Share

Bab 7

Penulis: Zelda
Ekspresi Gavin tampak begitu dingin.

Selain Rachel, siapa lagi yang bisa melakukan ini?

Rachel menatapnya balik tanpa menghindar, lalu membalas, "Bukan aku."

"Heh!" Gavin tertawa geram karena marah. "Sudut pengambilan video itu jelas dari posisi tempatmu berdiri waktu itu. Apa kamu masih ingin berbohong? Rachel, selama ini aku mengira kalau kamu hanya bodoh, tapi ternyata kamu bodoh dan jahat!"

Begitu mendengarnya, Stella langsung berteriak marah, "Gavin, Rachel itu cucuku. Apa-apaan sikapmu ini?"

Yasmin melangkah maju dengan hati-hati. Air mata menggantung di pelupuk mata ketika dia berkata, "Nenek, aku juga nggak tahu ... bagaimana ini bisa terjadi ...."

Stella langsung membentak, "Gavin itu adalah tunangan kakakmu, berarti dia adalah kakak iparmu! Kamu bisa melakukan hal seperti ini di depan umum, apa kamu masih nggak malu memasang tampang menyedihkan? Kamu sudah mencemarkan nama baik Keluarga Staffor!"

Ivana maju untuk membela, "Bu, bagaimanapun juga Yasmin itu seorang wanita, dia yang akan dirugikan. Apa yang dia ketahui? Nggak peduli apa pun yang terjadi, kamu tetap harus membela cucumu sendiri, 'kan?"

Stella langsung membalas dengan penuh amarah, "Kalau aku membela Yasmin, lalu siapa yang akan membela Rachel?"

Ketika mendengar perkataan neneknya, hati Rachel terasa hangat. Dia menunduk memandangi tangan neneknya yang menggenggam erat tangannya. Perlindungan itu bisa terasa dengan jelas terasa tanpa perlu diucapkan.

Rachel menatap Gavin dan Yasmin dengan pandangan dingin. Awalnya, Rachel tidak berniat menyelesaikan urusannya dengan Gavin di depan umum. Namun, sekarang semua sudah tidak bisa dihindari.

Melihat kedua orang tuanya langsung dibentak Stella ketika mencoba membujuknya, Yasmin makin merasa tertekan. Air matanya berkilauan saat dia menatap Gavin dengan wajah menyedihkan, terlihat sangat tak berdaya.

Saat Gavin melihat Yasmin yang ketakutan seperti itu, dia tidak bisa menahan diri. Gavin langsung melangkah mendekat untuk berdiri di samping Yasmin.

"Ini semua nggak ada hubungannya dengan Yasmin. Aku sendiri yang mengejarnya. Aku menyukainya," ujar Gavin.

Begitu kata-kata itu terucap, para tamu langsung terkejut.

Apa maksudnya ... Gavin mengakui skandal ini?

Stella hendak bicara, tetapi Ivana bergerak lebih cepat darinya.

"Bu, kamu jangan marah dulu. Masalah perasaan itu melibatkan dua orang, nggak akan bisa kalau sepihak. Kalau memang Rachel dan Gavin saling mencintai, Gavin nggak akan jatuh cinta pada Yasmin. Lagi pula, pertunangan ini awalnya ditentukan olehmu dan Pak Randy. Di zaman sekarang, rasanya nggak tepat untuk melakukan perjodohan seperti itu, 'kan?"

Mendengar perkataan Ivana serta suara bisik-bisik para tamu, sudut bibir Rachel terangkat membentuk senyuman dingin.

Ivana benar-benar pandai memainkan trik lamanya untuk merebut hati orang-orang. Dia mengubah skandal perselingkuhan menjadi kisah cinta sejati.

Sekarang, justru Rachel yang tampak seperti perusak hubungan.

Stella langsung membentak, "Kamu nggak berhak mencampuri urusan para tetua!"

Stella juga merasakan ada yang berbeda pada emosi Rachel. Dia menepuk tangan cucunya, lalu berkata dengan nada serius, "Rachel, kamu jangan khawatir, Nenek pasti akan membelamu!"

Rachel menggelengkan kepala, tak ingin membuang waktu lebih lama. Dia juga tidak ingin membuat neneknya makin cemas.

Dengan suara tegas, Rachel berkata, "Nenek, aku sudah memutuskan. Aku ingin membatalkan pertunangan ini."

Ketika mendengar hal itu, mata Ivana langsung memancarkan kepuasan.

"Karena Rachel sendiri yang setuju untuk membatalkannya, bagaimana kalau begini saja, Bu. Kamu bisa memberi restu pada Yasmin dan Gavin. Dengan begitu, hubungan antara Keluarga Staffor dan Keluarga Finston akan tetap terjaga, semua orang pun akan senang! Bukankah benar begitu?" ujar Ivana.

Ketika mendengar ini, wajah Stella langsung pucat karena amarah.

Semua orang senang? Bagaimana bisa wanita ini mengucapkan itu dengan tidak tahu malu?

Rachel menatap Ivana dengan tatapan tajam, eskpresinya sangat dingin. Kemudian, dia perlahan melangkah ke depan, berdiri di hadapan neneknya. Sepasang mata dinginnya menyapu ke arah Ivana.

"Kelihatannya kamu belum puas, ya? Awalnya, anakmu berselingkuh dengan Gavin. Aku bahkan merasa muak untuk membicarakan masalah itu, jadi aku memilih untuk mundur. Tapi sekarang kalian malah makin mendesak, bahkan memaksa nenekku menyetujui hubungan mereka? Kamu berharap anakmu akan langsung menggantikanku tanpa jeda. Bukankah caramu ini terlalu memalukan? Pikiran busuk kalian hampir terpampang dengan jelas!"

Ivana langsung tidak bisa menahan diri mendengar ucapan Rachel, "Bagaimana bisa kamu mengatakan ini? Aku ini tetap orang yang lebih tua!"

Rachel tertawa dingin. "Ivana, kamu juga harusnya tahu, nggak peduli bagaimanapun juga, anakmu adalah orang ketiga! Sekarang kamu ingin bersikap sok suci! Apa kalian nggak bisa bersikap tahu malu sedikit?"

"Kamu!"

Ivana naik pitam, sementara Yasmin buru-buru melangkah maju. Dia menggigit bibir sambil menangis dengan menyedihkan, "Kakak, jangan memarahi ibuku .... Kita ini satu keluarga. Kak Gavin menyukaiku, aku juga nggak bisa melakukan apa-apa. Aku juga nggak tahu kenapa kamu nggak bisa sebaik aku. Padahal kamu sudah berada disampingnya selama delapan tahun, tapi dia tetap membencimu ...."

Ivana langsung menimpali, "Benar sekali! Rachel, kalau kamu nggak bisa mempertahankan hati laki-laki, jangan menyalahkannya! Coba kamu lihat dirimu sendiri. Kamu sudah mengejar Gavin selama delapan tahun, tapi apa hasilnya?"

Tangan Rachel tiba-tiba mengepal erat.

Perbuatan paling bodoh dalam hidupnya, kini dijadikan bahan tertawaan di depan umum.

Dia telah mengejar Gavin selama delapan tahun lamanya, memberi pria itu seluruh hatinya. Namun, akhirnya pria itu justru jatuh cinta pada adiknya. Penghinaan ini ....

Ketika melihat wajah Rachel yang muram, Ivana malah makin bangga.

"Jadi, aku rasa masalah ini bisa kita selesaikan sekarang saja. Para tamu yang terhormat, dengan memanfaatkan acara ulang tahun ini, kami juga akan mengumumkan kabar bahagia. Anakku Yasmin akan bertunangan dengan Pak Gavin dari Grup Finston ...."

Namun, sebelum Ivana bisa menyelesaikan ucapannya, suara dingin seorang pria mendadak terdengar.

"Kamu nggak punya hak untuk memutuskan urusan Keluarga Finston!"

Tubuh Ivana langsung menegang.

Semua orang ikut terdiam, lalu menoleh ke arah sumber suara.

Di bawah lampu gantung kristal emas yang megah, sosok seorang pria seolah turun dari langit. Tubuhnya tinggi tegap, wajahnya dingin bagaikan dewa. Hanya dengan satu pandangan saja, dia bisa memberikan tekanan luar biasa.

Saat semua orang berpaling untuk melihat siapa yang berbicara, mereka tertegun, lalu segera mengenalinya.

"Itu ... Caden Fisnton!"

"Kenapa Caden ada di sini? Bukannya dia baru saja pulang dari luar negeri?"

"Angin besar macam apa yang berembus hari ini? Kenapa Caden sampai datang ke sini?"

Pria yang berdiri di hadapan mereka ini adalah putra kesayangan presdir Grup Finston. Dia benar-benar bagaikan pangeran dari kalangan atas, penguasa sejati Grup Finston, serta tokoh besar di dunia bisnis, Caden Finston.

Orang tua Gavin pun tampak terkejut. Mereka tidak menyangka Caden akan datang ke sini.

Gavin sendiri pun terpana. "Paman ...."

Rachel juga melihat Caden.

Rachel sempat tertegun. Bukan karena aura kuat pria itu, melainkan karena pria ini tampak tidak asing.

Caden berjalan maju di bawah tatapan semua orang. Kakinya panjang semampai, membuat setiap langkah memancarkan aura yang makin kuat.

Jika Gavin memberikan kesan sebagai pemuda yang tampan dan liar, aura Caden jelas berada jauh di atasnya. Hanya dengan wibawa alaminya sebagai raja, dia sudah mengalahkan semua orang.

Ayah Gavin, Mario Finston, buru-buru melangkah maju bersama istrinya. Kemudian, dia bertanya dengan hati-hati, "Caden, kenapa kamu ada di sini?"

Caden menyapu mereka dengan tatapan dingin penuh tekanan.

"Seharusnya aku yang mengajukan pertanyaan itu. Grup Finston dilanda skandal memalukan hari ini, apa kalian nggak mau memberikan penjelasan?" balas Caden.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status