Share

BAB 23: Fokus

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-01-20 14:30:24

“Seperti ini,” kata Kael singkat, lalu meletakkan kuas. “Pastikan semua sempurna.”

Zara mengangguk cepat. “Baik, Chef.”

Kael melangkah pergi, tetapi sebelum keluar, dia berhenti sejenak. “Kerja bagus, lanjutkan.”

Zara menghela napas lega, mencoba menghilangkan ketegangan yang menumpuk sejak tadi. Namun, beberapa menit kemudian, suara langkah kaki terdengar lagi di belakangnya. Zara menoleh, dan kali ini, Kael kembali dengan dua cangkir kopi di tangannya.

Dia meletakkan salah satu cangkir di meja Zara tanpa berkata apa-apa.

“Kamu harus fokus,” ucapnya singkat, nada suaranya tetap datar.

Zara menatap cangkir itu, kemudian mengangkat wajahnya untuk melihat Kael. “Terima kasih, Chef,” katanya pelan, masih sedikit terkejut dengan gestur itu.

Kael hanya menanggapi dengan anggukan kecil, lalu mengambil cangkirnya sendiri dan berdiri di sisi ruangan, matanya tetap mengawasi layar tempat Zara bekerja.

Saat Zara kembali fokus pada gambarnya. Kopi itu masih hangat, meskip
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 24: Malam Gala Dinner

    “Apa?!” Zara hampir tidak percaya. “Tapi tadi saya sudah pastikan itu semua aman!” Rizal hanya mengangkat bahu, jelas dia tidak punya waktu untuk menjelaskan lebih jauh. “Kita harus segera menemui Chef Kael.” Dengan langkah terburu-buru, Zara mengikuti Rizal menuju ruang rapat. Begitu sampai, Kael sudah berdiri di sana bersama beberapa staf. Tatapannya dingin, tangannya bersilang di depan dada. Di atas meja, lukisan Zara yang seharusnya menjadi salah satu sorotan acara kini penuh dengan coretan besar yang melintang, merusak keseluruhan karya itu. Zara tertegun, matanya melebar. “Itu… itu bukan—” “Apa ini hasil yang kamu banggakan?” potong Kael dengan nada rendah, tetapi percayalah bahwa itu sungguh mengerikan, membuat suasana menjadi sangat mencekam. Zara menelan ludah. “Chef, saya tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Saya memastikan semuanya aman sebelum—” “Cukup,” potong Kael lagi, suaranya tajam seperti pisau. “Kamu tidak profesional.” “Tapi, saya tidak me

    Last Updated : 2025-01-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 25: Di Balik Gemerlap Gala

    Wanita itu adalah Ana, seorang pelayan di The Velvet Spoon yang juga teman kerja Zara. Meskipun sebelumnya hubungan mereka tampak biasa saja, sikap Ana mulai berubah sejak Zara terlihat lebih sering bersama Varen. Ada kemungkinan Ana menyukai Varen, tetapi rasa tidak sukanya kepada Zara terasa lebih dalam daripada sekadar cemburu. Zara berhenti di tempat, menatap Ana dengan bingung. “Maksud kamu apa?” Ana menyeringai kecil, mengangkat bahu dengan sikap santai yang terlihat dibuat-buat. Namun, matanya yang tajam memancarkan sesuatu yang tidak bisa diabaikan. “Oh, aku cuma kasih tahu aja. Kadang, kesuksesan sementara bikin orang lupa daratan. Apalagi kalau yang sukses cuma modal kebetulan.” Zara mengerutkan kening, menahan rasa jengkel yang mulai naik. Kata-kata itu tidak hanya menyindir, tetapi juga terasa seperti serangan langsung. “Aku nggak ngerti kamu ngomongin apa, tapi aku nggak pernah lupa diri.” Ana terkekeh pelan, tawa kecilnya penuh dengan nada ejekan yang memb

    Last Updated : 2025-01-21
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 26: Jejak di Balik Coretan

    Rizal mengangguk. “Baik, Chef. Saya akan mulai dari CCTV dan menanyai semua staf.” Kael hanya memberikan anggukan kecil, menatap Rizal seolah ingin memastikan dia mengerti betapa seriusnya situasi ini. Rizal memulai penyelidikannya dari ruang keamanan, memeriksa rekaman CCTV dengan penuh konsentrasi. Dia meminta petugas keamanan mempercepat putaran rekaman hingga ke waktu sebelum gala dinner dimulai. “Stop!” Rizal menunjuk layar ketika seorang staf terlihat memasuki ruang penyimpanan lukisan. Namun, wajah orang itu tidak terlihat jelas karena kamera hanya menangkap sudut belakang. Orang itu mengenakan seragam dapur, tetapi dengan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. “Bisa diperbesar?” tanya Rizal, meskipun dia tahu hasilnya tidak akan banyak membantu. Petugas menggeleng. “Sudah maksimal, Pak.” Rizal menghela napas panjang. Tanpa wajah yang jelas, ini menjadi semakin rumit. Setelah tidak mendapatkan hasil memuaskan dari CCTV, Rizal memutuskan untuk menany

    Last Updated : 2025-01-21
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 27: Di Balik Keheningan

    Dimas terperangah, matanya membesar. “Chef, tolong beri saya kesempatan! Saya janji tidak akan mengulangi lagi …” Kael tidak menjawab. Dia hanya menatap Rizal dengan isyarat jelas untuk menindaklanjuti perintahnya. “Ayo keluar sekarang,” kata Rizal dingin, menggiring Dimas keluar dari ruangan meskipun pria itu masih mencoba memohon. “Chef, tolon–” kata Dimas penuh permohonan, tetapi suaranya lenyap di balik pintu, tanpa ada sedikitpun belas kasihan dari Kael. Begitu pintu tertutup, keheningan memenuhi ruang kerja Kael. Dia kembali berdiri di dekat jendela, memandang ke luar dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari bibirnya, tetapi sikapnya sudah cukup menunjukkan bahwa dia tidak akan mentolerir kesalahan sekecil apa pun. Setelah hari yang panjang, Kael akhirnya tiba di rumah lebih awal dari Zara. Dia membuka jasnya dengan gerakan lambat, kemudian menggantungnya di belakang kursi ruang makan. Matanya terpaku pada meja makan ya

    Last Updated : 2025-01-21
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 28: Rumah Om Riki

    Zara mengetik pesan dengan cepat di ponselnya. [Saya pulang terlambat hari ini. Om Riki sakit, saya akan menjenguknya sepulang kerja.] Dia mengirim pesan itu kepada Kael, berharap pria itu tidak akan khawatir atau bertanya-tanya jika dia tidak segera pulang. Namun, Kael tidak membalas pesan itu. Dan Zara juga tidak Malam itu, Zara tiba di rumah Riki dengan membawa sekantong buah-buahan dan beberapa makanan yang dia beli dalam perjalanan. Begitu masuk, dia melihat Riki berbaring di sofa ruang tamu dengan wajah pucat. Sarah duduk di kursi yang ada di samping, tetapi alih-alih terlihat khawatir, dia justru tampak sibuk dengan ponselnya. “Om, gimana keadaannya sekarang?” Zara bertanya lembut sambil meletakkan buah-buahan di meja kecil. Riki mengangguk pelan, ada senyum tipis di wajah sayunya. “Mendingan, Zara. Makasih udah sempat mampir. Kamu pasti capek habis kerja.” “Nggak, Om. Aku sempatkan karena Om itu penting buat aku,” jawab Zara sambil tersenyum. Sarah m

    Last Updated : 2025-01-22
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 29: Batas yang Tak Terlihat

    Zara menoleh, menatap Kael dengan sedikit kaget. “Siapa?” “Tante Sarah,” jawab Kael singkat, matanya tetap fokus ke jalan. Meskipun nadanya datar, tetap ada tekanan halus yang sulit diabaikan. Zara terdiam sejenak, berusaha menyusun kata-kata. Dia tahu Kael tidak akan mudah dibohongi. “Dia cuma ngomong soal Om Riki,” kata Zara akhirnya. “Katanya butuh bantuan tambahan.” Kael melirik Zara sekilas, lalu kembali menatap jalan. “Cuma itu?” Zara menggigit bibirnya. Dia tahu Kael tidak bertanya untuk basa-basi, tapi mengatakan semuanya hanya akan memperumit keadaan. “Iya, kira-kira begitu.” “Jangan kira-kira,” potong Kael, suaranya tetap tenang tapi terdengar tegas. “Apa dia menyusahkanmu?” Zara menghela napas, merasa tidak punya pilihan selain lebih terbuka. “Tante Sarah memang suka bicara hal yang … membuatku kurang nyaman. Tapi aku bisa mengatasinya.” “Contohnya?” tanya Kael singkat, masih tanpa menoleh. Zara menatap Kael dengan ragu. “Dia bilang … aku harus le

    Last Updated : 2025-01-22
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 30: Rasa dan Realita

    ‘Jadi itu alasan dia batalin perjodohan sama Clara?’ pikir Zara, perlahan mulai memahami. Zara memutuskan untuk kembali ke kamarnya sebelum Deon atau Kael menyadari bahwa dia telah mendengarkan percakapan mereka. Setibanya di kamar, Zara duduk di tepi ranjang, membiarkan pikiran-pikiran itu mengalir tanpa penghalang. Memang, dari awal dia tahu pernikahan ini hanya sebuah kontrak, tapi tetap saja, mendengar alasan konkret di balik semuanya memberikan rasa lega yang aneh. ‘Dia pilih aku karena aku nggak akan nuntut apa-apa.’ Zara menghela napas panjang. Dia juga tahu bahwa keputusan itu, meskipun berawal dari kepentingan Kael, tapi pada akhirnya juga memberinya keuntungan dan kebebasan. Jika bukan karena Kael, dia mungkin masih terjebak di rumah omnya, tanpa tahu kapan atau bagaimana dia bisa keluar dari situasi itu. Namun, di balik rasa lega itu, muncul kekhawatiran yang baru. Kontrak ini tidak akan berlangsung selamanya. Zara memeluk lututnya, mencoba meredakan gelis

    Last Updated : 2025-01-22
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Bab 31: Tawaran dan Ancaman

    “Bisa bicara sebentar?” Zara menghela napas panjang, mencoba melangkah melewati Clara. “Maaf, saya harus kerja.” Namun, wanita itu cepat menahan langkahnya. Dengan senyum penuh arti, Clara maju selangkah, memosisikan diri tepat di depan Zara. “Shift kamu masih satu jam lagi, Zara. Jadi jangan cari alasan,” ujar Clara dengan nada tenang namun tajam, membuat Zara terpaksa berhenti. Zara menatap Clara dengan pandangan waspada, merasakan tatapan menusuk wanita itu. Dia melirik sekeliling, memastikan tidak ada staf atau pelanggan yang mungkin memperhatikan mereka. Zara tahu bahwa Clara tidak akan membiarkannya pergi tanpa menyelesaikan urusannya. “Baiklah,” kata Zara akhirnya, menghembuskan napas pelan. Clara mengangguk kecil, lalu melirik mobilnya yang terparkir tak jauh. “Kita nggak bisa bicara di sini. Terlalu terbuka. Ayo ke mobilku.” Zara menimbang sejenak, ragu untuk mengikuti Clara. Namun, menyadari bahwa Clara tidak akan menyerah begitu saja, dia akhirnya setuj

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Hai, buat kamu yang udah baca sampai akhir,

    Makasih banget karena udah setia nemenin cerita Kael dan Zara sampai sejauh ini. Rasanya campur aduk banget pas nulis bagian terakhir.Maaf ya kalau selama perjalanan cerita ini banyak kekurangan. Entah itu bagian yang bikin bingung, alur yang kadang muter-muter, atau tokohnya bikin gemas sendiri. Tapi semoga, di balik semua itu, ada bagian dari cerita ini yang bisa tinggal lebih lama di hati kamu.Makasih karena udah jadi bagian dari perjalanan ini. Dukungan dan komentarmu berarti banget.Jangan lupa mampir ke cerita baru aku, ya ♡

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 193: Akhir Cerita

    “Perjodohan?” gumam Kael pelan.Lalu pria itu tersenyum tipis, tapi bukan karena setuju. Senyum itu lebih menyerupai kilas balik—mengingatkannya pada masa ketika dirinya dijodohkan oleh keluarganya, hanya untuk akhirnya mengguncang semuanya dengan pernyataan bahwa dia telah menghamili Zara.“Jangan harap, ya,” ucap Kael akhirnya, datar tapi tegas, dengan satu alis terangkat seperti memberi peringatan bahwa topik ini tidak untuk dibahas lebih jauh.Gala tertawa kecil, tapi tidak merasa tersinggung. “Kenapa? Coba kamu bayangkan, Kylar itu cucu pertama keluarga Ashwara, Zelena cucu pertama keluarga Wijaya. Kalau mereka menikah, kekuatan bisnis kita di masa depan—”“Kak Gala ngomong apa sih?” potong Zara, nadanya terdengar tidak senang, meski masih berusaha sopan. “Kylar dan Zelena itu masih anak-anak.”“Benar,” sambung Ceva, kali ini lebih tegas. “Mereka bahkan belum masuk SD. Masa depan bukan cuma tentang bisnis, Kak.”Gala mengangkat tangan, menyerah, lalu tersenyum kecil. “Oke, oke. Ak

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 192: Ulang Tahun

    “Huwaaaa!” Tangis Kylar pecah saat pipinya dicubit gemas oleh Zelena. Bocah perempuan itu terkekeh geli, tidak menyadari bahwa tangan mungilnya terlalu semangat bermain. “Lena, pelan-pelan, ya … Itu pipi Kylar, bukan squishy,” ujar Ceva sambil tersenyum geli, lalu menarik tangan putrinya pelan. Zelena memang selalu usil pada Kylar. Padahal usia Zelena lebih tua empat tahun, tapi kalau sedang bersama, mereka selalu saja bertengkar. Zara berjongkok di hadapan Kylar, mengelus pipi anaknya yang masih memerah dan cemberut. “Sudah, Sayang. Mami tahu sakit, ya? Tapi Kak Lena nggak sengaja. Yuk, kita bilang ke Kakak supaya cubitnya pelan-pelan lain kali,” ucap Zara lembut. Kylar mengangguk kecil, matanya masih berkaca-kaca, tapi bibirnya mulai membentuk senyum tipis. Senyum langka yang selalu berhasil mencuri perhatian siapa pun yang melihatnya. Wajahnya langsung bersinar ketika melihat Kael berjalan mendekat, membawa kue besar berhiaskan dinosaurus hijau toska di atas cokelat favoritny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 191: Episode Akhir

    "Apa maksudnya, ada yang salah?" tanya Kael cepat, nada suaranya meninggi, panik mulai merayap dari dalam dada.Suasana di ruang bersalin seketika berubah. Detak monitor terdengar semakin cepat, disusul suara langkah para perawat yang mulai bergerak panik. Salah satu dari mereka segera menyerahkan perlengkapan tambahan ke Gala, yang kini telah mengenakan masker dan sarung tangan lengkap."Denyut jantung bayinya menurun. Kita harus bertindak cepat sebelum oksigennya turun lebih jauh," jawab Gala cepat namun tetap tenang. "Aku akan lakukan tindakan darurat. Kael, kamu tetap di sini, jangan lepas tangannya."Kael menunduk, menggenggam tangan Zara lebih erat lagi, seakan ingin memindahkan semua kekuatannya pada wanita itu."Zara, dengar aku," bisik Kael di dekat telinga istrinya, suaranya bergetar. "Kamu harus kuat. Kamu dan bayi kita … kalian harus baik-baik saja. Kumohon ..."Zara membuka mata dengan susah payah, tatapannya sudah buram oleh rasa sakit yang menumpuk. Namun, dia melihat Ka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 190: Lahir ke Dunia

    "Mas, perut aku sakit!"Suara Zara terdengar serak dan cemas saat dia berusaha membangunkan suaminya yang tengah terlelap. Napasnya berat, pelipisnya basah oleh keringat dingin.Kael terbangun dengan tergesa-gesa, matanya masih buram, dan napasnya terengah-engah saat tubuhnya bergerak cepat. Perasaan bingung langsung menguasainya, sementara jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya."Kamu ... kamu kenapa?" tanya Kael, suara serak penuh kepanikan, masih setengah sadar akan apa yang sedang terjadi.Di hadapannya, Zara meringis menahan rasa sakit. Wajahnya pucat, kedua tangannya mencengkeram perutnya yang sudah membuncit besar. Tatapannya bergetar, seolah menahan terjangan rasa sakit yang tak tertahankan.Perut itu, tempat di mana kehidupan kecil mereka tumbuh, kini tampak begitu tegang. Dan Kael baru tersadar, usia kandungan Zara memang sudah masuk minggu ke-37. Gala bahkan sudah bilang, kapan saja bayi mereka bisa lahir.Ini ... ini bukan sekadar sakit biasa. Ini saatnya.Kael seger

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 189: Kembali Pulang

    "Bu Anjana, saya mau bawa Zara pulang ke rumah," ucap Kael tegas, suaranya rendah namun mantap.Pria itu kini tengah duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, tubuhnya tegak, kedua tangan saling bertaut di depan tubuhnya, rahangnya mengeras. Kakinya bergerak kecil—menandakan kegelisahan yang berusaha dia tekan.Di hadapannya, Anjana duduk dengan sikap kaku. Wajah wanita paruh baya itu tampak dingin dan keras, sorot matanya menatap Kael tajam, penuh kewaspadaan. Sementara itu, Harun hanya mengamati dalam diam, sesekali melirik ke arah Kael dan cucunya tanpa banyak bicara.Keheningan menegang di antara mereka. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, menggema samar di ruangan luas itu."Pulang? Kamu pikir ini solusi terbaik? Zara baru saja mengalami kejadian berbahaya," seru Anjana akhirnya, nada suaranya penuh tekanan. "Aku hanya mau menjaga putriku!"Kael mengangguk perlahan, tetap menjaga sikap sopan meski hatinya bergejolak."Saya tahu, Bu. Saya tahu Ibu khawatir," sahut Kael, suaran

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 188: Kembali

    Gerakan mereka makin dalam, ritmenya semakin padat, menyatu dalam tempo yang memabukkan. Napas Zara tersendat, tubuhnya gemetar hebat setiap kali Kael menyentuh titik sensitifnya.Pria tahu kapan harus memperlambat, kapan harus menekan lebih dalam, kapan harus menatap mata Zara dan mencium air mata kecil yang turun begitu saja di pelipisnya.“Mas … aku… aku…” Zara nyaris tak bisa bicara. Tubuhnya menegang, dan Kael tahu wanitanya akan mencapai puncak.“Jangan ditahan …” bisik Kael di telinganya, mencium kulit di sana sambil tetap bergerak dalam irama yang konsisten. “Aku jaga kamu.”Zara menjerit pelan, tubuhnya melengkung dalam pelukan Kael, meledak dalam gelombang kenikmatan yang membuat seluruh dunianya runtuh hanya untuk dibangun kembali oleh pria itu. Dia menggigil, menangis dalam diam—bukan karena sakit, tapi karena rasa yang tak tertampung.Kael menyusul tak lama kemudian, satu desahan panjang keluar dari bibirnya. Pria itu menggigit pelan bahu Zara sambil menahan tubuhnya agar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 187: Menemukan Arah

    Kael berdiri sebentar, menatap Zara seolah meminta izin sekali lagi, lalu membuka jasnya perlahan dan meletakkannya di kursi di samping ranjang.Zara menoleh, matanya mengikuti setiap gerakannya. Begitu Kael kembali mendekat, tangan wanita itu terulur, menariknya perlahan agar duduk lebih dekat lagi.Kael menyentuh rahang Zara dengan jari-jari yang hangat, membelai lembut seolah ingin mengingatkan dirinya tentang kelembutan itu.Lalu, bibir pria itu menyentuh bibir Zara, dengan ciuman yang penuh rasa—lembut, namun sarat dengan hasrat yang tak tertahankan. Ketika dia menarik diri sejenak, suaranya serak, penuh perhatian.“Jangan pergi lagi, ya ...” Kael menatap wajah wanitanya dengan sorot mata yang tak pernah dia tunjukkan pada siapa pun. Ada bara yang menyala pelan, tapi juga kelembutan yang membuat jantung Zara berdebar tak karuan.Zara menarik napas pelan, seakan menenangkan dirinya sendiri. Lalu, dia mengangguk. Tanpa kata, dia meraih kerah kemeja Kael dan menariknya turun dengan g

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 186: Akhirnya Bertemu

    Kael menatap tangan Zara yang menggenggam ujung jasnya. Tangan mungil itu gemetar sedikit, entah karena gugup, atau karena masih menahan sakit.“Aku cuma butuh kamu di sini sebentar aja,” ucap Zara pelan, nyaris seperti bisikan. “Biar aku nggak ngerasa sendirian.”Kael tak menjawab. Dia hanya menatap wajah istrinya beberapa detik, lalu mengangguk sekali. Tanpa banyak kata, dia meraih gagang pintu dan membukanya.Ruangan itu sunyi. Hanya lampu tidur di sudut yang menyala redup, memantulkan bayangan hangat ke seluruh penjuru kamar.Zara berjalan lebih dulu, pelan-pelan sambil sesekali menarik napas karena rasa ngilu di kakinya. Kael berjalan tak jauh di belakang. Begitu Zara duduk di sisi ranjang, Kael ikut duduk di kursi seberangnya, seperti menjaga jarak."Duduknya jangan jauh-jauh, Mas," ucap Zara pelan, mencoba mencairkan suasana dengan senyum tipis.Kael menarik napas panjang sebelum akhirnya berpindah ke samping Zara. Bahu mereka bersentuhan. Keheningan kembali turun, tapi kali ini

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status