Share

BAB 145: Pembukaan Cabang

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-03-20 14:19:55
Hari besar akhirnya tiba. Pembukaan cabang baru The Velvet Spoon, restoran mewah milik Kael, menjadi pusat perhatian kalangan bisnis dan sosialita malam ini.

Kael dan Zara berjalan beriringan menuju pintu utama, tangan mereka bertaut erat. Semua mata tertuju pada pasangan itu, seolah mereka adalah bintang utama di acara ini, dan memang, begitulah kenyataannya.

Saat memasuki ruangan, suasana mewah langsung menyergap. Meja-meja berjejer dengan makanan dan minuman terbaik, dari hidangan pembuka hingga deretan wine serta champagne mahal yang berkilauan di bawah lampu kristal. Aroma uang begitu kental di udara, mengingat hampir semua tamu yang hadir berasal dari kalangan terpandang.

Zara mengenakan dress baby doll hitam yang sederhana namun anggun, tidak berlebihan, tapi tetap memancarkan pesona. Di sebelahnya, Kael tampil menawan dalam setelan jas hitam yang pas di tubuhnya, kontras dengan ekspresi dingin yang seolah tidak terpengaruh oleh perhatian orang-orang.

Saat mereka berjalan melewa
Duvessa

Kira-kira siapa ya? Tunggu updatenya besok ya :)

| 9
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 146: Ada Apa?

    Maharani menghela napas kecil sebelum tersenyum tipis. “Ranu, kau datang juga rupanya.” “Ke mana ayahmu? Apa masih di luar negeri?” tanya Hardi. “Iya, Kakek. Masih di Singapura,” jawab Ranu. Ranu Ashwara, dia adalah putra sulung Bayu Ashwara, adik kandung Aryan. Bayu dan Aryan adalah dua bersaudara, anak dari Hardi. Dari segi fisik, ada sedikit kemiripan antara Ranu dan Kael, terutama di garis rahang dan sorot mata yang tajam. Namun, auranya jelas berbeda, Kael dingin dan penuh kendali, sementara Ranu membawa kesan santai yang licin, seperti seseorang yang terbiasa membaca situasi sebelum mengambil langkah berikutnya. Kael yang sejak tadi hanya memperhatikan, akhirnya mengangkat gelasnya dengan santai, lalu meneguk isinya sebelum menaruhnya kembali ke meja. “Duduklah. Tidak perlu banyak basa-basi.” Nada suara Kael datar, tidak menunjukkan emosi apa pun. Namun, karena itulah ada ketegangan halus yang merayap dalam percakapan mereka. Aryan tetap diam, tidak memberikan reaksi apa p

    Last Updated : 2025-03-21
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 147: Di Balik Pesta

    Ceva menatap tangan yang disodorkan Gala selama beberapa detik. Ada jeda kecil di sana. Entah ragu, enggan, atau sesuatu yang lain. Namun, akhirnya dia menjabatnya singkat, sekadar formalitas.“Baik,” jawab Ceva datar, lalu menarik tangannya kembali dengan cepat, seolah tak ingin berlama-lama dalam kontak fisik itu.Gala menurunkan tangannya perlahan, lalu melirik Zara yang berdiri di samping Ceva. Ada perubahan dalam ekspresinya, lebih tenang, atau mungkin hanya pura-pura tenang.“Zara, apa kabar?” tanya Gala, basa-basinya begitu kentara, padahal baru dua hari lalu mereka bertemu.“Baik, Kak.” Zara membalas dengan senyum tipis.Sejenak, keheningan menggantung di antara mereka sebelum Zara kembali membuka suara. “Kak, makasih ya udah datang ke acara ini.”Gala mengangguk kecil. “Iya, aku malah senang kamu ngundang aku ke sini.”Senyum Gala sekilas mengembang sebelum tatapannya sedikit bergeser, melirik ke arah Ceva. “Aku jadi bisa ketemu orang yang udah lama nggak aku temuin.”Ceva yan

    Last Updated : 2025-03-22
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 148: Rahasia Keluarga Ashwara

    “Sejak kapan kamu nggak suka wortel?”Zara bertanya langsung begitu mereka masuk ke dalam mobil. Suaranya terdengar datar, tapi Kael tahu ada sesuatu di balik nada itu.Mereka pulang diantar supir karena Kael minum wine sedikit tadi di pesta. Mobil melaju dengan tenang di jalanan malam, tetapi suasana di dalam terasa sedikit menegang.Kael yang sejak tadi bersandar santai hanya melirik Zara sekilas sebelum kembali menatap ke luar jendela.“Jangan mulai deh,” jawab Kael pendek.Zara mengendus pelan, mencoba meredam kekesalannya. Dia tahu Virsha memang mengenal Kael lebih dulu, tapi menunjukkan kedekatan mereka di depan Zara seperti tadi sungguh membuatnya jengah.“Lucu aja,” lanjut Zara, nadanya lebih tajam. “Setiap hari aku lihat kamu makan. Aku nggak pernah dengar kamu nolak wortel. Bahkan aku inget banget kamu makan sup wortel minggu lalu tanpa protes. Tapi tadi—”Kael menoleh dengan ekspresi malas. “Kamu mau bahas ini sepanjang jalan?”Zara menyipitkan mata. “Kamu menghindar?”Kael

    Last Updated : 2025-03-23
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 149: Foto Siapa?

    “Mas hari ini mau ke mana? Ke restoran atau ke kantor?” tanya Zara sambil menyantap bubur ayamnya. Tidak ada angin, tidak ada hujan, ibu hamil itu mendadak ingin makan bubur ayam.Suaminya yang duduk di seberangnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Sarapan sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga seperti biasa, roti panggang dan omelet.Namun, istrinya tiba-tiba ingin bubur ayam?Mau tidak mau, Kael harus keluar kompleks pagi-pagi untuk mencarikannya. Dan sekarang, setelah perjuangan yang tidak seharusnya dia lakukan sepagi ini, Zara malah makan dengan santai seolah tidak ada yang terjadi.“Kayaknya mau ke restoran sih. Kemarin habis pembukaan cabang baru, pusat agak keteteran. Pak Rizal kasihan kewalahan,” jawab Kael sambil menyesap kopi hitamnya.Zara mengangguk paham. Namun, matanya kemudian melirik ke arah cangkir kopi yang dipegang Kael. Dari tadi, suaminya itu tidak menyentuh makanan sama sekali."Mas, kenapa nggak sarapan? Malah cuma minum kopi dari tadi?" tanya Zara sambil meng

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 150: Hal Tidak Terduga

    Malam harinya, Kael memasuki rumah dengan santai. Seharian ini cukup melelahkan, dan yang dia inginkan sekarang hanya mandi, makan malam, lalu istirahat. Namun, sesuatu terasa berbeda begitu dia masuk ke dalam rumah.Biasanya, Zara akan menyambutnya. Entah dengan senyum, obrolan iseng, atau bahkan keluhan kecil soal betapa dia makin gampang lelah akhir-akhir ini.Namun kali ini? Rumah terasa sangat sunyi.Kael mengerutkan kening dan melangkah ke ruang tengah. Di sana, dia mendapati Zara duduk di sofa, memeluk bantal dengan ekspresi cemberut. Tatapan istrinya kosong, tapi Kael tahu betul bahwa di balik ekspresi itu, pikiran wanita itu pasti sedang berputar penuh emosi."Zara?" Kael memanggil, melepaskan jam tangan dan membuka satu kancing kemejanya.Zara tetap diam.Kael menaikkan alis. "Kamu kenapa?"Zara tidak menjawab. Bahkan, dia tidak menoleh.Kael menghela napas, lalu berjalan mendekat. Namun, sebelum dia sempat duduk, Zara langsung berdiri dan berjalan ke arah dapur.Dahi Kael be

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 151 : Berduka

    Semuanya terjadi begitu cepat untuk Zara. Setelah Kael menerima panggilan mendadak itu, mereka langsung bergegas ke rumah sakit.Namun, sesampainya di sana, semuanya sudah terlambat. Hardi telah pergi. Jenazahnya sudah dirapikan dan siap dibawa ke rumah keluarga.Sekarang, Zara berdiri di tengah rumah keluarga Ashwara yang dipenuhi pelayat. Suasana penuh duka menyelimuti ruangan, dan aroma dupa bercampur dengan bau bunga melati membuatnya merasa semakin sesak.Keluarga besar Wijaya sempat datang untuk menyampaikan belasungkawa sebelum akhirnya pulang lebih awal. Sementara itu, keluarga Ashwara masih sibuk menerima tamu yang terus berdatangan.Maharani duduk di sofa, sesekali menghapus air mata dengan sapu tangan putihnya. Aryan berdiri di sampingnya, menerima pelayat dengan tegar, meski sorot matanya tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang mendalam. Ranu dan Bayu memastikan segala urusan pemakaman berjalan lancar, sementara Anita, tante Kael, sesekali berbincang dengan pelayat yang da

    Last Updated : 2025-03-25
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 152: Menenangkan

    Tentu saja Virsha ada di rumah ini. Sebagai mantan Kael, sudah pasti dia datang untuk berbela sungkawa. Apalagi dia begitu dekat dengan keluarga Kael.Dahi Zara berkerut. Dia menepis tangan Virsha dengan tenang, tidak kasar, tapi cukup tegas untuk menunjukkan bahwa dia tidak ingin ditahan.Karena menyadari niat Zara, Virsha melanjutkan, "Aku lebih kenal Kael. Dia pasti butuh waktu sendirian.""Dan aku istrinya," ujar Zara, suaranya tenang, tapi memiliki bobot yang tak terbantahkan. "Aku jauh lebih mengenal Kael dibanding kamu."Virsha menghela napas panjang, lalu mendengus kecil. "Jangan egois. Kamu tahu ‘kan, Kael paling nggak suka ada orang yang ikut campur urusannya?"Alih-alih tersulut, Zara justru tersenyum miring. Satu kalimat itu saja sudah menjelaskan banyak hal. Wanita ini masih mengharapkan sesuatu dari Kael.Zara melangkah lebih dekat, hampir tanpa jarak. Dengan suara rendah namun tajam, dia berkata, "Kamu yang terlalu ikut campur, Virsha."Senyum tipis Virsha tidak pudar. "

    Last Updated : 2025-03-26
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 153: Pembacaan Wasiat

    Hening sejenak. Zara merasakan bagaimana dada Kael naik turun, seolah sedang mencoba mengatur dirinya sendiri. Dia tidak mengatakan apa pun, hanya diam, membiarkan kehangatannya menyelimuti pria itu dalam pelukan mereka.Kael menutup matanya, membiarkan sentuhan Zara meresap ke dalam dirinya.Mereka tidak tahu sudah berapa lama diam seperti itu, sampai akhirnya Kael menghela napas panjang, lalu mengendurkan pelukannya sedikit."Ayo turun," ucap Kael lirih, suaranya serak seolah kata-kata itu harus dipaksakan keluar.Zara mengangguk, menghapus sisa air mata di pipinya sebelum menggandeng tangan Kael."Oke," jawab Zara pelan.Mereka melangkah turun bersama, kembali menghadapi kenyataan.Namun, begitu sampai di bawah, suara yang tidak asing dan sama sekali tidak ingin Zara dengar sekarang langsung terdengar."Tante Maharani, aku benar-benar ikut berduka."Zara menoleh."Aku tahu betapa sayangnya Tante pada Kakek Hardi," lanjut suara itu dengan nada lembut yang dibuat-buat. "Beliau orang

    Last Updated : 2025-03-27

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Hai, buat kamu yang udah baca sampai akhir,

    Makasih banget karena udah setia nemenin cerita Kael dan Zara sampai sejauh ini. Rasanya campur aduk banget pas nulis bagian terakhir.Maaf ya kalau selama perjalanan cerita ini banyak kekurangan. Entah itu bagian yang bikin bingung, alur yang kadang muter-muter, atau tokohnya bikin gemas sendiri. Tapi semoga, di balik semua itu, ada bagian dari cerita ini yang bisa tinggal lebih lama di hati kamu.Makasih karena udah jadi bagian dari perjalanan ini. Dukungan dan komentarmu berarti banget.Jangan lupa mampir ke cerita baru aku, ya ♡

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 193: Akhir Cerita

    “Perjodohan?” gumam Kael pelan.Lalu pria itu tersenyum tipis, tapi bukan karena setuju. Senyum itu lebih menyerupai kilas balik—mengingatkannya pada masa ketika dirinya dijodohkan oleh keluarganya, hanya untuk akhirnya mengguncang semuanya dengan pernyataan bahwa dia telah menghamili Zara.“Jangan harap, ya,” ucap Kael akhirnya, datar tapi tegas, dengan satu alis terangkat seperti memberi peringatan bahwa topik ini tidak untuk dibahas lebih jauh.Gala tertawa kecil, tapi tidak merasa tersinggung. “Kenapa? Coba kamu bayangkan, Kylar itu cucu pertama keluarga Ashwara, Zelena cucu pertama keluarga Wijaya. Kalau mereka menikah, kekuatan bisnis kita di masa depan—”“Kak Gala ngomong apa sih?” potong Zara, nadanya terdengar tidak senang, meski masih berusaha sopan. “Kylar dan Zelena itu masih anak-anak.”“Benar,” sambung Ceva, kali ini lebih tegas. “Mereka bahkan belum masuk SD. Masa depan bukan cuma tentang bisnis, Kak.”Gala mengangkat tangan, menyerah, lalu tersenyum kecil. “Oke, oke. Ak

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 192: Ulang Tahun

    “Huwaaaa!” Tangis Kylar pecah saat pipinya dicubit gemas oleh Zelena. Bocah perempuan itu terkekeh geli, tidak menyadari bahwa tangan mungilnya terlalu semangat bermain. “Lena, pelan-pelan, ya … Itu pipi Kylar, bukan squishy,” ujar Ceva sambil tersenyum geli, lalu menarik tangan putrinya pelan. Zelena memang selalu usil pada Kylar. Padahal usia Zelena lebih tua empat tahun, tapi kalau sedang bersama, mereka selalu saja bertengkar. Zara berjongkok di hadapan Kylar, mengelus pipi anaknya yang masih memerah dan cemberut. “Sudah, Sayang. Mami tahu sakit, ya? Tapi Kak Lena nggak sengaja. Yuk, kita bilang ke Kakak supaya cubitnya pelan-pelan lain kali,” ucap Zara lembut. Kylar mengangguk kecil, matanya masih berkaca-kaca, tapi bibirnya mulai membentuk senyum tipis. Senyum langka yang selalu berhasil mencuri perhatian siapa pun yang melihatnya. Wajahnya langsung bersinar ketika melihat Kael berjalan mendekat, membawa kue besar berhiaskan dinosaurus hijau toska di atas cokelat favoritny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 191: Episode Akhir

    "Apa maksudnya, ada yang salah?" tanya Kael cepat, nada suaranya meninggi, panik mulai merayap dari dalam dada.Suasana di ruang bersalin seketika berubah. Detak monitor terdengar semakin cepat, disusul suara langkah para perawat yang mulai bergerak panik. Salah satu dari mereka segera menyerahkan perlengkapan tambahan ke Gala, yang kini telah mengenakan masker dan sarung tangan lengkap."Denyut jantung bayinya menurun. Kita harus bertindak cepat sebelum oksigennya turun lebih jauh," jawab Gala cepat namun tetap tenang. "Aku akan lakukan tindakan darurat. Kael, kamu tetap di sini, jangan lepas tangannya."Kael menunduk, menggenggam tangan Zara lebih erat lagi, seakan ingin memindahkan semua kekuatannya pada wanita itu."Zara, dengar aku," bisik Kael di dekat telinga istrinya, suaranya bergetar. "Kamu harus kuat. Kamu dan bayi kita … kalian harus baik-baik saja. Kumohon ..."Zara membuka mata dengan susah payah, tatapannya sudah buram oleh rasa sakit yang menumpuk. Namun, dia melihat Ka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 190: Lahir ke Dunia

    "Mas, perut aku sakit!"Suara Zara terdengar serak dan cemas saat dia berusaha membangunkan suaminya yang tengah terlelap. Napasnya berat, pelipisnya basah oleh keringat dingin.Kael terbangun dengan tergesa-gesa, matanya masih buram, dan napasnya terengah-engah saat tubuhnya bergerak cepat. Perasaan bingung langsung menguasainya, sementara jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya."Kamu ... kamu kenapa?" tanya Kael, suara serak penuh kepanikan, masih setengah sadar akan apa yang sedang terjadi.Di hadapannya, Zara meringis menahan rasa sakit. Wajahnya pucat, kedua tangannya mencengkeram perutnya yang sudah membuncit besar. Tatapannya bergetar, seolah menahan terjangan rasa sakit yang tak tertahankan.Perut itu, tempat di mana kehidupan kecil mereka tumbuh, kini tampak begitu tegang. Dan Kael baru tersadar, usia kandungan Zara memang sudah masuk minggu ke-37. Gala bahkan sudah bilang, kapan saja bayi mereka bisa lahir.Ini ... ini bukan sekadar sakit biasa. Ini saatnya.Kael seger

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 189: Kembali Pulang

    "Bu Anjana, saya mau bawa Zara pulang ke rumah," ucap Kael tegas, suaranya rendah namun mantap.Pria itu kini tengah duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, tubuhnya tegak, kedua tangan saling bertaut di depan tubuhnya, rahangnya mengeras. Kakinya bergerak kecil—menandakan kegelisahan yang berusaha dia tekan.Di hadapannya, Anjana duduk dengan sikap kaku. Wajah wanita paruh baya itu tampak dingin dan keras, sorot matanya menatap Kael tajam, penuh kewaspadaan. Sementara itu, Harun hanya mengamati dalam diam, sesekali melirik ke arah Kael dan cucunya tanpa banyak bicara.Keheningan menegang di antara mereka. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, menggema samar di ruangan luas itu."Pulang? Kamu pikir ini solusi terbaik? Zara baru saja mengalami kejadian berbahaya," seru Anjana akhirnya, nada suaranya penuh tekanan. "Aku hanya mau menjaga putriku!"Kael mengangguk perlahan, tetap menjaga sikap sopan meski hatinya bergejolak."Saya tahu, Bu. Saya tahu Ibu khawatir," sahut Kael, suaran

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 188: Kembali

    Gerakan mereka makin dalam, ritmenya semakin padat, menyatu dalam tempo yang memabukkan. Napas Zara tersendat, tubuhnya gemetar hebat setiap kali Kael menyentuh titik sensitifnya.Pria tahu kapan harus memperlambat, kapan harus menekan lebih dalam, kapan harus menatap mata Zara dan mencium air mata kecil yang turun begitu saja di pelipisnya.“Mas … aku… aku…” Zara nyaris tak bisa bicara. Tubuhnya menegang, dan Kael tahu wanitanya akan mencapai puncak.“Jangan ditahan …” bisik Kael di telinganya, mencium kulit di sana sambil tetap bergerak dalam irama yang konsisten. “Aku jaga kamu.”Zara menjerit pelan, tubuhnya melengkung dalam pelukan Kael, meledak dalam gelombang kenikmatan yang membuat seluruh dunianya runtuh hanya untuk dibangun kembali oleh pria itu. Dia menggigil, menangis dalam diam—bukan karena sakit, tapi karena rasa yang tak tertampung.Kael menyusul tak lama kemudian, satu desahan panjang keluar dari bibirnya. Pria itu menggigit pelan bahu Zara sambil menahan tubuhnya agar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 187: Menemukan Arah

    Kael berdiri sebentar, menatap Zara seolah meminta izin sekali lagi, lalu membuka jasnya perlahan dan meletakkannya di kursi di samping ranjang.Zara menoleh, matanya mengikuti setiap gerakannya. Begitu Kael kembali mendekat, tangan wanita itu terulur, menariknya perlahan agar duduk lebih dekat lagi.Kael menyentuh rahang Zara dengan jari-jari yang hangat, membelai lembut seolah ingin mengingatkan dirinya tentang kelembutan itu.Lalu, bibir pria itu menyentuh bibir Zara, dengan ciuman yang penuh rasa—lembut, namun sarat dengan hasrat yang tak tertahankan. Ketika dia menarik diri sejenak, suaranya serak, penuh perhatian.“Jangan pergi lagi, ya ...” Kael menatap wajah wanitanya dengan sorot mata yang tak pernah dia tunjukkan pada siapa pun. Ada bara yang menyala pelan, tapi juga kelembutan yang membuat jantung Zara berdebar tak karuan.Zara menarik napas pelan, seakan menenangkan dirinya sendiri. Lalu, dia mengangguk. Tanpa kata, dia meraih kerah kemeja Kael dan menariknya turun dengan g

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 186: Akhirnya Bertemu

    Kael menatap tangan Zara yang menggenggam ujung jasnya. Tangan mungil itu gemetar sedikit, entah karena gugup, atau karena masih menahan sakit.“Aku cuma butuh kamu di sini sebentar aja,” ucap Zara pelan, nyaris seperti bisikan. “Biar aku nggak ngerasa sendirian.”Kael tak menjawab. Dia hanya menatap wajah istrinya beberapa detik, lalu mengangguk sekali. Tanpa banyak kata, dia meraih gagang pintu dan membukanya.Ruangan itu sunyi. Hanya lampu tidur di sudut yang menyala redup, memantulkan bayangan hangat ke seluruh penjuru kamar.Zara berjalan lebih dulu, pelan-pelan sambil sesekali menarik napas karena rasa ngilu di kakinya. Kael berjalan tak jauh di belakang. Begitu Zara duduk di sisi ranjang, Kael ikut duduk di kursi seberangnya, seperti menjaga jarak."Duduknya jangan jauh-jauh, Mas," ucap Zara pelan, mencoba mencairkan suasana dengan senyum tipis.Kael menarik napas panjang sebelum akhirnya berpindah ke samping Zara. Bahu mereka bersentuhan. Keheningan kembali turun, tapi kali ini

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status