หน้าหลัก / Romansa / Mencuri Calon Suami Adikku / #017 Keinginanku Yang Paling Penting

แชร์

#017 Keinginanku Yang Paling Penting

ผู้เขียน: aisakurachan
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-18 11:41:48
“Luna, aku yakin Leland sedang berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Dia akan segera kemari.”

Leah membujuk saat melihat wajah Luna semakin keruh setiap kali panggilannya tidak terjawab.

Luna masih bisa paham kalau Leland tidak ada disisinya—karena Leah sudah menyebut apa sebabnya, tapi sama sekali tidak bisa paham kenapa tunangannya itu tidak menjawab panggilannya.

“Ya, kata Marian tadi Leland sangat marah padanya, bertanya tentang detail dan lainnya. Aku yakin dia sedang menegur semua orang di resort karena telah lalai dan membuatmu begini.” Teman yang lainnya—Nora, ikut menenangkan.

“Sangat… marah?” Luna mengucapkannya dengan terbata, tidak sampai sampai separah Suri, karena masih cukup jelas. Lidahnya masih kaku, dan bengkak di bibirnya juga belum sepenuhnya kembali ke ukuran semula.

Selain Leland, Luna juga menjerit saat melihat pantulan wajahnya di layar ponsel tadi. Sudah tidak amat bengkak, tapi masih mengembang. Luna nyaris membanting ponselnya tadi.

Tapi untuk saat ini Luna
aisakurachan

Dih... sok imut :)

| 4
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Yanti
jadi mual bayangin nya
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Mencuri Calon Suami Adikku   #20 Mungkin Yang Belum Tentu Lebih baik

    “Apa Grandad ada?” tanya Leland dengan ponsel menempel di telinganya. Ia bicara pada Taylor—asisten yang biasa menemani kakeknya saat di rumah. Membantunya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.Kakeknya masih bisa berjalan, hanya sangat mudah lelah. Dan keadaan itu sudah cukup bagus, mengingat bisa tetap hidup di usia 95 sudah setara keajaiban di zaman ini.“Akan saya tanyakan apakah beliau bersedia menerima panggilan dari Anda.” Taylor menjawab dengan sopan, maka Leland menunggu.Martell tidak bisa mengoperasikan ponsel. Selain karena matanya yang sudah tidak mampu menatap tulisan yang terlalu kecil, ia juga malas mempelajari fungsi secara menyeluruh.Tapi tetap mengakui kepraktisan fungsinya. Karenanya, ia membayar Taylor termasuk untuk memfungsikan ponsel. Martell masih bisa memeriksa pasar saham, harga properti, sampai menerima pesan dan panggilan dari ponsel, tapi melalui perantara Taylor.“Apakah Anda akan pergi ke tempat lain atau langsung ke London setelah ini?” Silas yang dudu

  • Mencuri Calon Suami Adikku   #019 Tamu Yang Agak Tidak Diharapkan

    “Aku as–asisten Luna. Ma—af kalau mengganggu.” Suri tersenyum pada pegawai hotel yang mengantarkan makan malam ke kamarnya. Pria pirang, tidak lebih dari tiga puluh seharusnya.Suri memilih makan di kamar karena tidak lagi menjadi satu-satunya tamu di resort itu. Mereka sudah bekerja dengan normal, menerima tahu, bahkan sudah ada persiapan untuk pesta pernikahan lain.Suri tidak heran karena resort itu memang terkenal sebagai tempat impian bagi banyak pasangan untuk melangsungkan pernikahan. Daftar tunggu untuk melakukan resepsi di sana mencapai dua tahun.“Oh? Rupanya begitu. Saya sudah heran kenapa tadi Anda bertanya tentang foto.” Petugas room service yang membawa makan malam itu kembali tersenyum. Ia sempat mengerutkan kening saat Suri bertanya apakah ada pegawai resort yang mengambil foto saat Luna terserang alergi.Pertanyaan yang tentu mengundang heran, jadi Suri sengaja memakai identitas sebagai asisten Luna agar pembicaraannya tidak mengherankan.“Ya… aku..i..ingin tahu apakah

  • Mencuri Calon Suami Adikku   #018 'Asisten' Yang Diperlukan

    “Lalu apa yang kau temukan?” Luna langsung mengalihkan perhatian dengan bertanya tentang hasil penyelidikan. “Benar. Aku juga ingin tahu. Marian mengatakan ia sudah sangat berhati-hati.” Leah ikut teralihkan.“Sayangnya tidak ada pihak katering sama sekali tidak mengikutkan bahan kacang di manapun bahkan tidak di dapur. Aku tidak tahu dari mana, yang pasti kau mendapatkannya dari tempat lain.”Leland menjelaskan hasil penyelidikan yang tidak memuaskan. Luna tentu saja langsung menggeram. “Bagaimana bisa begitu? Aku tidak menyentuh apapun!”“Mungkin kau alergi pada benda lain, atau makanan lain yang tidak kau tahu?” Leland menyebut kemungkinan yang tadi sudah dibicarakannya dengan dokter. Bukan tidak mungkin bagi Luna untuk mengembangkan alergi baru yang belum diketahuinya.“Dokter yang mengatakan ini padaku. Kalau kau yakin tidak melakukan kontak dengan sesuatu yang berbahan kacang kemungkinan ini bisa terjadi.” Leland menambahkan saat melihat Luna tampak tidak percaya.“Kau disaran

  • Mencuri Calon Suami Adikku   #017 Keinginanku Yang Paling Penting

    “Luna, aku yakin Leland sedang berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Dia akan segera kemari.”Leah membujuk saat melihat wajah Luna semakin keruh setiap kali panggilannya tidak terjawab.Luna masih bisa paham kalau Leland tidak ada disisinya—karena Leah sudah menyebut apa sebabnya, tapi sama sekali tidak bisa paham kenapa tunangannya itu tidak menjawab panggilannya.“Ya, kata Marian tadi Leland sangat marah padanya, bertanya tentang detail dan lainnya. Aku yakin dia sedang menegur semua orang di resort karena telah lalai dan membuatmu begini.” Teman yang lainnya—Nora, ikut menenangkan.“Sangat… marah?” Luna mengucapkannya dengan terbata, tidak sampai sampai separah Suri, karena masih cukup jelas. Lidahnya masih kaku, dan bengkak di bibirnya juga belum sepenuhnya kembali ke ukuran semula.Selain Leland, Luna juga menjerit saat melihat pantulan wajahnya di layar ponsel tadi. Sudah tidak amat bengkak, tapi masih mengembang. Luna nyaris membanting ponselnya tadi.Tapi untuk saat ini Luna

  • Mencuri Calon Suami Adikku   #016 Pancingan Yang Tepat

    “Kau membuat sesuatu?” Leland tidak lekas keluar karena melihat perlengkapan menjahit Suri yang belum dibereskan. Selain tumpukan benang aneka warna, ada mesin jahit portable ukuran mini yang dibawa Suri untuk menyelesaikan gaun Luna. Mesin jahit itu cukup dimasukkan ke dalam koper. Suri memiliki yang lebih besar di rumah.Suri mengangguk. “G..gaun Luna.” “Tapi katanya…” Leland menggeleng, tidak perlu dikatakan. Ia langsung paham kalau selama ini Luna berbohong tentang membuat gaun sendiri.Suri tertawa dalam hati, karena bisa membuka kebohongan Luna yang lain tanpa perlu berushaa, tapi itu bukan bagian dari rencana dadakan itu.Memakai kesempatan saat Leland sedang mencerna kebohongan Luna, Suri yang duduk di tepi ranjang, bergeser perlahan. Berpura-pura meraih gelas yang ada di ata meja samping ranjang, tapi tangannya dengan sengaja menyenggol dompet kecil yang ada di sebelahnya sampai jatuh.Dompet itu normal saja, dipakai Suri untuk menyimpan jarum, tapi Suri menggantung lonceng

  • Mencuri Calon Suami Adikku   #015 Rencana Yang Dilanjutkan

    Suri memaki lagi, karena sentuhan itu terlalu mudah ia terima. Nyala hangat langsung menyebar dari bagian yang tersentuh oleh Leland.Saat membuat rencana ini, Suri mengira kalau bagian paling sulit adalah membuat Leland percaya, atau mengingatnya paling tidak.Siapa yang mengira kalau bagian tersulit ternyata adalah membuat pikirannya tetap waras agar tidak tergoda pada semua cumbuan Leland? Tapi memang Suri tidak bisa memperkirakan keahlian Leland dalam mencumbu dari kejauhan.Cumbuan dan nafsu Leland ini sebenarnya sudah agak benar, tapi masalahnya Suri tidak ingin Leland hanya tertarik pada tubuhnya. Suri tidak bisa mengandalkan nafsu. Leland mungkin saat ini terlihat sangat tertarik padanya tapi tidak bisa menjamin ketertarikan itu akan tetap ada begitu Leland mendapatkan tubuhnya.Suri tahu ia akan sangat rugi kalau setelah ini Leland akan melanjutkan pertunangannya dengan Luna begitu saja. Hanya menganggapnya selipan untuk bersenang-senang.“Luna… Leland…sstop…” Suri berbisik

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status