Share

KEKUATAN CINTA PERTAMA

Author: Shem
last update Last Updated: 2025-06-22 11:51:39

Ekspresi Rajasa menegang sesaat, lalu kembali dingin. "Kamu sebegitu inginnya lepas dariku?"

Salma menggeleng. Ia mundur satu langkah sembari berkata, "Jika kamu telah menemukan wanitamu, aku nggak akan memaksa... "

Wajah Salma yang terkena pencahayaan lampu tampak muram, "Rajasa, aku mencintaimu. Namun aku nggak bisa terus menahanmu, jika kamu memang menginginkan wanita itu, maka... aku akan melepaskanmu." Untuk pertama kalinya selama tiga tahun, Salma mengatakan perasaannya dengan gamblang. Wajahnya merona dan telinganya memerah. Tapi ekspresinya tampak penuh tekad.

Pandangan Rajasa sesaat menjadi menggelap mendengar pengakuan itu.

Salma sedikit takut melihat ekspresi yang melintas di wajahnya yang tampan. Ia menggigit bibirnya gugup, "Beristirahatlah, aku...."

Ucapan Salma terpotong. Ia merasakan tangan besar Rajasa menarik pinggangnya dalam sekali sentakan, lalu sebelum ia menyadari apapun, bibir pria itu telah mencium bibirnya.

Pikiran Salma seketika menjadi kosong. Selama tiga tahun, Rajasa tidak pernah melakukan interaksi intim apapun dengannya. Ini terasa mimpi. Lutut Salma terasa lemas. Ini pertama kalinya ia dicium oleh pria. Bibir tipis dan lembut Rajasa terasa seperti nyata dan tidak nyata, bulu mata Salma bergetar.

Rajasa melepaskan ciumannya dan mengusap bibir Salma dengan ibu jarinya. Mata mereka bertemu, saat itu Salma melihat pria itu tersenyum dengan satu sudut bibirnya.

"Apakah itu yang kamu inginkan?"

"A.. Apa?" Salma seperti tersadar dari lamunan.

Rajasa melepaskan dirinya, "Beristirahatlah. Valeri bukan urusanmu." Lalu ia membalik dan masuk ke ruang kerjanya.

Salma masih tertegun. Ia meraba bibirnya pelan. Jejak pria itu masih terasa disana. Pikirannya terasa linglung. Mengapa Rajasa menciumnya setelah tiga tahun.

Salma terbangun keesokan paginya dan seperti biasa menatapi ranjang pernikahan mereka yang kosong. Rajasa tidak pernah tidur disana. Selama tiga tahun, pria itu selalu beristirahat dalam kamar di ruang kerja pribadinya.

Saat bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan, Salma bertemu dengan Rajasa. Tubuh tinggi suaminya bersandar pada pantry dengan segelas air putih di tangannya. Ia mengenakan kaos putih dan celana rumahan yang membuatnya sedikit manusiawi.

Ketika ia menatap Salma, wanita itu terbayang kejadian semalam. Telinganya memerah. Ia merasa canggung, namun Rajasa hanya meliriknya datar seolah tidak terjadi apapun di antara mereka sebelumnya. Pria itu membalik dan mencuci gelasnya lalu menaruhnya pada kitchen set, lalu berkata, "Aku akan ke luar negeri selama seminggu, kamu nggak perlu menungguku untuk makan malam."

Dia hendak pergi, namun berhenti untuk memandang Salma yang masih diam menatapnya, "Aku akan sarapan di kantor. Kamu nggak perlu merepotkan diri."

Wanita itu mengangguk dengan pahit, "Aku mengerti. "

Mobil Rajasa baru saja meninggalkan rumah sepuluh menit yang lalu, ketika bel rumah berbunyi.

Salma membuka pintu dan melihat seorang wanita cantik berdiri di sana. Wanita itu sedikit lebih pendek dari Salma, tubuhnya mungil dan wajahnya terlihat lembut.

Salma mengerjab, wanita ini adalah Valeri Thomas! Ketika melihat Salma, ia berkata dengan senyuman, "Aku mencari Kak Rajasa. Apakah dia ada?"

Salma merasa sudut hatinya geli dan tidak nyaman. Wanita ini memanggil Rajasa dengan panggilan yang akrab dan hangat. Ia menjawab, "Suamiku baru saja berangkat."

Ada kilatan tidak suka di mata Valeri mendengar bagaimana Salma menyebut Rajasa. Namun, ia dengan cepat tersenyum manis, "Apakah kamu Salma?" Salma sedikit terkejut karena mengira Valeri tidak mengenalinya. Namun, wanita ini adalah cinta

pertama suaminya yang dengan tidak tahu malu datang kesini mencari Rajasa, Salma merasa ia tidak perlu banyak berbasa-basi menjawab pertanyaannya.

Melihat Salma yang diam memandangnya, Valeri tertawa lembut. "Kamu sepertinya nggak menyukaiku. Aku akan pergi, aku tadinya hanya ingin berangkat bersama kak Rajasa. Kami berencana liburan keluar negeri selama seminggu. Kak Salma, kamu nggak masalah dengan itu kan?" Valeri mengangkat alisnya, jelas dia hanya ingin datang memprovokasi.

Salma tertegun. Jadi Rajasa pamit keluar negeri selama seminggu untuk liburan dengan wanita ini?

Di depan sana, Valeri kembali melanjutkan dengan puas, "Kami sebelumnya berjanji bertemu di bandara, tetapi aku pikir akan bagus kami berangkat bersama. Sayangnya dia sudah pergi. Kak Salma, aku pamit dulu. Ia pasti sudah menunggu."

Salma mengangkat dagunya dan tatapan jatuh kepada Valeri, "Semoga liburanmu menyenangkan."

Ia menutup pintu dengan muak. Rasa sakit yang familiar kembali menyerang dadanya.

Salma meraih ponselnya lalu mengirimkan pesan pada Rajasa , (Valeri mencarimu kesini.)

Rajasa hanya membaca pesannya. Tidak pernah membalas. Sama seperti biasanya. Salma tersenyum miris.

Tak lama kemudian sebuah pesan masuk dari Dibyo– sahabat Rajasa.

Sebuah foto.

Rajasa dan Valeri. Salju pertama di negara Durna.

Dibyo menambahkan pesan, (Kamu nggak punya tempat di antara mereka sejak awal, pergilah kalau kamu tahu diri.)

Salma tertegun lama. Di dalam foto itu, Rajasa tersenyum lembut pada Valeri. Rajasa tidak pernah tersenyum seperti itu kepadanya. Pria itu lebih banyak memberikan tatapan datar bahkan terlampau tenang ketika berhadapan dengannya.

Dengan tatapan itu, Salma merasa Rajasa mungkin akan memberikan seluruh dunia jika Valeri memintanya. Kekuatan cinta pertama memang sungguh luar biasa!

Saat itu, ponselnya kembali berbunyi. Menyentakkan Salma dari lamunan. Itu adalah panggilan dengan nomor kontak internasional, dari adiknya.

Ketika dia mengangkat panggilan, suara Aritama terdengar, "Kak, kamu harus pulang. Penyakit Ayah kumat lagi. Ia ingin melihatmu."

Hati Salma mencelos, namun ekspresinya tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Ia berkata pelan, "Aku segera kesana."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   DIA ISTRIKU

    Rajasa masih berdiri di sana ruangan, memandangi wajah cantik Salma yang tanpa riasan namun tak bosan dipandang. Wajah pria itu datar, tapi sorot matanya tampak menahan sesuatu. Mungkin amarah. Mungkin kecewa. Atau mungkin hanya hampa.“Aku minta maaf,” ucapnya akhirnya.Salma menoleh. “Untuk yang mana?”“Untuk… semua yang membuatmu menjauh. Untuk membuatmu takut bersamaku. Untuk merasa kau harus menyiapkan aroma penetral demi menyelamatkan dirimu sendiri dari aku.”Ucapan itu mengejutkan Salma. Dia tak mengira Rajasa akan mengucapkan kalimat seperti itu. Ia menarik napas, lalu bersandar ke pintu, menyilangkan tangan di depan dada.“Aku nggak takut padamu, Rajasa,” katanya pelan. “Tapi aku takut kehilangan kendali. Aku takut membiarkan diriku larut dalam sesuatu yang seharusnya sudah selesai.”Rajasa mengangguk. Ia mengerti.Ada banyak hal yang sebenarnya ingin ia katakan, namun lidahnya terasa berat. “Kau masih mencintaiku?” tanya Rajasa, pelan sekali.Salma mendongak, tatapannya

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   AKU NGGAK MENYUKAINYA

    Di ruang prediential room nomor 105, pencahayaan tampak lembut. Dua sosok terbaring di atas tempat tidur. Rajasa mencium puncak kepala Salma. "Orang yang kamu bilang itu, berapa lama lagi akan datang?"Salma berkata, "Sedikit lagi, asisten ku sudah kemarin untuk mengantarkan penetral." Selebihnya, ia tak berkata apa-apa. Hanya merasakan tangan Rajasa yang memeluknya erat dan sesekali mencium rambutnya. Ketika Rajasa berkata dia menginginkannya, Salma diterpa kembimbangan. Nalarnya nyaris tidak bekerja ketika Rajasa membawanya ke tempat tidur dan mengungkungnya di sana.Ketika tangan pria itu menyusup di balik kemejanya, seluruh akal sehat Salma kembali. Bagaimana bisa dia bersama dengan Rajasa sedangkan pria itu sendiri memiliki Valeri? Dia bahkan sudah melayangkan gugatan cerai, apa yang terjadi sekarang terasa sangat salah. Salma memiliki kenalan ilmuan kimia yang terkenal. Dia tahu ini bisa di atasi. Rajasa sudah terlihat lebih tenang. Meskipun ada sekelumit sorot kecewa, namun

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   AKU MENGINGINKANMU

    Tangan besar Rajasa merengkuh pinggang Valeri, kemudian dia mendorong dengan tegas. Wanita itu termundur keluar. Saat itu, Rajasa memerintah dengan lugas, "Keluar sekarang juga."Pandangan matanya tajam dan menusuk, "Aku berhutang janji untuk menjagamu. Bukan merusak."Ucapan Rajasa yang tegas membuat Valeri merasa kesal namun juga tak berdaya. Pria itu terang-terangan menolak. Rajasa maju dan langsung menutup pintu kaca geser tersebut, sepenuhnya menciptakan batas antara dirinya dengan Valeri. Valeri kehabisan cara. Dia tidak berani memaksa lebih jauh. Meskipun Rajasa sangat memanjakannya, pria itu tetap menetapkan batas-batas yang tidak bisa dilanggar. Dia terlihat dekat, namun Valeri merasa pada saat yang bersamaan dia juga berjarak. Valeri keluar dari kamar mandi sambil menghentakkan kakinya. Tiga puluh menit kemudian, Rajasa telah keluar dari sana dengan pakaian kasual. Rambutnya yang basah dan acak-acakan membuatnya terlihat dipenuhi pesona muda yang penuh energi dan vitalita

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   AROMA PERANGSANG

    Setelah berada dalam kamar, Valeri segera berkata, "Kak Rajasa, kamu mandi dulu. Tadi salah satu asistenmu sudah mengantarkan pakaian ganti." Rajasa tidak berbicara dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Dia juga sudah merasa sedikit gerah. Rajasa mulai membersihkan diri di bawah shower air hangat. Pria itu terus memikirkan Salma. Apa yang wanita itu lakukan bersama Jonathan di dalam kamar? Meski sebuah kamar presidential suite itu luas dan tak ubahnya seperti apartemen sendiri, namun Rajasa tetap merasa terganggu membayangkannya. Rajasa tidak menyukai perasaan itu. Tangan kanannya menumpu pada dinding. Aliran air menelusuri garis rahangnya yang tegas. Saat itulah Rajasa mulai menyadari kalau ada bau aneh yang samar di sekeliling kamar mandi, berasal dari diffusser yang menyala. Bersamaan dengan itu, Rajasa mulai merasakan kejanggalan dalam suasana hati dan tubuhnya. Dia merasa panas. Aliran darahnya menjadi cepat dan otot-ototnya menegang. Pria itu tersentak. Otaknya yang

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   NGGAK LIHAT SELUMBAR DI MATA SENDIRI

    "Pak Investor, apakah ada pertanyaan?"Rajasa menggeleng, "Kamu menjelaskannya dengan baik."Salma menganggukkan kepala, "Kalau begitu aku pamit dulu." Rajasa buru-buru mencegah, "Salma."Salma menoleh ke arahnya. Dia tidak bertanya, hanya menunggu Rajasa berbicara. Pria itu berkata dengan serius, "Kalau kamu mau, aku bisa memberikan beberapa proyek Fontier Group padamu."Salma tidak langsung menanggapi, dia perlahan-lahan tersenyum. Rajasa mengira Salma setuju. Dia merasa bakat Salma sangat menjanjikan, wanita ini bisa bersinar jika dibukakan jalan. "Pak Rajasa sangat baik. Tapi maaf, aku terlalu sibuk. Kontrakku lumayan padat, aku nggak bisa menerima tawaran Pak Rajasa."Rajasa tertegun. Bahkan Pak Juga yang sedari tadi hanya menjadi pendengar turut terkejut. Dia memang tahu Salma seorang arsitek profesional, namun tidak sampai pada level kepercayaan diri menolak kontrak dengan Fontier Grup! Fontier Grup adalah pengendali ekonomi di Yugos! Bisa bekerja sama dengan grup mega bint

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   PAK INVESTOR, APAKAH ADA PERTANYAAN?

    Saat telah berada di bawah, Pak Jugo dan Rajasa langsung berjalan ke arah Salma. Wanita itu menghela napas berat, lalu memakai bathrobenya yang tersampir di kursi lipat. Rajasa dan Pak Jugo telah sampai. Pak Jugo segera berinisiatif menyapa lebih dulu, "Nona, kebetulan sekali. Investor kami ingin berbincang dengan Anda tentang desain kolam -kolam yang ada di resort ini. Saya harap Anda nggak keberatan." "Saya merasa telah mengganggu waktu senggang Anda, barangkali Anda bersedia saya traktir?" Suara Rajasa menyela. Pria itu berdiri dengan auranya yang mulia, sepasang tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Dia menatap Salma dengan santai seperti biasa. Salma melihat pada Rajasa dan berkata, "Apa yang ingin Anda bicarakan? Saya rasa nggak masalah kalau langsung saja." Salma benar-benar sedang bersantai, dia tidak menyangka akan bertemu Rajasa di tempat ini. Dia juga tidak mengira Rajasa adalah pemilik resort Asmara. Meski itu tidak terlalu mengherankan, namun Salma tetap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status