Share

Tiga Puluh Empat

Sinta terkesiap melihat asisten rumah tangga barunya. Wanita muda dengan paras ayu. Ia berpikir dari mana ayah mertuanya membawanya. Bagaimana bisa semuda ini mau bekerja sebagai pembantu. Ia merasa tidak tenang melihat kulit mulus itu juga bentuk tubuh yang begitu ideal bagi perempuan yang menjadi pembantu di rumahnya.

Bu Atik pun tak kalah kaget dari Sinta. Wanita tua itu pun mencoba meminta penjelasan dari sang suami. Saat ditanya, Pak Hartawan hanya menjawab singkat.

“Yang penting ada pembantu, kan?”

“Iya, sih. Tapi Ibu agak risih dengan dia. Kenapa harus seumuran dengan anak kita Windy,” ujar Bu Atik.

“Papa mana tahu, ini dari agensi. Sudah jangan banyak protes,” ujar Pak Hartawan.

Bu Atik diam saat sang suami marah, sedangkan Sinta tak henti memperhatikan wanita itu. Lalu, sesekali melirik Wisnu yang mencuri pandang pada Nina, asisten baru di rumah mereka.

“Mas, awas kamu macam-macam.” Sinta berbisik pelan.

“Apa, sih, Sin.”

Suasana makan pagi mereka sepi, hanya terdengar suara s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Popy Try
harusnya menatap anisa nyalang bukan jalang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status