Share

Bab 5

Penulis: Zelda
Rachel hari ini mengenakan gaun berwarna merah muda dengan pinggiran biru. Rok pendek, pinggang ramping, serta kulit putih yang mulus. Dia tidak tampak terlalu mencolok, tetapi juga tidak sederhana, sangat sesuai dengan kepribadiannya.

Rachel berjalan masuk dengan senyum simpul di wajahnya.

"Nenek."

Stella jelas menunjukkan sikap yang berbeda terhadap Rachel. "Cepat kemarilah, Nenek sudah lama menunggumu."

Perbedaan sikap Stella jelas terasa. Meskipun semua orang tahu bahwa Stella sangat menyayangi Rachel, tatapan mereka masih menunjukkan kecemburuan.

Yasmin yang masuk belakangan diam-diam mengepalkan tangannya.

Selalu seperti ini. Padahal semua orang paling menyukai dirinya, tetapi kenapa justru Stella paling menyukai Rachel?

Jika Stella hanya seorang wanita tua biasa, mungkin tidak akan masalah. Namun, ironisnya kendali Keluarga Staffor masih berada di tangannya. Dia adalah pengambil keputusan di Keluarga Staffor. Itulah sebabnya perayaan ulang tahunnya menjadi sangat meriah, karena Stella sangat dihormati di seluruh lingkaran kelas atas.

Rachel sudah berada di depannya. Pakaiannya tidak seanggun yang sengaja dikenakan Yasmin, tetapi pakaian ini membuatnya terlihat lebih lincah saat berjalan. Dia tampak seperti asap dan kabut, keindahan yang melampaui dunia.

Ketika Ivana melihat tangan Rachel yang kosong, dia sengaja mengejek, "Kamu dengan tangan kosong ke ulang tahun ke-70 Nenek?"

Stella sama sekali tidak keberatan, hanya terus tersenyum ketika berujar, "Nggak apa-apa, yang penting Rachel datang."

Rachel seolah-olah tidak mendengar kata-kata Ivana. Dia hanya duduk dengan santai di samping neneknya sambil berkata, "Nenek belum minum obat hari ini, 'kan?"

Ketika mendengar ini, wajah Stella berubah menjadi murung. Kemudian, dia seperti anak kecil yang mencoba menyenangkan, "Rachel, aku tahu kalau obatmu manjur, tapi Nenek benar-benar nggak suka dengan rasa pahitnya. Setiap kali, aku harus meminumnya sambil mencubit hidungku."

Rachel tersenyum tanpa daya, lalu membalas, "Aku tahu. Jadi, kali ini aku membawa versi yang sudah diperbaiki. Aku menambahkan beberapa tanaman herbal untuk membuat rasanya nggak terlalu pahit, serta efeknya lebih kuat."

"Benarkah?" Stella dengan senang hati mengambil obat dari tangan Rachel, tidak lupa memujinya, "Aku tahu, Rachel memang paling sayang pada Nenek. Aku tahu kalau obat ini sangat berharga, jadi anggap saja sebagai hadiah ulang tahun dari Rachel untukku. Aku pasti akan meminumnya dengan baik."

"Minumlah sekarang," kata Rachel bersikeras.

"Baiklah, baiklah." Stella dengan patuh mendengarkan. Dia mengambil satu butir obat dengan gembira, lalu meminumnya dengan teh di sampingnya.

Beberapa anggota keluarga generasi muda saling berpandangan, mata mereka penuh dengan ketidakpuasan.

Seseorang segera angkat bicara dengan nada yang tidak puas.

"Nenek, kenapa Nenek begitu memercayai Rachel? Dia hanya seorang dokter biasa. Apakah obat yang dibuat oleh dokter seperti itu benar-benar bisa diminum?"

Stella menunjukkan ketidaksenangan setelah mendengar nada kecemburuan yang jelas dalam kata-kata itu.

"Apa yang kalian mengerti?"

Beberapa orang langsung menundukkan kepala setelah ditatap oleh Stella. Bagaimanapun juga, Stella adalah figur otoritas dalam seluruh keluarga.

Kemudian, Stella melanjutkan, "Lagi pula, bakat medis Rachel sangat tinggi. Kalau dia mau, dia bisa mencapai prestasi sebesar apa pun. Hanya saja, dia nggak menginginkannya."

Itulah sebabnya Stella sangat memercayai obat yang dibuat oleh Rachel.

Yasmin dan yang lainnya saling berpandangan, jelas merasa tidak puas dalam hati.

"Dia pikir dia bisa mencapai apa pun yang dia inginkan? Memangnya dia siapa? Nenek percaya semua yang dia katakan."

Rachel mendengarkan semua ini dengan tenang, terlalu malas untuk berdebat.

Rachel memastikan neneknya selesai meminum obat, lalu maju untuk membantu memapahnya. Dia berkata, "Baiklah, para tamu seharusnya sudah datang semua. Aku akan membantumu berjalan keluar."

Stella tersenyum, memegang tangan Rachel sambil berkata, "Baiklah."

Rachel membantu Stella berjalan di depan, sementara sekelompok orang yang berjalan di belakang berbisik-bisik tanpa ragu.

"Lihatlah, apa gunanya memberikan begitu banyak hadiah? Semuanya sia-sia saja. Hanya dengan satu butir obat, Rachel sudah merebut hati Nenek."

"Nenek menyukai Rachel bukan hanya sehari dua hari saja. Sebenarnya apa pesona yang dimiliki Rachel itu?"

Ada juga beberapa orang yang berbisik lebih pelan, menertawakan situasi ini.

"Tapi kita masih beruntung. Lihat saja Yasmin. Dia menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli perhiasan mahal, tapi bukankah dia akan tetap diabaikan oleh Nenek?"

"Inilah perbedaannya. Jangan mengira kita nggak bisa melihatnya. Apa Yasmin masih ingin bersaing dengan Rachel untuk mendapatkan kasih sayang? Perbedaannya terlalu jauh!"

"Hehe."

Ivana dan Yasmin berjalan bersama dengan yang lain, jadi kata-kata ini jelas terdengar di telinga mereka.

Wajah Ivana terlihat muram, tetapi tidak akan baik untuknya marah di sini. Wajah Yasmin juga tampak memerah karena amarah.

Yasmin diam-diam bertekad. Tak peduli apa pun yang terjadi, tak peduli seberapa besar pengorbanannya, dia pasti akan merebut semua yang dimiliki Rachel!

Di tempat pesta, suasananya begitu mewah dan elegan. Berbagai macam orang tampak berlalu-lalang.

Para pengusaha berbicara satu sama lain, membicarakan bisnis, mengenal mitra baru, menjadikan pertemuan semacam ini sebagai cara untuk memperluas koneksi.

Sementara para istri dari keluarga kaya juga berkumpul bersama, berkelompok tiga hingga lima orang sambil memegang gelas sampanye. Masing-masing saling memamerkan atau menilai berbagai gosip yang beredar dengan angkuh.

Ada begitu banyak topik pembicaraan. Rasanya hanya kurang camilan untuk menemani.

Ketika melihat orang-orang dari Keluarga Staffot keluar, semua orang langsung mengalihkan perhatian.

"Seluruh keluarga besar sudah keluar. Wah, Bu Stella benar-benar tampak penuh semangat. Dia tetap anggun seperti dulu, terlihat sangat sehat."

"Aku dengar, selama ini dia dirawat oleh Rachel, cucunya yang seorang dokter. Aneh sekali. Kenapa Bu Stella begitu percaya pada Rachel yang hanya seorang dokter biasa?"

"Itu berarti Rachel bukanlah orang yang sederhana. Harus diakui, dia memang sangat pintar. Dia tahu kalau mendapatkan simpati dari Bu Stella yang memegang kendali Keluarga Staffor lebih berharga dari segalanya. Lihat saja, pertunangan yang baru diumumkan terakhir kalinya. Dia bertunangan dengan CEO Grup Finston, Gavin Finston. Kalau nggak, bagaimana mungkin seorang anak perempuan yang ibunya sudah meninggal serta nggak mendapat kasih sayang, bisa mendapatkan posisi tinggi seperti itu?"

"Ya, ya. Sesuai dengan status Keluarga Staffor, harusnya Yasmin yang lebih cocok untuk menikah dengan Gavin. Bagaimanapun juga, kedua orang tuanya masih ada. Kemungkinan besar, dia yang akan mengambil alih Grup Staffor di masa depan."

Seseorang tiba-tiba merendahkan suaranya.

"Omong-omong, Grup Finston juga bukan milik Gavin, 'kan?"

"Apa maksudmu?"

"Gavin hanya mengendalikan kantor cabang Grup Finston di Negara Anjaya. Kantor pusat Grup Finston ada di luar negeri. Selama bertahun-tahun, pengendali Grup Finston, Pak Randy dan putra yang paling disayanginya berada di luar negeri. Pewaris utama yang ditunjuk oleh Pak Randy bukanlah Gavin. Kepemilikan saham Gavin di Grup Finston juga hanya sepuluh persen. Perannya sekarang adalah berpartisipasi dalam manajemen. Kendali sebenarnya atas Grup Finston telah diserahkan pada orang itu oleh Pak Randy."

"Siapa?"

Para wanita itu saling bertukar pandangan, lalu kembali berdiskusi dengan suara yang lebih rendah, "Tentu saja dia adalah pemuda yang sudah memiliki pengaruh besar di dunia bisnis, yaitu Paman Gavin, Caden Finston!"

"Aku dengar dia baru saja kembali, tapi ...."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status