Share

Bab 6

Author: Zelda
Sebuah suara tiba-tiba terdengar lewat mikrofon.

"Para tamu undangan, selamat datang di pesta ulang tahun Bu Stella. Para tamu kehormatan sudah hampir semuanya hadir, mari kita mulai acara secara resmi."

Suara pembawa acara di atas panggung terdengar merdu. Dia berdiri di tengah panggung dengan postur gagah, tampak sangat elegan.

Kalimat itu langsung menarik perhatian para wanita sosialita yang langsung menoleh ke atas panggung.

Seluruh dekorasi pesta ulang tahun tampak luar biasa mewah, menggabungkan gaya Timur dan Barat, sangat sesuai dengan selera Stella. Di latar belakang panggung, terlihat jelas hiasan kata ulang tahun yang terpampang mencolok.

Tulisan itu melenggang indah seperti burung yang menari di awan. Sebuah karya kaligrafi yang ditulis langsung oleh sahabat Stella, sekaligus kaligrafer paling terkenal di Negara Anjaya.

Stella berdiri dengan anggun di bawah sorotan lampu, dikelilingi oleh Keluarga Staffor. Di sisi kirinya berdiri putra sulungnya, James Staffor. Sementara di sisi kanannya, tak lain adalah Rachel.

Sementara itu, Yasmin bersama para junior lainnya ditempatkan jauh di pinggir. Genggaman tangan Yasmin mengepal erat, sorot matanya penuh dengan rasa iri.

Bahkan menantu perempuan Stella, Ivana, hanya berdiri di sisi James. Sementara Rachel berdiri di posisi sentral yang nyata.

Baru pada saat inilah semua orang tersadar betapa Stella benar-benar menyayangi Rachel. Hanya dari posisi berdiri saja, semua sudah terlihat jelas.

Rachel kehilangan ibunya sejak kecil, sementara ayahnya menikah lagi. Menurut logika, orang seperti dia seharusnya tidak punya posisi apa pun dalam keluarga besar. Namun, entah kenapa dia seolah memiliki daya tarik yang tak terlihat, membuat Stella justru paling menyayanginya.

Pada saat ini, Gavin berdiri di bawah panggung, dikelilingi oleh rekan bisnis yang menjilatnya. Dia memegang segelas sampanye di tangan, sementara tatapannya tertuju ke arah Rachel yang ada di atas panggung.

Hari ini Rachel tampil sangat cantik. Tubuh rampingnya terlihat anggun ketika dia berdiri di sisi Stella. Auranya tampak begitu hidup, sementara kulit putih beningnya seperti porselen. Meskipun hanya memakai riasan tipis, Rachel tetap terlihat memukau.

Gavin dengan santai menyesap sampanye.

Secara objektif, Rachel memang cantik. Yasmin adalah tipe wanita dengan kecantikan yang menggoda, sedangkan Rachel berbeda. Dia adalah tipe kecantikan yang memikat hati secara halus, anggun dan tak tersentuh. Membawa perempuan seperti itu ke mana pun akan sangat membanggakan.

Karena selama Rachel mau, pasti akan ada banyak pria yang rela berkorban demi dirinya hanya dengan satu lirikan mata dari Rachel.

Namun, wanita ini justru hanya menyukai Gavin, menempel tanpa malu, membuat dirinya menjadi membosankan.

Terlebih lagi, Rachel mengidap penyakit yang aneh. Sekali pun Rachel bisa bertahan saat ini, tetapi apa gunanya jika nanti setelah menikah dia tidak punya kemampuan apa pun di tempat tidur? Dalam hal ini, bagaimana Rachel bisa dibandingkan dengan Yasmin?

Yasmin benar-benar seperti iblis kecil ketika di tempat tidur ....

Gavin tersenyum simpul, menggoyangkan gelas sampanye dengan malas. Saat ini, semua kendali ada di tangannya. Bagaimanapun juga, Rachel tidak bisa dilepaskan. Gavin tetap harus menenangkan perasaannya, karena wanita itu adalah tunangannya.

Ketika Gavin sudah merasa bosan dengan Yasmin, baru mungkin Gavin akan mempertimbangkan untuk menoleh ke arah Rachel.

Itu pun sudah dianggap sebagai keberuntungan untuk Rachel.

Namun, ada yang aneh. Meskipun mereka baru saja bertengkar, kenapa kondisi Rachel hari ini justru terlihat lebih baik?

Wajah Gavin langsung berubah menjadi dingin, sementara dia mendengus pelan.

Biasanya, Rachel akan langsung menyambutnya dengan penuh kebahagiaan di acara seperti ini. Namun, hari ini Rachel bahkan tidak datang mendekat sedikit pun.

Gavin sama sekali tidak merasa terancam, hanya mengira ini adalah salah satu trik baru Rachel.

Silakan saja berpura-pura terus. Gavin ingin melihat sampai kapan Rachel bisa bertahan.

Pembawa acara di pesta ulang tahun ini adalah pembawa acara nomor satu di Kota Handar. Dia sangat piawai dalam mencairkan suasana. Saat ini, dia berjalan ke arah Stella.

"Bu Stella, semoga kamu selalu diberkahi dengan umur panjang. Hari ini benar-benar hari yang membahagiakan. Aku dengar cucu perempuanmu juga baru saja bertunangan!"

Wajah Stella tampak berseri-seri penuh suka cita. Dia menjawab, "Benar, cucu kesayanganku, Rachel."

Pembawa acara segera menimpali, "Kalau begitu, bagaimana kalau kita mengundang calon cucu menantumu ke atas panggung? Aku dengar Pak Gavin ini adalah pemuda yang berbakat. Dia mengelola kantor cabang Grup Finston di Kota Handar dengan sangat baik!"

Tentu saja Stella merasa senang. Anggota Keluarga Staffor lainnya juga menunjukkan wajah ceria. Bagaimanapun juga, orang ini adalah anggota Keluarga Finston. Kerja sama di antara kedua keluarga tentu akan menguntungkan.

Hanya Rachel yang menundukkan kepala dengan ekspresi dingin.

Sebelum datang tadi, dia sebenarnya sudah berniat memberitahu Stella untuk membatalkan pertunangan ini. Namun, pernikahan ini bukan hanya masalah pribadi. Ini menyangkut perjodohan dua keluarga besar. Dampaknya tidak kecil.

Pernikahan di kalangan keluarga kelas atas memang rumit, karena bisa memengaruhi perkembangan perusahaan masing-masing, bahkan pergerakan saham.

Jadi, Rachel berniat menunggu sampai acara selesai untuk bicara secara pribadi dengan kedua keluarga. Ini juga demi mengurangi dampak seminimal mungkin.

Gavin mengangkat alis ketika mendengar undangan dari pembawa acara serta desakan dari orang tuanya. Dia pun meletakkan gelas sampanye, lalu berjalan ke arah panggung.

Satu tangannya dimasukkan ke saku, wajahnya tampan serta sikapnya tampak acuh tak acuh. Ini membuat beberapa gadis sosialita langsung memandangnya dengan tatapan kagum.

Namun, tepat ketika Gavin baru saja melangkah ke atas panggung ....

Layar besar di belakang panggung tiba-tiba berkilat, lalu langsung menampilkan sebuah gambar.

Semua orang tertegun, langsung menoleh ke arah layar besar itu.

Orang-orang di panggung juga kaget, langsung ikut menoleh. Ketika melihat adegan dalam gambar itu, mata Rachel langsung membelalak.

Yang terlihat di layar adalah ....

Pada malam tahun baru, di bawah langit yang dipenuhi kembang api, seorang pria dan wanita berciuman dengan penuh gairah.

Karena cahaya kembang api yang terang, serta kualitas video yang sangat jelas, semua orang bisa langsung mengenali bahwa pria dalam video itu adalah Gavin, pemuda yang sedang berdiri di atas panggung!

Sementara untuk wanita itu ....

Orang-orang langsung mengenalinya dengan cepat!

Bukankah itu ... Yasmin, putri Keluarga Staffor yang lain?

Gavin bukannya bermesraan dengan Rachel yang adalah tunangannya, tetapi dia secara terang-terangan mencium Yasmin dengan penuh gairah di depan umum?

Seakan ada ledakan keras.

Suasana di lokasi langsung berubah heboh!

Tak ada seorang pun yang menyangka bahwa akan ada kejutan sebesar ini di pesta ulang tahun Stella!

Wajah Stella langsung berubah drastis. Semua tetua Keluarga Stella dan Keluarga Finston juga menunjukkan wajah murka!

"Apa yang terjadi di sini?"

Orang tua Gavin segera melangkah maju, memandangnya dengan tatapan penuh amarah.

"Gavin, jelaskan semua ini pada kami! Apa maksud semua ini?"

Wajah Gavin kini tampak sangat muram.

Tatapannya perlahan menyapu seluruh ruangan, hingga akhirnya berhenti di wajah Rachel.

Dia tertawa sinis, lalu mengatakan kata demi kata.

"Rachel, ini ulahmu, 'kan?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status