nafas lalu mengeluarkannya secara perlahan.***"Bia yang awalnya menjalankan peran dengan sangat baik, kenapa sekarang mendadak ceroboh?" tanya Dafa. Di dalam ruangan hanya tersisa Dafa dan Bia. Sementara Sandi dan Yoga pergi untuk makan siang.Bia melirik ke arah Dafa yang memandanginya sedari tadi, "menurut kamu apa mungkin Oma pelakunya?" tanyanya."Mungkin," jawab D

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 18 (Dafa akan membantunya)

    Ruangan begitu hening. Desir angin malam masuk melewati celah jendela, tak terasa menyentuh kulit Bia. Sekujur tubuh Bia menjadi kaku, ia bahkan tak berani untuk sekedar mengedipkan mata.Dafa berjalan mendekati Bia. "Bianca Lariza. Nama panggilannya Bia. Keponakan dari almarhum pak Tiar. Cucu dari Dahlia Rani, pemilik perusahaan kopi yang cukup besar. Berpura-pura menjadi Bella. Sementara Bella dimakamkan atas nama Bia. Apa tujuannya?"Dafa berhenti tepat di hadapan Bia. Sementara itu Bia masih terdiam kaku, ia tak memiliki keberanian untuk menatap langsung mata pria yang telah mengetahui rahasianya itu."Kenapa diam padahal punya sejuta pertanyaan di kepala?" tanya Dafa menekan Bia agar berbicara padanya.Bia menghela nafas. Diamnya tak akan merubah kenyataan bahwa Dafa telah mengetahui siapa dirinya. "Udah tau, kenapa selama ini diam aja?" tanya Bia perlahan melirik ke arah Dafa. Dafa tersenyum, "penasaran aja, sejauh mana Bia bisa be

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 17 (Dafa memanggilnya Bia)

    Perlahan genggaman tangan itu melonggar. Bia mengambil kesempatan itu untuk melepaskan tangannya. Ia pergi meninggalkan Dafa yang masih tercengang mendengar perkataannya. Tanpa sadar, air mata Bia terjatuh seiring dengan tetesan darah di tangannya. Tangan yang semula berada di genggaman Dafa itu kini terluka akibat jam tangan di pergelangan tangan Bia yang ikut tergenggam oleh Dafa.Di luar, Bia berpapasan dengan Sandi dan Yoga yang kini tengah kembali dengan membawa botol minuman bersamanya."Kamu kenapa, Bel?" tanya Sandi ketika melihat Bia berjalan sambil menangis. Bia tidak memperhatikan Sandi, ia berlari meninggalkan kantor."Tangannya berdarah," ucap Yoga saat melihat tangan Bia."Serius? Ayo masuk," balas Sandi dan segera memasuki ruangan.Sandi dan Yoga kembali ke meja masing-masing. Ruangan begitu hening. Baik Sandi maupun Yoga tak berani bersuara. Mereka hanya menatap satu sama lain. Sementara Dafa masih berdiri di dekat tembok

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 16 (Bertemu pacar Dafa)

    Bia berjalan memasuki kantor dengan wajah tertunduk lesu. Sedari tadi ia berpikir siapa orang di dalam rumah Oma yang berhubungan dengan Bella?"Makan dulu, Daf, keburu dingin." Suara seorang wanita terdengar begitu asing di telinga Bia. Bia pun mengangkat wajahnya. Ia melihat seorang wanita berada di sebelah Dafa. Duduk berdekatan tanpa sekat. Wanita itu membawakan sarapan untuk Dafa.Sementara itu, Yoga dan Sandi saling berpandangan. Mereka merasa canggung dengan situasi saat ini."Hai, Bel," menyadari kehadiran Bia, wanita dengan kulit putih itu mulai menyapa dengan senyuman.Dafa tampak membeku, ia tidak bergerak sedikit pun. Suasana yang memang cukup canggung, terutama untuk Dafa.Bia membalas senyuman wanita di dekat Dafa itu, "Hai," balasnya. Bia berjalan mendekati meja Dafa. Ia menarik kursi plastik di meja Sandi dan memindahkannya tepat di sebelah Dafa. Hal itu membuat Dafa semakin merasa sesak.Melihat Bia duduk dekat d

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 15 (Siapa yang menghubungi Bella?)

    Dafa beranjak dari sofa lalu pergi meninggalkan Bia yang masih ternganga mendengar perkataan pria berwajah dingin itu."Dia udah tau?" tanya Bia pada dirinya sendiri. Ia begitu bingung dengan kata yang terucap dari mulut Dafa. Apakah Dafa benar mengetahui bahwa wanita yang tinggal serumah dengannya bukan Bella melainkan Bia? Ataukah perkataan itu hanya persepsi Dafa semata?Bia memasuki kamar dengan wajah cemas. Ia tak ingin rahasianya terbongkar begitu cepat. Sudah larut malam dan Bia belum bisa tidur lagi. Matanya pun kembali segar, perkataan Dafa kini terngiang-ngiang di telinganya. Setelah cukup lama gelisah, gadis cerdik itu pun bereaksi. Bia menggeledah seluruh isi kamar Bella yang tak sempat ia cek sebelumnya. Entah apa yang dicarinya.Bia menemukan tumpukan struk di dalam laci meja rias. Ia melihat satu persatu isi struk belanja milik Bella."Mie instan? Kopi? Dari ratusan struk cuma isi mie instan sama kopi doang?" keluh Bia ketika meliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status