Share

Mendapatkan Cinta Sang Taipan
Mendapatkan Cinta Sang Taipan
Penulis: Zelda

Bab 1

Penulis: Zelda
Udara dingin perlahan-lahan menyerbu seluruh Kota Handar. Ketika berdiri di pinggir jalan, hawa dingin yang menusuk bisa terasa meskipun tubuh terus bergerak.

Rahcel Staffor berjalan di jalanan sambil membawa dua kantong besar bahan makanan segar.

Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti di dekatnya.

Begitu jendela mobil diturunkan, Rachel menoleh. Awalnya, dia merasa terkejut, sebelum akhirnya menunjukkan senyuman.

"Bu Camila, kebetulan sekali."

Mata Camila menyiratkan perasaan yang kompleks ketika dia bertanya, "Apa kamu nggak merasa dingin berjalan di jalanan seperti ini?"

Rachel menjawab dengan patuh, "Nggak. Aku memesan dua bungkus sayuran segar dari petani. Aku baru saja mengambilnya dan akan segera kembali ke mobil."

Camila jelas mengetahui penyebabnya. Raut wajahnya berubah tidak senang.

Dia seperti menekan amarahnya ketika berujar, "Apa kamu masih bekerja menjadi dokter biasa di Rumah Sakit Handar?"

Rachel menjawab, "Ya ...."

Wajah Camila menunjukkan kekecewaan. Dia bahkan tidak repot-repot menyembunyikannya lagi.

Camila berkata, "Sudah bertahun-tahun berlalu, kenapa kamu masih terobsesi dengan Gavin Finston itu? Saat menjadi muridku dulu, aku nggak menyadari kalau kamu adalah orang yang begitu terobsesi pada cinta."

"Hanya demi bisa bersama Gavin, demi memiliki cukup waktu menemaninya, kamu rela menjadi dokter biasa. Dengan kemampuanmu, sekarang juga kamu bisa bergabung denganku di fakultas kedokteran untuk penelitian ilmu kedokteran. Di masa depan, kamu bisa menjadi profesor termuda di bidang kedokteran di Negara Anjaya. Kenapa kamu bersikeras dengan satu pilihan saja? Siapa yang nggak tahu kalau Gavin itu selalu dikelilingi wanita cantik? Untuk apa kamu bersusah payah melakukan ini?" lanjut Camila.

Rachel hanya menundukkan kepalanya.

Dia tahu bahwa dirinya telah mengecewakan kepercayaan gurunya.

"Bu Camila, maafkan aku. Aku dan Gavin sudah bertunangan," ujar Rachel.

Camila jelas terkejut dengan berita ini. Kemudian, raut wajahnya tampak penuh kekecewaan.

Haih.

Sungguh keras kepala!

Camila merasa sangat marah hingga tidak berniat bicara lagi. Dia langsung menaikkan jendela mobilnya.

Mobil melaju pergi, sementara Rachel memandang lampu belakang mobil sambil menghela napas pelan.

Orang yang paling Rachel kecewakan adalah guru yang telah membimbingnya dengan susah payah ini. Rachel juga tahu bahwa Camila menegurnya karena sangat memedulikan dirinya.

Namun, cintanya kepada Gavin juga tulus.

Rachel mungkin keras kepala, tetapi ini adalah pilihannya sendiri.

Jika bukan karena Gavin, Rachel mungkin sudah mati terkubur api dalam kebakaran delapan tahun yang lalu.

Semua yang terjadi sekarang adalah pilihan Rachel sendiri, tidak ada yang perlu disesali.

...

Langit sudah mulai gelap. Di langit yang remang-remang, sudah ada orang yang tidak sabar untuk mulai menyalakan kembang api.

Vila Azalea.

Rachel memarkirkan mobilnya, membuka pintu, lalu berjalan menuju vila sambil membawa bahan makanan.

Vila Azalea adalah vila tepi danau. Tidak jauh dari vila ada Sungai Linnea yang terkenal di Kota Handar. Saat ini di tepi sungai, kembang api muncul satu demi satu, sementara suara keramaian terus terdengar.

Setiap malam tahun baru, banyak orang yang akan berkumpul di tepi Sungai Linnea.

Rachel sudah terbiasa dengan hal ini. Dia tersenyum melihat kembang api yang indah. Namun, untuk bisa segera menyiapkan makanan yang lezat, Rachel tetap berjalan dengan cepat menuju vila.

Namun, baru saja berjalan beberapa langkah, Rachel mendengar suara tawa mengejek dari arah sungai.

"Gavin! Kamu datang terlambat sekali!"

"Di sini, di sini!"

Langkah Rachel terhenti. Dia melihat ke arah sungai tanpa sadar.

Gavin?

Apakah Gavin sudah kembali?

Suara itu terdengar seperti teman baik Gavin, Marco Dastan.

Sepertinya Gavin ada di tepi sungai. Setelah berpikir sejenak, Rachel berjalan ke arah sungai sambil membawa kantong belanjaannya.

Hari ini adalah malam tahun baru. Jika Gavin sedang dalam suasana hati yang baik, pria itu mungkin akan ikut pulang untuk memasak bersamanya. Bisa ditemani oleh pria itu adalah sebuah kebahagiaan bagi Rachel ....

Rachel tahu bahwa dirinya mungkin terlalu berharap, tetapi dia tetap tidak bisa menahan diri untuk mencari Gavin.

Begitu sampai di tepi sungai, terdengar suara ledakan keras. Sebuah kembang api besar muncul di atas kepala Rachel.

Kembang api sangat indah hingga membuat Rachel mendongak sambil tersenyum penuh ketulusan.

Pada saat ini, ketika pandangannya perlahan kembali ke tanah, Rachel tiba-tiba melihat pemandangan lain.

Di bawah kembang api, sosok ramping seorang wanita bersandar manja di pelukan seorang pria.

"Kak Gavin, mungkin sebaiknya aku pergi dulu. Bagaimana kalau Kakak melihat kita bersama?"

Suara arogan seorang pria terdengar.

"Memangnya kenapa kalau dia melihat kita bersama? Aku memang bertunangan dengannya, tapi itu karena aku dipaksa oleh orang tuaku. Aku juga sudah mengatakan dengan sangat jelas pada wanita itu, kami memang bertunangan, tapi kami tetap akan menjalani hidup masing-masing. Nggak ada yang boleh saling mengganggu."

Ketika membicarakan Rachel, nada Gavin terdengar meremehkan.

"Lagi pula, wanita itu nggak mengizinkanku menyentuhnya. Katanya, dia punya semacam gangguan kontak fisik. Aku nggak tahu apa dia benar-benar sakit atau hanya pura-pura! Dia itu orang yang sok suci! Dia nggak sepertimu yang begitu menggemaskan, Sayang! Setiap bagian di tubuhmu begitu lembut!"

"Nakal! Kak Gavin, kamu sangat nakal!"

Rachel berdiri beberapa meter dari mereka. Tangannya menggenggam kantong belanja dengan makin erat.

Di bawah cahaya yang remang-remang, Rachel masih bisa melihat dengan jelas wajah samping Gavin yang tidak asing, serta wanita dalam pelukan pria itu.

Yasmin Staffor.

Adik tirinya yang seayah berbeda ibu.

Ibu Rachel meninggal lebih awal, sementara ayahnya menikah lagi. Di seluruh Keluarga Staffor, selain neneknya yang menyayangi Rachel, semua orang lebih menyukai Yasmin.

Rachel sudah mengetahui bahwa Yasmin menyukai Gavin. Namun, Rachel tidak menyangka wanita itu akan mendapatkan Gavin secepat ini.

Pada saat ini, tawa dan seruan menggoda dari teman-teman di sekitar mereka terdengar.

"Astaga, pemandangan yang memukau, malam yang indah, dengan gadis cantik dalam pelukan. Bagaimana Pak Gavin masih bisa menahan diri? Cium saja!"

"Cium, cium!"

Senyum jahat muncul di bibir Gavin. Kemudian, dia memegang wajah Yasmin dan langsung mencium wanita itu tanpa ragu.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status