"Tuan mobilnya sudah siap. Tapi, apa anda yakin akan pulang sekarang? Bagaimana dengan rapatnya. Apa harus ditunda dulu?"Baswara bertanya sambil mengikuti langkah Vadlan di belakang."Ya, tunda dulu, Bas! Aku harus membuat perhitungan dengan Salvia. Ah, bukan aku akan menghukumnya berat karena sudah membodohiku," decak Vadlan yang hampir sampai ke mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatnya itu.Amarah Vadlan saat ini ditujukan untuk Salvia alias Rosela yang dikiranya adalah istrinya. Hal yang membuatnya marah adalah kenyataan bahwa istrinya itu berbohong tentang mengatakan datang bulan. Padahal kenyataannya tidak sama sekali. Wanita tersebut membohonginya agar terbebas dari malam pertama.Sebelumnya Vadlan mendapatkan laporan dari salah satu pelayan di mansion tentang Salvia tidak sedang datang bulan."Atur ulang jadwal rapat besok, Bas! Pastikan tidak ada yang terlewat untuk acara konferensi pers," tegas Vadlan sebelum masuk ke mobilnya."Baik, Tuan muda," jawab Baswara nomengiy
"A-ada apa denganku? Kenapa mendadak panas begini?"Rosela tampak begitu gelisah sambil memegangi pakaiannya dan kibas-kibaskan karena kepanasan.Bulir-bulir keringat mulai bermunculan di wajah Rosela saat ini dan alat pendingin udara rasanya tidak berpengaruh pada tubuhnya saat ini."Panas! Panas," lirih Rosela sambil menarik-narik pakaiannya dan ingin segera melepaskan dari tubuh mungilnya itu."To-tolong. Kenapa di sini panas banget."Rosela kembali merintih, tapi kini ia semakin tidak terkendali dan melepaskan pakaian yang dikenakannya itu hingga tidak ada selembar kain pun yang menutupi tubuhnya.Namun, bukannya merasa nyaman karena dalam keadaan tubuh polos. Tapi, ia merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya karena merasa di bawah sana seperti berkedut dan ingin mendapatkan sentuhan."Ah, panas ...."Di saat Rosela sedang tidak baik-baik saja di dalam kamar utama, di saat yang bersamaan Vadlan baru tiba di mansion tersebut.Dan disambut oleh Kamelia di pintu depan dengan seny
Dengan enggan, Vadlan mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Tapi, detik selanjutnya senyuman tipis terbit di wajahnya begitu tahu siapa yang menghubungi ke ponselnya.Itu adalah asisten pribadinya sendiri. Ia tanpa pikir panjang langsung menjawab panggilan tersebut."Laporkan sekarang, Bas!" perintahnya, di mana sebelumnya ia memerintahkan Baswara mencari tahu tentang siapa kekasih Salvia sebelum menikah dengannya."Saya sudah mendapatkan informasinya, Tuan. Nona Salvia tidak mempunyai kekasih, tapi dekat dengan seseorang," lapor Baswara di ujung panggilan."Katakan sekarang juga! Kenapa berbelit-belit, Tora!" sentak Vadlan yang terdengar serius."Masalahnya saya sebenarnya kurang yakin tentang gosip yang ada selama ini, Tuan muda. Kalaupun selama ini Nona Salvia merupakan wanita yang berperilaku buruk, lalu kenapa ayah anda ingin menikahkan anda dengan Nona Salvia?" Baswara mengeluarkan pendapatnya tentang Salvia."Tentu saja ayahku tidak tahu apa-apa tentang dia dan hanya tahu
"Apa yang kamu lakukan hah?!"Vadlan dibuat meradang dengan apa yang dilakukan oleh istrinya. Terutama berani menampar wajahnya yang berharga. Meskipun itu tidaklah terlalu sakit baginya.PLAK..Kini Vadlan balik menampar wajah Salvia dan bahkan lebih keras dari apa yang didapatnya tadi. Itu terlihat dari sudut bibir Rosela yang saat ini tampak berdarah.Rosela dengan menahan air matanya agar tidak tumpah itu tampak memegangi pipinya yang terasa perih."Sekali lagi kamu berbuat kasar seperti ini. Aku pastikan kamu akan dihukum berat. Oh, tidak bukan kamu, tapi semua nyawa pelayan di sini bergantung padamu! Kamu menurut, mereka akan selamat. Tapi, kalau tidak maka dipastikan mereka akan--""Hentikan!" pekik Rosela menyela ucapan Vadlan sembari menutup kedua telinganya dan membenamkan wajahnya pada lututnya ditekuk."Kenapa anda begitu kejam, Tuan," lanjutnya dengan Isak tangis di dalamnya."Aku seperti ini salah satunya karena perbuatanmu, Salvia! Harusnya kamu tidak hilang ingatan dan
"Nona Kamelia, kenapa berdiri di sana? Apa ada hal yang ingin disampaikan?"Rosela bertanya dengan keheranan karena Kamelia malah diam mematung di tempatnya dan bahkan mengepalkan tangan."Nona Kamelia?" ulang Rosela dengan terpaksa menaikkan volume suaranya.Kamelia mengerjapkan matanya. Ia kini tersadar dari lamunannya. Di mana sebelumnya membayangkan masuk ke kamar tersebut dan menampar wajah Rosela. Bukan tanpa alasan, ia sungguh kesal dan dipenuhi dengan iri dengki begitu mendengar dari beberapa pelayan, bahwa Salvia masih perawan di saat memenuhi malam pertama dengan Vadlan. Berbeda dengan dirinya yang sudah dalam keadaan tidak perawan ketika memenuhi hasrat Vadlan.Lalu saat ini ditambah Kamelia melihat beberapa jejak merah di leher dan bahu Salvia, itu menunjukkan bahwa betapa Vadlan begitu menikmati gadis tersebut. Meskipun ia sedikit heran akan sesuatu."Hmm, maaf Nona. Saya kesini hanya ingin memastikan keadaan anda," ucapnya yang berubah dengan berdusta sambil menelisik wa
"Ada apa, Nona Muda?" tanya Kamelia karena Salvia tiba-tiba berhenti melangkah.Rosela menoleh ke arah Kamelia. "Nona, apa aku akan dipindahkan ke ruangan isolasi yang gelap dan terpencil?" tanyanya.Kamelia keheranan mendengar pertanyaan wanita di depannya itu. Tapi, ia tidak berhak untuk menjawab pertanyaan tersebut."Nona muda, sebaiknya jangan panggil saya Nona. Panggil nama saya saya. Panggil saya Kamelia," pintanya karena demi kode etik di mansion tersebut. Ia tidak ingin sampai disalahkan karena bersikap kurang ajar kepada istri sang tuan muda. Meskipun berbanding terbalik dengan isi hatinya.Rosela malah mengerucutkan bibirnya karena Kamelia sama sekali tidak menjawab pertanyaannya dan dan mengalihkan pembicaraan ke hal lain."Iya, aku akan memanggil nama kamu, Kamelia," balasnya dengan ketus."Ayo, Nona. Tuan muda sedang menunggu ada di ruang makan dan beliau tidak suka menunggu." Kamelia sengaja berjalan di depan terlebih dahulu agar Rosela mengikutinya.Dengan helaan nafas
"Tu-Tuan. Dia siapa?"Dengan suara terbata, Rosela menanyakan siapa wanita yang ada di samping Vadlan. Apa mungkin wanita itu adalah kekasih pria tersebut.Terlebih lagi sebelumnya wanita yang entah dari mana datangnya itu mengecup pipi Vadlan dengan tidak tahu malunya. Meskipun ia adalah Salvia palsu saat ini, tapi ia merasa jijik dengan apa yang dilakukan oleh dua orang tersebut. Bagaimanapun wanita itu pasti tahu bahwa ia adalah istrinya Vadlan dan malah dengan terang-terangan melakukan hal seperti tadi."Dia yang akan mengajarimu cara melayani suami dengan benar, juga mungkin akan bermain bertiga. Pasti menyenangkan," ucap Vadlan dengan entengnya, lalu duduk di sofa panjang dengan membawa wanita bayaran yang sudah dipesannya dari Baswara agar satu malam di tempat tersebut.Mata Rosela langsung mendelik mendengar hal yang tidak masuk akal dari Vadlan. Di mana wanita yang sedang duduk bersama Vadlan itu akan mengajari urusan ranjang. Kemudian akan bermain bertiga?"Ini gak masuk aka
Kamelia berpikir dirinya harus lebih lama lagi tinggal di tempat tersebut, untuk mengumpulkan uang lebih banyak lagi.Di saat Kamelia tengah menyusun rencana, sementara itu di sisi lain Rosela masih harus berhadapan dengan wanita bayaran yang entah siapa namanya itu.Rosela diminta untuk mengganti pakaiannya yang sama seksinya seperti dirinya. Selain itu mengatakan agar mendesah dan melenguh di saat melakukan penyatuan.Namun, Rosela benar-benar jijik mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut wanita bayaran di depannya itu. Bagaimana tidak, ia seperti tidak lebih diajari bagaimana caranya menjadi wanita bayaran untuk memuaskan pelanggannya."Kamu dibayar berapa sampai mau bekerja kayak gini dan melayani suami orang lain? Gak capek apa?" tanya Rosela dengan nada merendahkan. Ia sebenarnya tidak terlalu peduli dengan pekerjaan atau apapun yang dilakukan wanita tersebut di luaran sana, tapi kini wanita tidak tahu malu itu mengusik ketenangannya.Meskipun ia membenci Vadlan setengah