Home / Romansa / Mendadak Digerebek / Malam Pertama

Share

Malam Pertama

last update Last Updated: 2023-04-28 22:15:10

“Jadi, kamu tadi nggak salat Zuhur dan Asar?”

Dengan pola Starla menggeleng. “Aku Islam, kok. Kamu tenang aja walaupun hanya di KTP.”

Jawaban Starla rasanya ingin membuat Syams pingsan. Bagaimana mungkin dia bisa menikahi gadis seperti itu?

Starla dari kecil memang tidak pernah melaksanakan kewajibannya sebagai muslim. Apalagi kedua orang tuanya selalu sibuk. Dia menjadi anak yang sangat bandel sehingga papa dan mamanya lelah menghadapinya. Dia berbeda dengan sang kakak yang selalu taat beribadah. Kakanya lulusan pesantren, sedangkan dia baru sehari di pesantren sudah kabur.

Orang tuanya sudah sampai frustrasi memiliki anak sepertinya. Hal terakhir yang membuat orang tuanya sangat murka yaitu ketika dia kabur bersama pacarnya saat hendak dijodohkan.

“Sekarang kamu ambil wudu, aku akan ajarin kamu salat.”

“Aku nggak mau!”

“Aku akan memaksa. Kamu sudah menjadi tanggung jawabku. Kamu mau aku tinggal di neraka?”

“Jahat banget sama istrinya. Aku bilangin sama emak, nih!”

Starla sudah memasang wajah melas. Syams tidak berani memaksa gadis itu karena dia tidak tega melihat Starla menangis. “Oke, aku tidak akan memaksamu, tetapi kamu harus berubah pelan-pelan. Aku ke masjid dulu sama emak.”

“Jangan lama-lama. Aku takut sendirian di rumah.”

Syams mengabaikan Starla. Dia yakin di rumahnya aman. Tidak akan ada orang jahat yang datang ke rumahnya. Dia sangat miskin, pencuri akan berpikir seratus kali untuk maling di rumahnya.

Akhirnya Syams salat di masjid. Dia tidak lekas pulang setelah salat, tetapi menunggu waktu salat Isya sekalian. Malam ini adalah malam yang paling mendebarkan baginya. Bayangan Starla memakai baju tipis itu masih terbayang di otaknya. Baru membayangkannya saja sudah membuatnya berdebar.

Setelah mengucapkan salam, Syams masuk ke rumahnya. Painem sedang menonton sinetron favoritnya, Ikatan Cinta. Sesekali emaknya Syams itu mengomeli tokoh yang ada di televisi. Padahal sinetron itu sudah sangat bisa ditebak alurnya, tetapi masih saja banyak yang suka menonton.

“Baru pulang, Syams?” tanya Painem. Pasalnya ini sudah jam sembilan malam, tetapi Syams baru pulang.

“Iya, Mak. Sekalian nunggu Isya.”

“Nunggu Isya apa ketiduran di masjid?”

“Nunggu Isya sampai ketiduran di masjid, Mak.” Syams terkekeh karena Painem bisa menebaknya. Dia melepaskan pecinya kemudian duduk di samping emaknya. “Mak, Syams kok takut masuk kamar, ya? Boleh tidur di kamar emak?”

“Lagi berantem sama Starla?”

Syams menggeleng. “Enggak, Mak. Syams takut kehilangan sesuatu yang selama ini kujaga.”

Painem memutar bola matanya malas. “Bukannya kamu sudah nggak melakukannya sejak tadi pagi?”

“Sumpah demi apa pun, Mak. Syams dijebak. Syams tidak melakukannya.”

Syams bersikeras menjelaskan kepada emaknya tentang kejadian tadi pagi, tetapi Painem sulit mempercayainya. Semua bukti mengarah kepada anaknya dan mereka juga sudah dinikahkan. Painem cukup lega karena tidak perlu melamar anak orang. Apalagi keadaan ekonominya sedang tidak baik-baik.

BBM naik hingga membuat semua bahan makanan serta sembako menjadi naik. Painem yang berjualan makanan matang pun terpaksa harus menaikkan harga jika ingin memiliki keuntungan, tetapi jika memang tidak memungkinkan, dia bisa gulung tikar.

“Sudah sana tidur. Udah jam sembilan malam. Jangan lupa kalau mau bikin anak berdoa dulu!” perintah Painem kemudian mematikan televisi.

Syams tidak lekas masuk ke kamar. Dia menemui binatang peliharaannya kemudian menyalakan musik untuk terapi burung-burungnya. Dia juga memastikan air dan pakan cukup, meski di malam hari burung tidak makan. Setelah dirasa semuanya aman, Syams lekas mengunci pintu rumah karena emaknya sudah tidak ada.

Syams berjalan mondar-mandir sambil menghitung jumlah kancingnya. “Masuk, tidak, masuk, tidak, masuk, tidak.”

‘Alhamdulillah tidak masuk. Eh, tapi di dalam Starla gimana?’ batin Syams. Dia memilih tidur di sofa dan menghidupkan televisi, tetapi dia tidak fokus melihat apalagi mendengarkan apa yang dia tonton. Bayangan Starla ketika hanya memakai handuk selalu membayangi Syams. Dia rasanya ingin menghindar, tetapi batinnya meronta-ronta.

Akhirnya Syams masuk ke kamar. Dilihatnya Starla yang sudah tertidur pulas tanpa mengenakan selimut. Dia kesal dengan wanita itu, tetapi entah mengapa dia juga tidak bisa menolak pesonanya. Dia yang menjadi korban dan harus bertanggung jawab atas apa yang tidak dilakukannya.

Syams melepas baju kokonya dan berganti kaos oblong. Dia juga melepaskan sarungnya hingga tersisa celana kolor. Dia menyelimuti tubuh Starla yang terekspos sebelum akhirnya ikut merebahkan diri di samping Starla. “Ya Allah, dia halal bagiku, tetapi aku tidak punya cukup keberanian untuk menyentuhnya.”

Perlahan Syams menarik selimut kemudian mulai memejamkan mata. Namun, setelah melihat gadis cantik di sampingnya, Syams malah tidak bisa tidur. Starla terlihat begitu polos. Entah apa yang membuatnya bisa diasingkan keluarganya. Tangan Syams terulur hendak menyentuh bibir Starla yang berwarna merah muda, tetapi tiba-tiba Starla bangun dan menjerit.

“Ngapain kamu di sini?” tanya Starla sambil menarik selimutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Aminsodikin
bagus mana lanjutan nya
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Starla.....kamu kok jadi galak sama Syams?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendadak Digerebek    Rumah Kita

    Posisi Syams dan Starla sedang berada di depan panggung. Semua orang yang hadir di acara itu tentu melihat bagaimana pertemuan mereka setelah lama tidak bersua. Dua orang yang menikah dan berpisah karena terpaksa akan keadaan, kini kembali bertemu. “Starla kangen sama Emak.” Starla beralih memeluk Painem kemudian saling menanyakan kabar. Mereka tidak mengikuti acara sampai selesai karena langsung pamitan pulang. Starla dengan senang hati mau pulang ke rumah suaminya. Dia sama seperti Syams, tidak berani menghubungi suaminya padahal setiap hari selalu stalking sosial medianya. Hari ini pun dia tidak akan datang jika bukan karena Eksa. “Kenalkan, ini Eksa. Sepupu sekaligus sopir pribadi.” Lelaki dengan perawakan tinggi itu mengulurkan tangan hendak menyalami Syams, tetapi diabaikan. Syams masih cemburu melihat istrinya dekat dengan lelaki lain. Starla menyenggol lengan suaminya supaya mau berjabat tangan dengan sepupunya. “Eksa!” ucap lelaki itu dengan nada sensual ketika bersalaman

  • Mendadak Digerebek    Gibran

    Kehilangan adalah salah satu hal yang menyakitkan bagi beberapa orang, termasuk Syams dan Starla. Namun, dari sanalah mereka berproses menjadi dewasa. “Hari ini kafenya tutup, Syams?” tanya Emak. “Iya, Mak. Kita ‘kan mau ke nikahan Raja sama Fatimah,” ucap Syams sambil tersenyum. Dia sedang menyisir rambutnya, sesekali bergaya di depan kaca. Hampir satu tahun Syams merintis usaha kuliner di dekat telaga. Dia awalnya mendirikan sebuah warung makan sederhana. Ruko yang dia beli dari temannya, Udin. Awalnya memang hanya ruko kecil, tetapi lama kelamaan dia memiliki banyak pelanggan hingga mampu membuka cabang di beberapa titik lokasi. Sekarang dia memiliki sebuah kafe utama yang dijadikan sebagai kantor dan empat warung yang merupakan cabangnya. Syams selalu membuat dirinya sibuk supaya lepas dari rasa bersalah terhadap istrinya. Dia terpuruk beberapa saat setelah Starla pergi sampai akhirnya mendapatkan kabar dari mertuanya jika Starla melanjutkan kuliah. Istrinya juga sama sepertiny

  • Mendadak Digerebek    Berpisah

    Malam itu Syams tidak bisa tidur karena ucapan mertuanya. Bagaimana mungkin dia melepaskan Starla begitu saja? Banyak waktu yang mereka habiskan bersama, tidak mungkin semudah itu dia merelakan kepergian Starla. Bahkan ketika keadaan istrinya belum kembali pulih. Syams sampai menjatuhkan harga dirinya sebagai lelaki. Dia memohon dan bersujud ketika orang tua Starla hendak membawa anaknya pergi. “Jangan bawa Starla pergi, Pa. Papa harus mendengarkan penjelasanku lebih dulu. Baru setelah itu Papa boleh pergi.”Antonio mengembuskan napas berat. Mereka berdua keluar dari ruang tengah. Antonio tidak mau Starla mendengar penjelasan Syams. Dia takut anaknya terluka lagi jika bersama suaminya. “Papa sudah mendengar semua ceritaku dan tidak ada yang kututupi sama sekali. Papa harus percaya jika semua yang terjadi ini hanya jebakan Raja dan Fatimah. Aku bahkan melihat pengakuan mereka di depan mata kepalaku sendiri.”“Maafkan Papa, Syams. Relakan

  • Mendadak Digerebek    Semakin Rumit

    “Starla keguguran, Pa.”Hening. Syams tidak mendengar suara Antonio lagi. “Pa! Papa masih mendengarkanku?”Syams mulai panik karena tidak ada jawaban. Dia takut papa mertuanya jantungan dan meninggal di tempat seperti di film televisi. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Di rumah sakit mana?” tanya Antonio. “RSU, Pa, tapi ....” Belum sempat Syams melanjutkan ucapannya, telepon sudah dimatikan. Syams segera menghubungi tetangga supaya bisa menyampaikan kabar ini kepada Painem. Setelah itu dia masuk ke tempat di mana Starla dirawat. Dia mengambil tangan Starla dan mengecupnya perlahan. “Maafkan aku, Starla. Aku belum bisa membahagiakanmu. Aku berjanji setelah ini tidak akan ada air mata yang menetes di pipimu.” Starla bangun setelah 3 jam tertidur. Syams beberapa kali menangis melihat istrinya terbaring lemah di brankar. Dia bingung harus mengatakan apa jika istrinya sudah bangun. Usia kandungan

  • Mendadak Digerebek    Terbongkar

    “Maafkan aku, Syams!”Hanya kata maaf yang mampu terucap dari bibirnya. Dia lekas pergi meninggalkan Syams karena tidak kuasa melihat lelaki pujaannya menangis. Hal yang paling membuat sakit adalah melihat orang yang dicintainya terluka, entah fisik maupun hatinya.Dia berjalan tanpa arah hingga sampailah di sebuah taman rumah sakit. Di sana ada beberapa orang yang sedang berbincang dengan keluarganya. Mungkin mereka sedang menunggu atau menjenguk keluarga yang sakit. Dia melihat sebuah bangku kosong di bawah pohon beringin. Langkahnya terhenti di sana kemudian dia duduk. Lama dia termenung, dia putuskan menghubungi Marlan dan mengajaknya pulang. Sepertinya dia sudah tidak dibutuhkan lagi di sini. Dia menunggu di parkiran dengan resah. Entah mengapa perasannya tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Dia ingin segera pulang menemui Lala. Namun, belum sampai Marlan datang, dia dikejutkan dengan suara seseorang yang sangat familiar di telinganya.“K

  • Mendadak Digerebek    Rumah Sakit

    “Mau di kamar atau di sofa?” tanya Raja kemudian mendorong tubuh Fatimah hingga terduduk di sofa. “Aku sedang hamil. Aku tidak mau melakukannya denganmu.” “Kamu sudah melakukannya dengan Syams? Atau dengan siapa lagi? Aku tahu kamu janda gatel.” Sebuah tamparan langsung mendarat di pipi Raja. “Pantas saja Starla tidak mau denganmu. Dasar laki-laki brengsek!” Hendak pergi, tetapi Fatimah tidak bisa keluar karena Raja menahannya, pun pintunya terkunci. Akhirnya siang itu mereka melakukannya lagi. Sore hari Fatimah baru pulang dengan banyak memar di tubuhnya. Raja melakukannya dengan kasar tanpa perasaan. Hal itu semakin membuat hati Fatimah sakit. Raja menganggapnya seperti pelacur. Padahal Fatimah hanya melakukannya dengan Raja. Selama ini dia hanya menginginkan Syams, tetapi karena sudah terlanjur berbohong hamil, dia meminta Raja menghamilinya. Siapa sangka jika Raja berpikir bahwa dia tidur dengan banyak lelaki? “Ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status