Share

Setelah Kepergian Nakula

"Jawab dulu, Nei!" Ervin menarik tangan Neira yang beursaha mengejar teman-temannya untuk ikut pulang lebih dulu.

" Ya, semoga Allah rida. Aku harap pernikahan kita memang bukan pernikahan main-main" ucap Neira sambil tertunduk dan kembali duduk di kursi.

"Iya, semoga." Ervin melepas genggamannya dan menoleh ke kiri.

Kini, mereka berdua berusaha saling menatap satu sama lain. Obrolan tentang sidang isbat nikah masih berlanjut. Neira menguatkan argumennya dan tetap berpegang teguh pada jadwal sidang tersebut.

Tangannya dengan lincah memencet tombol hijau di ponsel. Ia mencoba hubungi pamannya yang sempat menjadi saksi saat pelaksanaan menikah siri. Ervin yang melihatnya hanya bisa memegang kepala sambil geleng-geleng.

Melihat Neira yang sedang sibuk telponan, ia juga dengan berat hati membuka ponsel. Lalu, mengirimkan pesan kepada pamannya juga untuk datang ke Jakarta.

"Udah telponannya? Ribet kan?"

"Namanya juga usaha, Vin. Semua ibadah pasti ada ujiannya. Santai aja, bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status