Home / Romansa / Mendadak Dinikahi CEO Tampan / Bab 2. Bertemu Kembali.

Share

Bab 2. Bertemu Kembali.

Author: Ira Riswana
last update Last Updated: 2021-06-19 13:57:13

"Nona, sebentar!" ucap pria yang berada didalam lift tadi, sambil tangannya meraih lengan Gisa.

Gisa mengerutkan keningnya bingung, sambil mencoba melepaskan tangan si pria tersebut.

"Oh, sorry!" ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

Pria tersebut mengambil saputangan dari dalam saku celananya, kemudian dia berjongkok. Dililitkan sapu tangan tersebut pada pergelangan kaki Gisa yang terluka. "Sebaiknya nona periksakan luka nona ke rumah sakit!" lanjutnya.

Setelah berucap demikian, dia langsung pergi menaiki mobil mewah berharga fantastis, yang sedang menunggunya di depan lobi, sebelum Gisa sempat mengucapkan terima kasih pada pria tersebut.

Gisa hanya mematung sambil melihat ke arah pria yang sudah menjauh tersebut. "Terima kasih! Setidaknya, masih ada orang asing yang mau peduli dengan wanita ini," lirihnya pelan.

***

Saat ini Gisa tengah berada di dalam sebuah taxi yang akan membawanya menuju rumah sakit. Dia menyandarkan kepalanya pada jok mobil, dengan mata yang terpejam. Jangan tanya bagaimana keadaan hatinya saat ini!

Gisa meraih hand bag yang ia letakan di sebelahnya, saat suara nyaring telepon genggam berbunyi dari dalam sana.

"Iya Dokter? Apa terjadi sesuatu dengan bibi saya?" tanyanya lirih, saat nama Dokter Riadi, terpangpang di telepon genggam miliknya.

"Sebelumnya, saya ingin memberitahu Nona, kalau batas waktu untuk operasi pemasangan ring pada jantung bibi anda, adalah minggu ini. Dokter yang akan melakukan operasi, pada Minggu depan akan kembali ke Jerman. Untuk lebih lanjutnya lagi, saya tunggu Nona di ruangan saya besok pagi!" jelas dokter Riadi yang merupakan dokter jantung yang menangani Serravina, bibi dari Gisa.

"Baik Dokter. Sebelum pergi bekerja, saya usahakan untuk menemui Dokter terlebih dahulu," terangnya.

Gisa menarik nafasnya dalam. Saat ini, dia harus memutar otaknya untuk mendapatkan biaya operasi bibinya yang tidak sedikit tersebut. Sang kekasih, yang menjadi harapan Gisa satu-satunya malah berkhianat.

Gisa meringis saat kakinya terasa perih. Terlalu banyak yang Gisa pikirkan sehingga dia melupakan luka yang ada dipergelangan kakinya.

Gisa melihat saputangan biru dongker yang membalut lukanya. Diusapnya saputangan tersebut dengan lembut. Ujung dari saputangan itu, terdapat bordiran bertuliskan "C, D, G".

Gisa menepuk bahu sang sopir pelan. "Pak, tolong berhenti di klinik terdekat," pintanya lembut pada pria paruh baya yang tengah mengemudikan taxi tersebut.

"Baik neng, kebetulan tidak jauh dari sini ada klinik yang buka 24 jam," jelas sang sopir taxi.

Taxi yang Gisa tumpangi berjalan membelah jalanan ibu kota yang sepi petang ini.

Belum sampai setengah jalan, telepon genggam milik Gisa, kembali berdering. Kali ini nomor yang tidak di kenal yang memanggilnya. Gisa mengerutkan keningnya bingung. Dia merasa tidak pernah menghubungi nomor tersebut.

"Siapa?" tanyanya sambil melihat kembali nomor yang berjejer di layar.

"Apa mungkin, Bik Minah?" tanyanya pada diri sendiri. "Dean ...," gumamnya pelan menyebutkan nama seseorang, saat ingatannya tertuju pada Bik Minah tetangganya.

Gisa segera mengangkat panggilan tersebut dengan tergesa. "Halo," jawabnya.

"Nirwasita Gistara Savrinadeya?" tanya seorang pria bersuara serak dan berat menyebutkan nama lengkap Gisa.

Gisa mengerutkan keningnya, semakin bingung dengan si penelepon. Siapa dia sampai hapal nama lengkap Gisa, pikirnya.

"Iya," jawabnya singkat.

"Anda ditunggu di Rumah Sakit Queen Elizabeth sekarang! Jangan sampai telat jika Anda, masih ingin bekerja di Perusahaan Ganendra!" Ancamnya.

"Ta-tapi ... " jawab Gisa terbata. Namun panggilan tersebut sudah terputus. Gisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Menyebalkan! Dia seenaknya saja memerintah," gerutu Gisa dalam taxi membuat sang sopir tersenyum geli melihat wajah Gisa yang berubah-ubah.

"Pak, putar balik! Kita pergi menuju Rumah Sakit Queen Elizabeth. Cepat ya, Pak." Pinta Gisa pada sang sopir. Gisa menggagalkan rencananya untuk ke klinik dan lebih memilih pergi ke rumah sakit. Jangan sampai Gisa dipecat. Dia masih membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi kehidupan orang-orang tersayangnya.

"Baik, neng," jawab sang sopir.

Pak sopir menancap gas agar cepat sampai di tempat tujuan. Kebetulan petang ini jalanan sepi.

Gisa sampai di Rumah Sakit Queen Elizabeth. Dia menghabiskan 20 menit di jalan dari seharusnya 35 menit.

Di pintu masuk sudah ada Abhinav, yang sedang menunggu kedatangan Gisa. Dia melambai ke arah Gisa. Gisa menengok kiri dan kanan untuk melihat siapa yang Abhinav sapa. Saat kiri dan kanan Gisa tidak ada orang, Gisa menunjuk dirinya sendiri sambil bergumam tanpa suara, "Saya?" tanyanya.

Abhinav mengangguk sambil berjalan kearah Gisa.

"Yu, masuk!" Abhinav mempersilahkan Gisa berjalan di depannya.

"Bapak yang menghubungi saya?" tanya Gisa bingung. Abhinav merupakan atasan Gisa di kantor. Dia cukup populer diantara para pekerja wanita. Bahkan gosip yang berkembang di lingkungan kerjanya, Abhinav adalah CEO di perusahaan tempat Gisa bekerja.

"Nanti saya jelaskan! Sekarang kamu ikut, saya!" jawab Abhi sambil masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju ruang VVIP.

Lift yang mereka naiki sampai di lantai teratas rumah sakit. Ruangan tersebut begitu mewah dengan segala fasilitas yang eksklusif.

Gisa berjalan di depan Abhi, saat Abhi menyebutkan kalau mereka akan pergi menuju ruang VVIP II.

Abhi menatap heran Gisa, saat Gisa dengan lancarnya menemukan ruang VVIP II tempat tujuan mereka.

Bagaimana karyawan biasa bisa tahu tentang ruangan yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang rela menghabiskan 25 juta semalam hanya untuk sewa kamarnya saja dan itu belum termasuk biaya perawatan.

Namun, keingintahuan Abhi ia pendam karena saat ini ada yang lebih penting dari itu semua. Abhi bisa kehilangan segalanya jika telat semenit saja.

Gisa sudah berdiri di depan pintu ruang VVIP II. Dia ragu untuk masuk ke dalam. Gisa berbalik. Posisi Abhi saat ini kurang lebih 6 meter di belakang Gisa. Abhi menyuruh Gisa masuk terlebih dahulu, dengan menggerakan tangannya kedepan seperti gerakan mengusir.

Gisa membalikan kembali tubuhnya, untuk mengetuk pintu. Namun sayang, yang Gisa ketuk bukan pintu, melainkan dada bidang seorang pria.

Gisa meringis. Dia arahkan pandangannya ke atas. Matanya bertemu kembali dengan mata hijau pria yang menolongnya tadi sore. Namun matanya yang sekarang, terlihat jauh lebih dingin dan misterius. Reflek Gisa memundurkan tubuhnya beberapa langkah.

"Kamu?!" pekik Gisa sambil menunjuk wajah si pria.

Ira Riswana

Terimakasih sudah membaca ❤️❤️ Dukung terus dengan cara masukan buku ini kedalam rak kalian kemudian vote dan beri bintang 5 nya ya 🤗🤗🤗 Sekecil apapun bentuk dukungan kalian, sangat berarti bagi Author ❤️❤️

| 38
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Shaska Bimo
sangat menarik
goodnovel comment avatar
Kezia Pascha
ceritanya bagus banget
goodnovel comment avatar
Santen kecut
kenapa baru tau ada cerita sebagus ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 153. Reandara Kamandaka Ganendra.

    Saat ini sudah pukul tiga dini hari. Gisa tengah tertidur pulas, ditemani Kayanna dan Abhinav yang tidak di ijinkan pulang oleh Catra. "Anna," panggil Catra sambil sedikit menggoyangkan tubuhnya agar bangun. "Mmmmhhhh ... " gumam Anna pelan. "Bangun!" "Kenapa sih, bang?" kesal Anna yang merasa tidurnya terganggu. "Abang pulang dulu. Kalau ada apa-apa bangunkan Abhi dan langsung hubungi Abang." Kayanna mengucek matanya sambil menatap jam dinding yang ada di ruangan Gisa. "Astaga Abang ... ini pukul tiga dini hari. Kenapa tidak pulang besok saja sih?" "Abang harus pulang sekarang. Besok pagi Abang ke sini sekalian membawa Dean," "Ya sudah. Hati-hati," Anna kembali tidur, sementara Catra pergi menuju parkiran dan pulang ke rumah Gisa. Kurang dari setengah jam, Catra sampai di rumah Gisa sambil menenteng goodie bag berisikan pakaian ganti miliknya. Begitu sampai, dia pergi menuju kamar Gisa kemudian mandi dan berganti pakaian. Setelah di rasa sudah bersih, Catra bergegas pergi me

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 152. Welcome baby number two.

    Catra memasuki ruang operasi lengkap dengan baju steril biru telor asinnya. Walaupun sebagian wajahnya tertutupi masker, namun semua orang tau kalau pria tersebut adalah ayah dari anak yang akan mereka tolong kelahirannya itu. Sesaat para petugas medis membeku, tersihir dengan ketampanan Catra. Tubuh tinggi mendulang, mata tajam dengan bola matanya yang indah. Sungguh, jauh lebih tampan dari pada yang mereka lihat di televisi ataupun surat kabar. "Mom," sapa Catra sambil mengusap dan mengecup kening Gisa. Selanjutnya Catra berdiri di samping kiri Gisa. Gisa yang tengah memejamkan mata, kemudian membuka kedua matanya, kala mendengar sapaan lembut dari sang mantan suaminya itu. Dia berusaha tersenyum, ditengah ketegangannya. "Apa mommy sudah cantik?" tanya nya pada Catra. "Selalu. Mommy selalu jadi yang tercantik," jawab Catra membuat pipi Gisa memerah karena malu. "Daddy serius! Mommy gak mau bertemu baby dengan keadaan yang berantakan!" jelas Gisa. Catra tersenyum. "Tapi Daddy

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 151. Menyembunyikan kegelisahan.

    Dengan segala kepanikan yang terjadi pada semua orang, akhirnya Gisa berhasil dievakuasi menggunakan helikopter yang didatangkan langsung dari kediaman Ganendra. Gisa di bawa menuju RS tempat dokter Rumi bekerja. Sungguh beruntung saat kejadian dokter Rumi ada di sana. Semua acara yang sudah di rencanakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Acara gender reveal, gagal. Lamaran? Tentu saja gagal juga. Bahkan cin-cin lamarannya masih tertanam di dalam kue yang belum sempat di potong oleh Gisa. Ditengah kepanikan semua orang, hanya Gisa lah satu-satunya yang terlihat tenang. Dia sibuk memperbaiki riasan wajahnya, sambil sesekali menenangkan anggota keluarganya yang lain. Gisa memalingkan wajah, menatap Catra yang tengah melipat kedua tangannya. Catra tidak banyak bicara. Dari awal hanya diam, sambil sesekali memperhatikan Gisa. Ditengah diamnya tersebut, semua orang tau kalau Catra tengah diliputi kegelisahan. Catra menutup mata, sambil menghembuskan nafasnya secara kasar. Selanjutny

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 150. Tragedi di tengah pesta.

    Acara inti dari pesta Gender reverral akan segera dimulai. Semua tamu sudah berkumpul sesuai team yang mereka pilih. Team biru berdiri di sebelah kanan, dan tim merah muda, berdiri di sebelah kiri. Semua orang terlihat begitu antusias menunggu momen mendebarkan tersebut. Tidak terkecuali dengan Catra yang terlihat cemas, dan tegang. Gisa yang menyadari kegugupan yang di rasakan oleh Catra, lantas bertanya kepadanya. "Daddy, are you oke?" tanyanya. Catra tersenyum, mencoba meredam kegugupannya. Dia mengusap pipi Gisa, "It's oke. Daddy terlalu excited menunggu momen ini," dusta Catra. Pada kenyataannya, dia gugup menunggu momen lamarannya. Dia takut semua tidak berjalan sebagaimana yang sudah Catra bayangkan sebelumnya. Perihal jenis kelamin anaknya, Catra tidak terlalu mempermasalahkannya. Mau yang lahir anak laki-laki ataupun perempuan, dia akan tetap menyambut buah hatinya itu dengan penuh suka cita. "Mom, sebentar. Daddy ke kamar mandi dulu," ijin Catra pada Gisa. Dia perlu menen

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 149. Gisa si pemaaf.

    Dari lantai atas villa, Gisa turun ditemani Catra yang berjalan di sampingnya. Wajah Catra terlihat tegang, namun tak mengurangi ketampanannya. Dia mengenakan kemeja baby blue, yang bagian tangannya dia gulung sebatas sikut. Sudah tau kan, Catra masuk team mana? Berbeda dengan Catra, Gisa justru menggunakan dress berwarna baby pink. Sebuah dress cantik, bermodel tutu dress, yang panjangnya hanya sebatas lutut. Malam ini, Gisa terlihat manis sepeti seorang balerina. Dia berhasil menjadi pusat perhatian orang-orang yang datang ke pesta. Dari sudut ruangan, seseorang menatap Gisa dengan penuh kerinduan. Dari sudut matanya, beberapa air mata, menetes tanpa seizinnya. "Tos, kita satu team!" celetuk Abhi, saat Gisa sampai di lantai bawah, tempat berlangsungnya acara. Abhi menggunakan kemeja merah muda, sama seperti Gisa. Gisa tersenyum, sementara Catra mendelik sambil berdecak seperti biasanya. "Ckk ... " "Kenapa kak Abhi memilih warna merah muda?" tanya Kayanna yang datang menghampiri

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 148. Tamu tak terduga.

    Acara yang ditunggu-tunggu oleh keluarga besar Ganendra, akhirnya terlaksana. Semua persiapan di lakukan dari jauh-jauh hari. Di usia ke delapan bulan kehamilannya ini, tidak banyak yang Gisa pinta. Cukup sehatkan dan lancarkan sampai saat lahirannya tiba. Namun, pada akhirnya Gisa menyetujui permintaan kakek dari mantan suaminya itu, untuk mengadakan sebuah pesta perayaan kehamilan. Kebetulan jenis kelamin dari anaknya belum di ketahui, Gisa dan Catra memutuskan untuk mengadakan gender reverral party, dengan hanya mengundang kerabat terdekatnya saja. Tujuan kakek Brahmana meminta mengadakan pesta ini, tidak lain sebagai bentuk penebusan dosanya di masa lalu. Saat mengandung Dean, Gisa mengalami banyak penderitaan. Kakek berharap, dengan diadakannya pesta ini, dapat menggantikan memori masa lalu Gisa yang menyakitkan, dengan kenangan penuh kebahagiaan dari orang-orang terdekat dalam menyambut anggota keluarga baru yang sangat dinantikan kehadirannya itu. Acara itu sendiri, diadaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status