Beranda / Romansa / Mendadak jadi istri kakak tiriku / Bab 25. Sentuhan hangat di malam yang dingin

Share

Bab 25. Sentuhan hangat di malam yang dingin

Penulis: Ralonya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-13 22:04:11

Hening menyelimuti kamar itu, seakan semua amarah dan perdebatan tadi hilang tertelan tembok kamar. Amel duduk di tepi ranjang, jemarinya gemetar saat merapikan selimut sedangkan Jonathan berdiri beberapa langkah darinya.

“Beristirahatlah,” pinta Jonathan memecah keheningan.

Amel tak menjawab. Ia perlahan berbaring di sisi ranjang. Membelakangi pria itu. Lalu tak lama ranjang berderit ringan, punggungnya menegang ketika merasakan kalau pria itu ikut berbaring di sampingnya.

Lampu tidur menyala temaram, menyoroti siluet dua tubuh yang terbaring di atas ranjang. Di balik punggungnya, Jonathan tetap terjaga. Tatapannya jatuh pada bahu sempit Amel, pada rambut kusut yang ingin ia rapikan, pada jarak tipis yang terasa begitu jauh.

Perlahan, ia mengulurkan tangan. Jemarinya ragu sejenak di udara, sebelum akhirnya menempel pelan di pinggang Amel membuat tubuh gadis itu menegang.

“Biarkan aku memelukmu malam ini,” tutur Jonathan lembut.

Lalu lengan kuat itu menariknya pelan dan melingka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 27. Menginjak lawanmu sampai dia tidak bisa berdiri

    Jonathan menoleh cepat menatap Marcell. Rahangnya mengeras, tangan kirinya mengepal di sisi paha. Ia menarik napas dalam, berusaha meredam amarah yang nyaris meluap.“Aku rasa kau lupa satu hal,” ucap Jonathan dingin. “Amel itu istriku.”Marcell menautkan jari-jarinya di depan dada, bersandar santai di sandaran kursi.“Aku tahu. Lagipula aku tidak mengklaim dia milikku,” ujarnya tenang. “Aku hanya bilang, dia berarti bagiku.”“Berarti?” Jonathan mengulang dengan nada mengejek. “Kau bicara seakan punya tempat di hidupnya.”Marcell menautkan alis. “Memangnya kau juga punya tempat di sana?” “Dia istriku,” katanya pelan, seperti peringatan. “Seharusnya kau tahu batasmu!”Marcell tak menjawab hanya menatap balik dengan senyum tipis yang sulit dibaca, entah itu meremehkan atau menantang.“Sudah cukup kalian berdua!” seru Ratna yang mulai muak mendengar perdebatan mereka. Dia menatap Marcell dan Jonathan bergantian menghentikan ketegangan yang terjadi di antara mereka. “Eyang akui kalau vi

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 26. Cara untuk membuatnya tetap berarti

    Namun ketenangan itu tak bertahan lama. Ponsel Jonathan di samping ranjang berdering, layar menyala menampilkan nama Raden. Amel tetap duduk di sisi ranjang, jemarinya saling menggenggam erat dipangkuan.Perlahan Jonathan mengerjapkan mata. Sorotnya kosong sejenak, lalu pandangannya jatuh pada Amel. Ia mengangkat badannya duduk bersandar di sandaran ranjang. Ada satu detik jeda sebelum ia meraih ponsel itu, menempelkan ke telinga. Hanya beberapa patah kalimat yang terdengar, nada diseberang cepat dan mendesak membuat mimik wajah Jonathan berubah. Rahangnya menegang, alisnya merapat, matanya meredup gelap seiring kata yang dia dengar. Saat panggilan berakhir, ia menurunkan ponsel itu perlahan. Jari-jarinya memutih mencengkram benda pipih itu. Ia membuka salah satu portal berita di layar ponsel, menatapnya lama sebelum akhirnya mendengus pendek. Matanya beralih pada Amel, tatapan itu keras meminta penjelasan. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Jonathan. Amel memandang ujung kakinya, bib

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 25. Sentuhan hangat di malam yang dingin

    Hening menyelimuti kamar itu, seakan semua amarah dan perdebatan tadi hilang tertelan tembok kamar. Amel duduk di tepi ranjang, jemarinya gemetar saat merapikan selimut sedangkan Jonathan berdiri beberapa langkah darinya. “Beristirahatlah,” pinta Jonathan memecah keheningan. Amel tak menjawab. Ia perlahan berbaring di sisi ranjang. Membelakangi pria itu. Lalu tak lama ranjang berderit ringan, punggungnya menegang ketika merasakan kalau pria itu ikut berbaring di sampingnya. Lampu tidur menyala temaram, menyoroti siluet dua tubuh yang terbaring di atas ranjang. Di balik punggungnya, Jonathan tetap terjaga. Tatapannya jatuh pada bahu sempit Amel, pada rambut kusut yang ingin ia rapikan, pada jarak tipis yang terasa begitu jauh.Perlahan, ia mengulurkan tangan. Jemarinya ragu sejenak di udara, sebelum akhirnya menempel pelan di pinggang Amel membuat tubuh gadis itu menegang. “Biarkan aku memelukmu malam ini,” tutur Jonathan lembut. Lalu lengan kuat itu menariknya pelan dan melingka

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 24. Milik yang tak ingin dilepas

    Langkah Amel tertahan saat Jonathan kembali menarik pergelangan tangannya. Genggaman itu begitu kuat, nyaris menyakitkan, seolah tak menerima penolakan.“Tetap di kamar ini!” tekan Jonathan. “Kamu istriku, Amel. Tempatmu di sini.” Amel menunduk, menatap pergelangannya yang nyaris kebas di dalam genggaman itu. “Lepas, kak,” desisnya lirih. Tapi Jonathan tak peduli. Sorot matanya keras, tajam, penuh tuntutan. “Lepas! Tanganku sakit!” seru Amel, bergetar dan panik. Ia berusaha menarik diri, tapi cengkraman itu justru makin menguat. Rautnya memucat. Tangis yang sudah ditahannya sejak tadi nyaris meledak.Dan dalam satu gerakan cepat, Jonathan menariknya, membuat tubuhnya terayun ringan dan terdorong ke dalam kamar. Pintu menutup dengan hentakan yang tak terlalu keras, tapi cukup membuat dadanya berdegup kencang. “Ini rumahmu.” Suara Jonathan terdengar berat di keheningan yang mendadak mencekam. “Tempatmu di sini. Di sisiku.”Amel berdiri terpaku. Pandangannya jatuh pada tempat tidur b

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 23. Kepercayaan yang sudah hilang

    Amel perlahan mengangkat kepalanya. Pandangannya basah, tapi sorot itu tetap tegar, seolah ia memaksa dirinya untuk tidak runtuh di depan Jonathan. “Kamu menyuruhku untuk percaya, tapi setiap kali aku mencoba, selalu ada alasan untukku berhenti.” Suara Amel pecah di akhir kalimat, membuat dada Jonathan seperti diremuk.“Amel?” Jonathan melangkah setengah, tangannya terangkat ragu, seakan ingin menyentuh pipi itu, menghapus air mata yang jatuh diam-diam.Tapi Amel mundur. Hanya setapak, tapi cukup untuk membuat tangannya terhenti di udara. “Sudah cukup, kak. Aku tidak mau berdebat lagi. Apapun yang kamu lakukan aku sudah tidak peduli lagi. Mau itu kamu bertemu Fidya tanpa dan atau sepengetahuanku. Itu pilihanmu,” ujarnya sebelum berbalik dan melangkah masuk ke rumah. Meninggalkan dua pria dewasa itu di sana. Jonathan menunduk. Kepalan tangannya bergetar di sisi tubuh. Dalam diam, ia tahu ia lebih takut kehilangan Amel daripada apa pun yang sudah pernah ia perjuangkan seumur hidupnya

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 22. Simponi luka dan ambisi

    Marcell mendekat berdiri disamping Amel, nada suaranya turun beberapa oktaf saat dia berbicara. “Kita mulai malam ini,” ucapnya pelan. “Tapi ingat baik-baik, Amel, setelah kamu memilih melangkah bersamaku, tidak akan ada jalan kembali. Ada dipihakku itu berarti kamu milikku.”Amel merasakan tengkuknya menghangat. Entah oleh takut atau marah. “Apa maksudmu dengan ‘jadi milikmu’?” tanyanya dengan nada waspada. Marcell menatapnya lekat. “Maksudku sederhana. Aku akan memastikan tidak ada yang berani merendahkanmu lagi. Tapi ada satu syarat.”Jeda panjang. Amel mengecap bibir, lidahnya mendadak kering. “Syarat apa?”“Libatkan aku dalam setiap langkahmu. Sekecil apa pun. Tidak ada rahasia di antara kita. Dan….” Ia menarik napas pelan, lalu menyeringai tipis. “Jangan pernah mencoba pergi diam-diam.”Amel mendengus. “Aku bukan boneka, kak Marcell. Jangan mengatur hidupku!” Marcell terkekeh pelan. “Aku tidak pernah menganggapmu boneka, Amel. Kamu lebih dari pada itu.” Tatapan mereka bertau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status