Share

Bab 15. Kebohongan

Aku menarik nafasku mencoba menguatkan hati dan batinku untuk menerima keadaan yang akan terjadi sebentar lagi. Aku juga harus menebalkan telingaku akan suara-suara sumbang yang sebentar lagi akan mengudara.

"Oh, masih ingat pulang juga kamu, Lisna". Teriak mas Hendi disusul dengan seringai sinis Laksmi dan ibu mas Hendi.

"Ayah". Airin bersuara memanggil ayahnya namun tangannya malah menarik-narik ujung bajuku.

"Tidak apa-apa Airin, mari kita pulang". Ucapku berusaha menenangkan Airin.

Aku juga merasa heran kenapa sikap Airin berubah seperti ini. Kenapa sekarang Airin sedikit takut bertemu dengan orang-orang yang berada dirumah mas Hendi. Apa yang sebenarnya hal yang tidak aku ketahui.

"Darimana saja kamu Lisna, mau jadi apa kamu tidak pulang semalaman? ". Tanya mas Hendi lagi kepadaku.

"Maaf mas, aku tadi malam... ". Ucapku saat sudah berada di teras rumah. Mereka kini ada di depan pintu seolah menghadangku untuk masuk.

"Alah, tidak usah banyak alasan bilang saja kamu sedang s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status