Share

Tujuh Puluh Tujuh

Bukan tidak mau menjawab, hanya saja dirinya seperti memakan buah simalakama. Cerita marah, bohong juga sama saja. Judulnya wanita selalu benar, jika dia marah dan ia pun harus mengalah dari sang istri.

Anisa menatap intens sang suami sembari menunggu jawaban, Anisa pun memainkan ponsel lalu Kembali menatap ke arah sang suami.

“Jadi, kamu mau menjawab atau aku yang mengatakan jika memang benar wanita itu datang menemui kamu.”

“Maaf, memang Kinar datang karena ada beberapa pekerjaan yang salah. Jadi, aku memanggilnya itu pun tidak lama. Nis, jangan berpikiran macam-macam.”

“Iya, aku percaya.”

Mulut bicara percaya, tapi di hatinya terasa perih. Apalagi mengingat wanita itu mantan kekasih sang suami. Anisa menarik napas panjang, kenapa harus ada wanita itu setelah ia menikah.

Abas pun merasa serba salah. Akan tetapi, ia pun lega karena sudah bercerita pada istrinya tentang Kinar dan Anisa tidak tahu dari orang lain.

“Aku butuh suport kamu. Tolong percaya sama aku, Sayang.”

Abas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status