Share

Kapan Isbat Nikah?

"Udah, lah pusing. Aku mau ke kamar lagi."

"Ekhem.."

Ditengah percakapan itu, datanglah mama Neira ia masuk ke rumah tanpa sengaja. Lalu, beliau mengambil bobol yang sudah diisi air mineral. Sembari melempar senyum ke arah mereka, beliu putar badan dan kembali ke luar rumah.

Entah, kemana perginya beliau. Sudah pasti berkumpul bersama geng ibu-ibu di komplek atau jalan-jalan ke suatu tempat. Pasalnya, mama Neira itu tampil dengan pakaian modis dengan air putih yang tak pernah ditinggal.

Ervin dan Neira hampir lupa dengan bahasan tadi. Hingga akhirnya, mereka memilih diam tanpa kata sambil menikmati kerupuk jangung yang renyah. Saat tangan mereka secara bersamaan bersentuhan berebut keripik, Neira merengek.

"Aah, aku yang duluan kan? Kamu ngalah, deh!"

"Hmm.. iya, iya. Oh, tadi kita bahas sampai mana ya?"

"Mana aku tahu?!" Neira mengelak dan mengambil toples itu.

"Oh, iya perihal sidang isbat itu aku masih ragu sama kamu."

Ervin berusaha kembali menjelaskan kata-kata yang sama.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status