Malam ini, Gisa tengah terduduk diatas lantai kamar rumahnya. Gisa duduk sambil menatap kopernya yang terbuka. Dia memandangi koper tersebut, kurang lebih sudah 30 menit, namun belum ada satupun pakaian yang mengisi koper itu. Gisa hanya memandanginya tanpa dia mau bergerak memindahkan isi lemari kedalamnya.
"Heehh ... " desahnya. Entah desahan ke berapa kali yang Gisa keluarkan, malam ini.
"Kenapa?" tanya pemilik suara serak yang tidak lain adalah suami dari si pemilik koper itu.
Gisa membalikan setengah badannya, untuk menengok ke arah Catra datang. Catra tengah berdiri di depan pintu masuk walk-in closet, dengan punggung yang dia sandarkan pada pintu kaca ruangan tersebut.
"Kenapa? Hem?" tanyanya lagi.
Gisa mengalihkan pandangannya. Dia tidak bisa memandangi mata Jamrud itu lebih lama lagi, agar Gisa tidak masuk ke dalam pesona si pemiliknya.
"Terus saja pura-pura tidak mengerti!" gerutu Gisa dalam hati.
Gisa tersentak, saat
Terimakasih sudah membaca ❤️❤️ Jangan lupa Vote ya agar Author tambah semangat dalam menulis 🤗🤗🤗
Gisa berjalan gontai menuruni pesawat yang saat ini tengah transit di Schiphol Airport, Amsterdam. Seketika seluruh tubuhnya terasa lemas, saat sang pramugari memberi tahukan tujuan perjalanan dari pesawat yang Gisa tumpangi. Paris, Prancis! Bagaimana Gisa tidak shock, saat mendengar nama tersebut, jika kepergiannya saja tidak dia persiapkan untuk ke Negera itu. Apa Gisa begitu bodoh, sehingga dia menaiki pesawat, tanpa tau kemana tujuan pesawat itu akan membawanya? Gisa terlalu mempercayai Zeca. "Lihat saja saat aku berhasil kembali ke tanah air!" ancamnya dalam hati. Walaupun dengan kemampuan yang apa adanya, dan sangat tidak memungkinkan untuk dia bertarung melawan Zeca yang memang ahli dalam bela diri, namun tidak ada sesuatu yang mustahil jika dengan tekad yang besar. Hibur Gisa dalam hati. Ya, Gisa sedang mencoba menghibur dirinya sendiri saat ini. "Tapi, tentu saja Zeca bukan bergerak atas kehendak dan kemauannya sendiri, kan?" Gumam Gisa pelan. "Catra
Disinilah Gisa sekarang. Di dalam sebuah pesawat mewah dengan segala fasilitas eksklusifnya. Jet pribadi keluarga Ganendra ini, adalah contoh sempurna tentang seperti apa kemewahan di udara. Kamar tidur utama, yang merupakan kamar pribadi Catra, berada di hidung pesawat dibawah kokpit. Kamar utama pun dilengkapi home teather dan sebuah sofa double seat berwarna putih menyesuaikan tema kamar tersebut. Tak hanya itu, kamar utama juga dilengkapi walk-in closet serta kamar mandi yang dilengkapi shower dengan ukuran besar. Jet ini memiliki segalanya. Mulai dari lounge, ruang pertemuan untuk rapat, hingga ruang makan mewah, lengkap dengan koki bersertifikat, bintang Michelin. Gisa sendiri bahkan sulit untuk menganggap bahwa yang dia naiki saat ini adalah sebuah pesawat, jika melihat dari interior mewah yang ada didalam pesawat tersebut. Jet pribadi bertuliskan Ganendra Group itu, telah lepas landas 15 menit yang lalu, dari Schiphol Airport, Amsterdam. Sekar
Setelah menghabiskan kurang lebih 1 setengah jam di udara, akhirnya Gisa dan Catra sampai di Bandara Internasional Paris Charles de Gaulle. Bandara tersebut merupakan pintu gerbang penyambutan utama bagi wisatawan mancanegara yang ingin mengunjungi kota Paris. Bandara Internasional Paris Charles de Gaulle ini sendiri, terletak di sebelah Timur Laut kota Paris, dan merupakan salah satu bandara termodern dan tersibuk di dunia. Catra turun dari atas pesawat pribadi miliknya, dengan kedua tangannya menggendong Gisa, ala bridal style. Mereka sampai di Paris pukul 11 malam. Catra tidak tega jika harus membangunkan istrinya yang tengah tertidur pulas, karena ulahnya yang telah membuat Gisa kelelahan setelah harus melayaninya saat di udara tadi. Pramugari yang sudah lumayan lama bekerja sebagai awak Pesawat Ganendra Air, di buat iri melihat sikap manis Catra pada istrinya. Ini kali pertama dia menyaksikan sendiri sifat lain dari seorang pewaris Ganendra itu.
"Pak, mau berangkat sekarang?" tanya Pak Darto pada Abhi. Abhi membalikan tubuhnya, "Bapak!" pekik Abhi, "Saya kira, si pemilik Singa lapar," lanjutnya lega, setelah tau kalau yang berdekhem adalah Pak Darto, bukan, Tuan Arsenio. Zeca dan Dean sendiri sudah naik menuju lantai dua untuk bertemu Kayanna, dan pamit padanya. "Maksud, Bapak?" tanya Pak Darto bingung. Abhi mengibaskan tangannya keudara, "Bukan apa-apa, Pak Darto! Sudahlah saya berangkat dulu!" pamit Abhi pada sopir pribadi Gisa itu. Abhi berjalan keluar menuju mobil Range Rover yang Catra siapkan khusus untuk sang anak. "Pak Darto mau kemana?" tanya Abhi heran melihat Pak Darto keluar mengikutinya. "Bukannya Bapak mau berangkat sekarang?" jawabnya. "Pak, saya nyetir sendiri! Jadi, Bapak tidak perlu ikut!" gemas Abhi menekankan setiap kalimatnya. "Kata Pak Catra, selama ibu belum pulang, secara otomatis saya menjadi sopirnya, Aden!" jawabnya kembali. "Tapi kan
"Zeca kamu mau kemana?" tanya Abhi bingung. Zeca merobek dress bagian bawah yang sedang dia kenakan sampai atas lutut, kemudian naik keatas pangkuan Abhi. Abhi membelalakan matanya, "Apa yang kamu lakukan?" teriak Abhi pada Zeca. "Saya yang mengemudi! Bapak pindah ke tempat saya sebelumnya!" ucapnya sambil membuka safety belt milik Catra. "Apa? Kamu gila!" pekik Abhi untuk kesekian kalinya. "Cepat!" bentak Zeca pada Abhi. Abhi menuruti perintah Zeca. Dia secara perlahan, pindah dan menempati kursi kosong yang Zeca tinggalkan. Abhi tidak mengalihkan pandangannya dari Zeca. "Pasang sabuk pengaman, kamu!" perintahnya pada Abhi sambil Zeca memasangkan ear phone kedalam telinganya. Abhi mengerjap. Dia terlalu terkesima dengan aura yang Zeca pancarkan. Dia terlihat berbeda saat ini. Dingin, tidak tersentuh. Dengan matanya yang tajam dan tangannya yang lihai mengendalikan kemudi. Lihatlah, bagaimana cara Zeca mengemudikan mobil, denga
"Fazzura Achazia Cristabell!" ucap Gisa lirih. Gisa dapat melihat wajah wanita tersebut, saat sang wanita melepas pelukannya dari tubuh sang suami. Ya, wanita yang saat ini tengah memeluk tubuh suaminya itu adalah, Fazzura. Model terkenal asal Indonesia, yang saat ini melebarkan sayap permodalannya nya hingga negara, Prancis. Gisa dapat melihat binar kebahagiaan dari mata sang wanita saat menatap suaminya. Catra pun' tidak canggung memberikan senyum hangatnya pada wanita yang beberapa waktu lalu mengirimkan pesan rindu padanya itu. "Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Gisa. "Apa maksud semua ini, Catra?" lirihnya lagi. Kedua tangan Gisa yang saat ini sedang saling meremas, sudah banjir keringat dingin. Bayangan-bayangan menyakitkan yang Mona dan Rama lakukan padanya beberapa waktu lalu, terus berputar di dalam otaknya. "Apa kejadian yang sama akan terulang kembali?" tanyanya dalam hati. Gisa menarik nafasnya, mencoba menenangkan segala gundah
Seminggu sudah Gisa dan Catra menghabiskan waktu mereka di negara romantis, Prancis. Dengan waktu singkat tersebut, mereka berhasil mengunjungi tempat-tempat estetik yang terkenal di sana. Seperti mengarungi Sungai Seine dengan kapal, mengunjungi Menara Eiffel, memasang gembok cinta di Jembatan Arts dan Archeveche, serta mengunjungi taman Jardin du Luxemborg untuk berfoto. Gisa merasa seperti seorang ABG kembali, dengan apa yang dia dan suaminya lakukan beberapa hari terakhir ini. Dengan bebas mereka dapat berjalan sambil berpegangan tangan, berfoto bersama, bermesraan di jalanan, tanpa Gisa takut dan khawatir akan ada orang lain yang mengenalinya atau paparazi yang memfotonya. Malam tadi, Catra mengajak sang istri untuk mengunjungi kawasan elite, yaitu Champ Elysees. Di malam hari, cahaya lampu dan kendaraan yang berlalu lalang, membuat tempat ini semakin memukau. Champ Elysees merupakan destinasi wisata mewah, yang menawarkan semuanya dalam area sep
Gisa dan Catra, saat ini tengah berada di dalam jet pribadi, Ganendra Group, yang akan membawa mereka pada perjalan ke negara selanjutnya. Mereka setidaknya akan menghabiskan belasan jam, didalam pesawat itu. Gisa hanya memakai pakaian santainya saat di dalam pesawat. Sebuah rok mini berbahan jeans, dengan kaos putih berlogo, brand mewah dunia. Rambutnya dia gerai, dengan bando kain sebagai pelengkap dan pemanis penampilannya. Sebenarnya, bukan bando asli juga yang Gisa pakai! Gisa memakai sebuah syal yang dia lipat kecil agar terlihat menyerupai bando. Dan penampilannya berhasil mencuri perhatian sang Arjuna, yang dari awal take off, terus memperhatikannya. Bukan hanya Gisa yang tampil dengan santai sore ini. Catra pun tidak kalah santainya dengan sang istri. Catra memakai Hoodie hitam dengan logo off di depan dadanya. Catra padukan Hoodie hitamnya, dengan celana sport abu, yang panjangnya hanya sebatas paha, serta sepatu sport putih yang sama persis