Share

2. Rencana Gagal

Mereka saling menyalami dan dipersilahkan untuk duduk, setelah berbasa basi kini tibalah saatnya untuk saling mengenal satu sama lain.

"Terima kasih sudah mau berkunjung ke rumah kami, kami sangat tersanjung dengan kedatangan keluarga Pratama di rumah ini, mungkin sebelum pembicaraan berlanjut, sebaknya kita saling mengenal dulu, tak kenal maka tak sayang, begitu kata pepatah." Hendrinata memulai obrolan dengan sangat santun.

Julit melirik Abhygael yang terus menatap wanita cantik di depannya, ehem... Abhygael tersipu malu.

"Maksud kedatangan kami tentunya sudah pak Hendrinata tahu sebelumnya, kami berharap pertemuan kali ini bisa berlanjut sampai ke pelaminan, baiklah saya perkenalkan dulu siapa calon menantu pak Hendrinata," Julit kembali melirik Abhygael, kini tatapannya tertuju pada Regan.

Sebelum dia melanjutkan kata-katanya, Abhygael segera berdiri memperkenalkan diri "Abhygael Pratama."

Hah ? Paman Julit, Yolan dan Regan saling berpandangan satu sama lain. Bukankah pembicaraan awal, Reganlah yang harus mengaku sebagi Abhygael ? Oh...saat menatap Abhygael yang tak lepas memandang wanita cantik di hadapannya, akhirnya mereka mengerti. Ternyata inilah penyebabnya, dasar mata keranjang sama seperti ayahnya.

"Oh rupanya ini tuan Abhygael ? Perkenalkan ini isteri saya Renata dan ini putri pertama saya Adelia," Hendrinata segera memperkenalkan mereka satu persatu.

Mendengar itu Abhygael terpana, jadi dia bukan Leona. Julet dan Regan tak sanggup menahan tawa namun demi menjaga perasaan tuan rumah mereka segera menguasai diri. "Jadi yang bernama Leona mana ?"

Saat mendengar suara langkah yang berjalan perlahan dari arah dapur semua mata tertuju, bukan hanya tamu yang terkejut namun orang tua Leona dan Adelia turut terkejut melihat penampilan Leona. Memakai gaun lengan pendek dengan nuansa elegan sangat tidak cocok dengan wajah Leona saat ini. Kulitnya kecoklatan, wajahnyapun kelihatan kecoklatan dengan bintik bintik hitam hampir menutupi seluruh wajahnya, hanya gigi putihnya saja yang kelihatan. Dia datang menyambut calon suaminya. Abhygael sungguh sangat menyesal telah memperkenalkan dirinya. Regan tak henti-hentinya menahan tawa, bahkan saking tak sanggupnya dia menahan tawa langsung berlari keluar dengan pura-pura terbatuk-batuk.

Hendrinata mendelik gusar menatap Leona, ulah Leona kali ini hampir membuatnya malu, untung saja Julit dan Yolan segera mengendalikan keadaan.

"Oh, jadi ini calon menantu kami, mari nak, sini duduk disamping paman, ini perkenalkan calon suamimu Abhygael," paman menarik tangan Abhygael untuk berjabat.

Dengan hati yang mendongkol diulurkannya tangannya namun tak disambut Leona, gadis ini lebih memilih meremas-remas tangannya. Mereka tak tau jika Leona sengaja berdandan norak seperti itu untuk membatalkan rencana pernikahan. Kulit putihnya sengaja dioles dengan lotion cokelat dengan tebal, tadinya dia ingin menggunakan semir sepatu namun demi kesehatan kulitnya akhirnya dia memilih lotion coklat yang pernah dibelinya beberapa pekan lalu. Wajahnya sebelum ditotol dengan pensil alis, dipakaikan cream dan makeup coklat diseluruh wajah. jadilah dia nampak seperti gadis buruk rupa.

"I..ini tidak seperti yang kalian..."Hendrinata terbata-bata ingin menjelaskan kondisi anaknya yang sebenarnya namun segera dipotong Adelia.

Adelia merasa sangat bersyukur bukan dia yang dipilih keluarga Pratama, sejak melihat Abhygael dia tertawa di dalam hati, rupanya laki-laki dengan kulit putih namun berwajah jelek ini akhirnya dijodohkan dengan adik tirinya yang sejak dulu dibencinya. Dia ingin hanya dialah yang terlahir cantik di rumah ini, namun sejak lahirnya Leona dia merasa sangat tersaingi, untunglah Leona tidak pandai berdandan makanya dia merasa masih lebih unggul dari adiknya itu.

"Aku pikir, adikku Leona sangat cocok dengan tuan Abhygael, bukankah begitu bu ?" Adelia meminta dukungan dari ibunya.

Renata hanya mengangguk dalam diam. Naluri seorang ibu mengatakan jika putrinya Leona akan mendapatkan masalah di rumah keluarga Pratama jika masih terus mempertahankan egonya seperti ini.

Regan akhirnya masuk kembali ke dalam rumah. "Maaf saya keselek."

Abhygael mendelik gusar ke arah Regan. Dia benar-benar menyesal telah memperkenalkan diri, rencana yang disusunnya sejak dari rumah, dia sendiri yang menggagalkannya hanya karena melihat wajah cantik Adelia. Sesaat dipandanginya Adelia yang tersenyum sinis padanya, lalu ditatapnya Leona tak berkedip. Dia terus berdoa di dalam hati, berharap Leona akan menolak perjodohan ini setelah melihat wajah buruknya. Namun harapannya sia-sia.

"Mungkin sebaiknya kita bicarakan acara pernikahannya, apa mau di gedung atau di rumah saja ?" tawar Paman Julit menahan senyum.

Leona menatap ayahnya penuh permohonan, agar kiranya ayahnya mau membatalkan perjodohan ini. Adelia tersenyum penuh kemenangan. Dengan sangat antusias dia yang sengaja memberi usul tempat pernikahan mewah, tujuannya hanya satu, dia ingin tampil lebih cantik dari Leona dan menunjukan kepada dunia jika adiknya mendapatkan jodoh yang buruk rupa, tidak seperti dirinya yang rencana akan memperkenalkan pacarnya sang konglomerat di hari pernikahan Leona nanti.

"Terserah keluarga Pratama saja, mau diadakan dimana saya setuju saja. Kita hanya tinggal menetapkan tanggal pernikahannya."

Leona menatap ayahnya dengan penuh kemarahan, dia segera berdiri meninggalkan mereka tanpa basa basi. Abhygael yang melihat hal itu mendengus kesal.

"Belagu sekali gadis buruk rupa itu, huh, lihat saja nanti aku akan membuatmu sangat menyesal telah menikahiku," rutuknya dalam hati.

"Bagaimana Abhy ? Kenapa diam saja ?"

"Oh, a..aku ingin menikah di Rumah Sakit saja, aku ingin nenek menyaksikan kami menikah, dan kalau boleh cukup keluarga saja yang hadir."

Adelia sangat kecewa, tujuannya ingin pamer tak bakalan kesampaian, dia hendak melayangkan protes namun dicegah ayahnya. Tak ingin dipandang keluarga matreliastik, akhirnya Hendrinata menyetujui semua usul itu.

"Aku ingin pernikahannya dilangsungkan besok." Permintaan Abhygael yang sangat mendadak mengagetkan semua orang yang hadir di tempat itu. Kecuali Regan. Dia sudah tahu apa yang ada dalam benak sahabatnya itu, sudah pasti selain tak ingin pernikahannya dipublikasi, diapun ingin menyakiti Leona. Regan hanya geleng-geleng kepala.

"Apakah ini tidak terlalu mendadak nak ?" Hendrinata menatap Abhygael tak berkedip.

Abhygael melirik pamannya, "Nenek sedang kritis, aku tak tahu sampai kapan masa-masa kritis itu berakhir, aku berharap dengan pernikahanku yang dilangsungkan di hadapan nenek, siapa tau bisa membawa keajaiban untuknya."

Alasan yang masuk akal, begitu yang terlintas dalam benak mereka. Namun yang ada dalam benak Abhygael bukan hanya itu, selain ingin memberi pelajaran pada gadis buruk rupa itu, diapun tak ingin Selena mengetahui pernikahannya. Apapun yang terjadi dia akan terus bersama Selena. Entah bagaimana perasaan Selena jika tahu dia menikahi gadis buruk rupa dan bukan dirinya. Selama ini hanya Selena yang mengerti dirinya, Selena bahkan tak pernah mempermasalahkan wajahnya yang jelek, Abhygael sudah terbiasa dengan wajah jeleknya, rasanya dia enggan menunjukkan wajahnya pada semua orang termasuk Selena. Bahkan keluarganya tak tau wajah aslinya, kecuali Neneknya dan Regan. Karena selama ini orang tuanya terus menyembunyikan jati dirinya termasuk pada keluarganya. Sejak masih kecil Abhygael dirawat di desa oleh pembantu yang dibayar orang tuanya,

Tumbuh disebuah desa yang jauh dari khalayak, diperlakukan seperti anak sebayanya dikampung, itu membuatnya nampak biasa saja, wajahnya sama dengan anak-anak seumurannya. Terlihat dekil, kurus tak terurus. Orang tuanya menghendaki hal itu, sampai ketika dia berusia remaja, orang tuanya menjemputnya dan membawanya ke Indonesia bagian timur, disanalah dia bertemu Regan. Atas permintaan Ayahnya, Regan mendandani Abhygael seburuk mungkin. Regan dan Abhygael tak tahu apa alasannya namun mereka menurutinya. Sampai kecelakaan yang menimpa orang tua dan kakeknya Abhygael terjadi, mereka akhirnya mengerti. Itu adalah kecelakaan yang disengaja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status