Share

Bab 47. Namanya Alettha/Teta

"Om nggak lagi nyewa cewek buat dibawa nge-room, 'kan?"

Pupil mata Bastian membesar kala mendengar tuduhan Nala barusan, harusnya semakin ke sini ia harus semakin terbiasa dengan Nala yang seperti ini. Diletakkannya nampan yang berisi dua mangkuk bubur ayam itu di atas nakas, sebelum Bastian mendudukkan bokongnya di pinggir ranjang.

Takk

"Akh!" Nala memekik kaget kala keningnya tiba-tiba disentil oleh Bastian. "sakit, Om!"

Bukannya merasa bersalah atas ulahnya, Bastian justru terkekeh pelan. "Kamu ini kalau sama saya pikirannya jelek terus."

"Wajar sih digituin, muka Om cocok," papar Nala. "udah! Sekarang jelasin semuanya dari awal sampai akhir." Nala merubah posisinya menjadi menghadap sepenuhnya pada Bastian.

"Waktu itu saya dihubungin sama temen saya, kaget banget. Jadi, langsung buru-buru ke Paris."

Kening Nala berkerut mendengarnya. Kenapa ceritanya secepat kereta bawah tanah, sih? Kan nggak detail. "Wuss, stop!" Nala membungkam mulut Bastian dengan tangan kecilnya, bahkan telapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status