Share

Dua Puluh Lima

Senyum Anisa begitu terpancar saat Sinta tak bisa melawan dirinya. Kini, Sinta tinggal menunggu nasib saja. Sementara, Anisa sudah mempersiapkan sesuatu untuk Sinta.

“Ini pekerjaan, bukan masalah pribadi. Tidak bisa di campur adukkan. Tidak ada hak Anda mengatakan saya seperti itu,” ujar Sinta membela diri.

“Ya, ada dong. Kalau kamu sedang banyak pikiran, otomatis pekerjaan kamu terganggu. Ini buktinya bulan lalu zero. Kosong, apa saja yang kamu lakukan!”

Anisa melempar berkas laporan ke wajah Sinta.

Hal itu membuat Sinta kembali menjadi bahan pergunjingan bagi para karyawan yang mengintip di jendela.

“Saya kasih waktu satu bulan, jika tidak naik 50 %, maka kamu harus siap mengajukan surat pengunduran diri.”

Sinta mengangkat kepala, ia terkesiap oleh ancaman Anisa. Mantan istri suaminya itu tidak main-main dengan pembalasannya.

Bibir Sinta bergetar hebat, ia tak tahu harus mengatakan apa. Saat ini ia hanya bisa pasrah dan mengiyakan apa yang dikatakan Anisa.

“Silakan kembali.”

Diki da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status