Share

Bab 8 Di Danau

Author: Sigma Rain
last update Last Updated: 2025-06-26 06:57:39

Mata Debbie membulat tidak percaya mendengar apa yang barusan dikatakan Eric. Sementara mulutnya terbuka. “Saya tidak tau, kalau di balik sikap dingin Bapak, ternyata Bapak adalah seorang pria yang mesum!”

Mendengar apa yang dikatakan oleh Debbie, Eric tersenyum sinis. Dengann tatapan matanya lekat tertuju pada wajah Debbie. “Aku hanya menawarkan saja kalau kau mau bergabung berenang denganku. Karena tempat ini adalah miliku dan tidak ada yang bisa masuk secara sembarang, maka aku terbiasa untuk berenang tanpa memakai apa pun.”

Eric membalikan badan dan mulai melepas pakaian yang dipakainya. “Aku juga perlu memberitahukan kepadamu, kalau aku lebih menyukai wanita yang berisi. Sementara kau terlihat sangat kurus sama sekali tidak memikat hatiku.”

Eric langsung saja menceburkan dirinya ke air danau yang terlihat biru kehijauan. Danau itu terlihat begitu dalam dan dingin.

Debbie mengawasi dalam diam apa yang dikatakan Eric barusan. Ia masih memikirkan apa yang baru saja pria itu katakan.

“Aku tidak kurus! Aku hanya langsing dan itu terlihat bagus untukku. Bentuk dan ukuran tubuhku sangat ideal. Aku juga merasa bersyukur diriku bukanlah wanita idaman Bapak!” tegas Debbie.

Eric menyelam ke dalam air danau yang gelap. Membuat Debie tidak dapat melihat keberadaan pria itu. Dan hal itu membuatnya menjadi sedikit cemas akan keselamatan Eric.

Berjongkok di pinggir danau sembari melayangkan pandangan ke air danau mencari-cari keberadaan Eric. Namun, ia masih belum melihat petunjuk akan keberadaan pria itu.

“Eric! Kamu di mana?” seru Debbie dengan suara bergetar.

“Aw!” teriak Debbie dengan rasa terkejut. Saat ia merasakan kakinya ditarik ke danau.

“Shhh! Tenanglah, ini aku. Kau terlalu lama berfikir hingga membuatku merasa harus menarikmu untuk turut menemaniku berenang,” bisik Eric di telinga Debbie.

Rasa panik Debbie berubah menjadi amarah, karena apa yang dilakukan oleh Eric. Menggunakan kepalan tangannya yang kecil ke dada bidang Eric yang dtumbuhi rambut berwarna hitam.

“Kenapa kau melakukannya? Bagaimana, kalau aku tdak bisa berenang dan tenggelam?” berang Debbie.

Suara tawa keluar dari bibir Eris. Dengan dingin ia berkata, “Dan apakah kau tenggelam?”

Dengan sengaja Eris melepaskan pegangannya pada pinggang Debbie. Didorongnya wanita itu menjauh darinya.

Debbie meggerakan tangannya berenang menuju tepian. Sesampainya di sana ia naik ke atas pinggir danau. Dengan kedua kaki menjuntai ke air. Diperasnya rambutnya yang basah hinge menetes. Wajahnya terasa panas ia pun mendongak sampai matanya bertatapan dengan mata milik Eric.

Yang menatapnya begitu intens, hingga membuat jantungnya berdebar kencang. Ia tidak mengerti mengapa Eric menatapnya seperti itu. Bukannya pria itu tadi mengatakan, jika dirinya tidak menarik, tetapi ….

Dibasahi bibir yang terasa kering dengan lidah. “Kenapa kamu menatapku begitu? Apakah ada yang salah?”

Eric memberikan senyum singkat yang membuat Debbie terperangah. Karena dirinya sangat jarang melihat bosnya itu tersenyum.

“Selama berada di pulau ini kau harus makan yang banyak, biar tidak terlihat sangat kurus.” Eric bereng menjauh dari tempat Debbie duduk.

Debbie mengawasi dengan rasa kagum Eric yang berenang dengan lincah dan kuatnya. Namun, ia tidak berani berenang bersama dengan Eric.

Diayun-ayunkannya kaki di air danau yang terasa begitu dingin tersebut. Dengan tatapan yang tidak lepas memandang Eric berenang.

“Aku tau kau kagum kepadaku, tetapi jangan kau lihat diriku terus-menerus dengan matamu yang indah, serta bibirmu yang terbuka seakan memohon untuk kusentuh,” sindir Eric yang tiba-tiba saja sudah berenang dekat kakinya.

“Turunlah! Bergabung denganku. Aku akan menjagamu agar tidak tenggelam.” Tangan Eric mengusap pelan kaki Debbie, hingga membuat perut Debbie, seperti ada kupu-kupu yang terbang.

“Aku tidak membawa baju renang,” sahut Debbie asal saja dalam usahanya menghindari ajakan Eric.

“Pakaianmu sudah basah, lepaskanlah kau bisa berenang menggunakan pakaian dalammu. Kalau kau merasa malu berenang tidak memakai apa pun juga.” Eric mengulurkan satu tangan dengan tatapan lekat menelusuri sekujur tubuh Debbie.

Debbie menelan ludah dengan sukar, ia berada dalam kebimbangan untuk menerima atau menolak tawaran dari Eric. Namun, godaan untuk merasakan berenang bersama dengan bosnya tidak dapat ia abaikan begitu saja.

Di bawah tatapan mata Eric yang tak dapat dibaca. Debbie melepaskan gaun yang dipakainya, hingga dirinya hanya memakai bra dan celana dalam saja.

“Mengapa kamu tidak mau membalikan badan atau memejamkan mata, pada saat aku sedang melepas pakaian?” sungut Debbie.

“Karena kita dua orang dewasa yang tidak perlu merasa malu atau canggung untuk hal semacam itu. Bentuk tubuh wanita bukan misteri besar yang membuatku penasaran. Apalagi bentuk tubuhmu yang sama sekali tidak membuatku tertarik,” ejek Eric.

Debbie mearik nafas dalam-dalam, lalu mengembuskan dengan kasar. Ia mendengus kasar ke arah Eric. “Kau mengatakan tidak suka dengan bentuk tubuhku yang menurutmu terlalu kurus, tetapi sudah berapa kali tangan dan bibirmu bermain di tubuhku ini.”

Mengabaikan uluran tangan Eric, Debbie menceburkan diri ke dalam air danau tersebut. Kemudian ia berenang menjauh dengan gaya kupu-kupu. Ia terus berenang tidak peduli nafasnya yang menjadi terengah-engah.

Tiba-tiba saja gerakan Debbie terhenti. Ia merasakan tarikan pada pinggangnya. Ia dihadapkan dengan tubuh kokoh Eric. Mereka berdua berdiri dengan kaki di air yang dalam.

“Apakah kau ingin membuat dirimu menjadi tenggelam untuk menarik perhatian dariku? Agar dirimu mendapatkan bantuan nafas buatan,” desis Eric dengan gigi digemeretakan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Menjadi Milik CEO Dingin   Badai

    Debbie membalikan badan dan sontak saja rasa takut, serta terkejutnya berubah menjadi emosi. “Lepaskan saya! Saya mau pergi dari tempat terasing ini. Kamu tidak berhak menahanku di sini dan aku akan melaporkanmu kepada polisi!”Bukannya menuruti pemintaan Debbie, Erick justru menurunkan wanita itu secara perlahan menemel badan Eric. Hingga Debbie dapat merasakan panasya badan Erick, walaupun tengah diguyur hujan deras.Erick menempelkan bibirnya tepat di telinga Debbie. “Kenapa kau terlihat terkejut? Pria mana yang tidak akan menjadi bergairah melihat penampilanmu saat ini. Rambut yang berantakan dan pakaian yang tipis menempel ketat memperlihatkan lekuk tubuh.”Dada Debbie naik turun deru nafasnya terdengar cepat. Ia menggigit pundak Erick, agar pria itu melepaskan pegangan di pinggangnya. Karena sentuhan pria itu mulai mempengaruhiya di mana ia seharusnya membenci pria itu.“Kau pria yang kejam! Apa maumu dengan meninggalkanku terkurung di tempat yang terpencil ini? Apakah kau ingin

  • Mendadak Menjadi Milik CEO Dingin   Kembali Ditinggal

    Keterpukauan Debbie berubah menjadi emosi dengan galak ia berkata, “TIDAK!”Erick mengangkat pundaknya, kemudian berlalu pergi dari kamar mandi, sambil bersiul. Begitu sudah berada di luar Erick menarik nafas lega. Ia berhasil mencegah dirinya untuk tidak menarik Debbie mengajak sekrretarisnya itu. Bercinta untuk kesekian kalinya.‘Ada apa dengan diriku? Mengapa aku dengan mudah tergoda kepada wanita itu dan melupakan istriku?’ gumam Eric.Ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Sesampai di kamar Erick melempar handuk yang dipakainya ke atas tempat tidur. Berjalan menuju walking closet. Diambilnya kaos pas badan, serta celana kain. Selesai berpakaian Erick keluar dari kamarnya.Pada saat berada di tengah tangga Erick berpapasan dengan Debbie. Selama sesaat yang singkat keduanya terdiam. Hanya saling pandang dengan tatapan yang tidak dapat dibaca.Debbielah yang lebih dahulu tersadar. Dibasahinya bibir yang terasa kering dengan lidahnya. Ia tidak mau Erick salah menduga dirinya. De

  • Mendadak Menjadi Milik CEO Dingin   Kamar Mandi

    Wajah Debbie bersemu merrah, dengan nada suara kesal ia berkata, “Dalam keadaan sedang mabuk saja kamu masih menyebalkan seperti ini.”Sambil mengentakan kaki Debbie berjalan keluar dari kamar mandi tersebut. Namun, baru beberapa langkah ia mendengar suara berdebum benda jatuh dengan keras disertai umpatan nyaring.Debbie bergegas kembali ke kamar mandi ia menjadi ragu hendak mendekat ke arah Eric, yang jatuh tersandar pada dinding kamar mandi dengan luka berdarah di pelipisnya.Suara erangan sakit yang keluar dari bibir Eric membuat Debbie maju mendekat untuk menolong Eric. Berlutut di hadapan Eric yang bertelanjang dada hanya memakai celana dalam. Yang membuat penampilan Eric begitu menggoda mendebarkan jantung Debbie.“Brengsek, kau Debbie! Apakah kau hanya akan diam saja memandangi tubuhku? Dengan matamu yang berseri, gaun tidurmu yang basah, hingga aku dapat melihat dengan jelas isi di balik gaun itu!” ejek Eric.Debbie mengepalkan kedua tangan untuk mengatasi rasa malu, karena

  • Mendadak Menjadi Milik CEO Dingin   Mabuk

    “Biarkan saja ia sendirian di sini!” tandas Eric.Eric berjalan keluar dari rumah itu tanpa menoleh ke belakang. Diikuti oleh pegawainya yang juga menjadi sopir pribadinya selama ia berada di pulau tersebut.Mobil yang dikemudikan sopir Eric berhenti di depan sebuah bar yang ada di kota. Jauh dari rumahnya di mana pada saat ini. Turun dari mobil Eric memasuki bar tersebut dan duduk di depan meja bartender.“Buatkan aku minuman paling keras!” perintah Eric kepada bartender.Bartender dengan kepala pelontos itu menatap Eric dengan senyum lebar di wajahnya. Memperlihatkan giginya yang rapi dan putih bersih.“Jadi sudah berapa lama kau berada di pulau ini, Bos? Aku tidak mendengar kedatanganmu kali ini. Apakah kau akan lama berada di pulau ini?” tanya bartender tersebut, sambil meracik minuman untuk Eric.Eric melayangkan tatapan tajam menusuk kepada bartender tersebut. “Kau menjadi cerewet sejak terakhir kita bertemu. Aku tidak perlu menjelaskan apa pun juga kepadamu!”Bukannya marah men

  • Mendadak Menjadi Milik CEO Dingin   BAB 10 Kegelisahan Debbie

    M 3Wajah Debbie menjadi merah seperti kepiting rebus. Ia mengacungkan kepalan tangannya ke arah Eric. “Silakan saja berpuas diri, tetapi saya tidak akan mau mengakui apa pun juga!”Dengan langkah cepat Debbie berjalan meninggalkan Eric. Sesampai di rumah ia langsung masuk kamar dan mengunci pintunya.Berada dalam kamar mandi Debbie menatap pantulan dirinya di depan cermin wastafel. Pantulan matanya terlihat berbinar dengan rona bahagia. Tangan Debbie terulur mengusap pipinya yang terlihat merona.‘Apa yang terjadi denganku? Aku tidak boleh merasa tertarik sedikit pun juga kepada Eric. Ia sudah menikah. Menyukainya hanya akan membuatku menderita saja,’ batin Debbie.Ia menggeleng berulang kali coba mengusir bayangan percintaannya dengan Eric. Suara desahan terlontar dari bibir Debbie. Dipejamkannya mata, sambil menggigit bibir. Ia merasa benci kepada dirinya yang begitu lemah hingga dengan mudahnya terkena pesona bosnya itu.Beranjak dari depan cermin wastafel Debbie menuju bathub dan

  • Mendadak Menjadi Milik CEO Dingin   Bab 9 Bercinta

    Menggunakan kakinya Debbie menendang lutut Eric. Hingga dirinya berhasil terbebas dari Eric. Dengan nafas yang memburu dan mata menyala karena emosi Debbie menatap tajam Eric. “Simpan jauh-jauh fikiran itu dari kepalamu! Aku tidak akan pernah secara suka rela bersedia kau sentuh.”Eric mengerucutkan bibirnya, ia memandang Debbie dengan santai ia berkata, “Mengapa tidak? Kau begitu menyedihkan hingga membuatku merasa kasian kepadamu. Sekarang berhentilah berpura-pura kau tidak menyukainya.”Wajah Debbie berubah menjadi merah rasa marah dan malu bercampur menjadi satu. Ia tidak mengerti mengapa begitu lihainya Eric bermain kata. Akan tetapi, mengapa juga ia harus merasa heran? Bukankah bosnya itu memiliki sifat yang tidak mudah ditebaknya. Hal itu baru diketahuinya hanya beberapa jam setelah mereka berada di pulau terpencil ini.Jentikan jari Eric tepat di depan wajah menyadarkan Debbie dari lamunannya. Ia menggembungkan pipi dan mengempiskannya kembali. “Saya tidak akan mendebatnya kar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status