Share

Tujuh Puluh Enam

Sepertinya Abas sangat cemas masalah Kinar, apalagi mantan kekasihnya itu tak bisa di mutasi untuk saat ini karena sebuah pekerjaan yang sedang ia kerjakan. Bagaimana bisa nanti jika Anisa tahu semua akan berantakan.

Maju mundur Abas berpikir untuk menceritakan pada Anisa. Apa harus menceritakan atau tidak. Namun, jika sang istri tahu dari orang lain, hal itu sangat berbahaya. Marahnya akan lama bahkan membuat dirinya tak tenang.

Sebuah pesan dari Anisa membuat ia kembali tak tenang.

[Aku bosan di kantor, mau ke sana kita makan siang, mau?]

Abas semakin gelisah memikirkan bagaimana bisa memulai untuk bercerita. Pasti ada hati yang tak tenang setelah ini. Tangan Abas gesit mengetik balasan.

[Iya, mau. Datang saja]

Dengan mengucap basmalah, ia pun gegas sedikit merapikan dokumen. Lalu kembali memutar otak untuk memulai bercerita.

“Jadi gini, eh begini. Aduh, kok grogi aku.”

Abas menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal, ia duduk sembari menatap jam di tangannya.

“Kenapa kok
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status